Dosen Bahasa Inggris FKIP UMSU Dibunuh Mahasiswanya Sendiri
A
A
A
MEDAN - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang seharusnya dijadikan peningkatan mutu kualitas pendidikan, tercoreng dengan ulah Roymardo Sah Siregar (20).
Mahasiwa Semester VI, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) itu tega membunuh mantan Dekan FKIP UMSU yang mengajar Bahasa Inggris Nurain Lubis (63) dengan cara menggorok lehernya.
Sebelum tewas, korban sempat dilarikan ke RS Imelda, di Jalan Bilal, Medan Timur. Malang, nyawanya tidak tertolong dan kobran menghembuskan nafas terakhirnya.
Ayu Harahap, salah seorang mahasiswa Nurain Lubis mengaku, dirinya mengenal Nurain sebagai sosok yang ramah dan lemah lembut. Terbukti, selama ini Nurain bukan orang yang suka memberikan kata-kata kasar kepada mahasiswa.
"Dulu sering teguran sama bunda (Nurain), orangnya ramah dengan mahasiswanya. Suka diskusi juga, makanya saya senang dengan bunda,” kata Ayu yang merupakan alumni FKIP UMSU tahun 2014, kepada wartawan, Senin (2/5/2015).
Nurain yang kerap dipanggil mahasiswanya Bunda ini juga dikenal sebagai dosen yang sering memberi motivasi kepada mahasiswa agar nantinya menjadi guru atau pengajar yang berkualitas.
Soal mendidik, Nurain juga selektif dalam memberikan nilai terhadap mahasiswanya. Karena baginya, nilai itu harus diberikan sesuai dengan kemampuan anak didiknya.
“Bunda itu punya kompetensi, jadi wajarlah kalau dia selektif memberikan nilai, dan rasanya selektif dia tidak pernah sampai dapat nilai yang jauh dari kemampuan mahasisnya,” terangnya.
Karena itu, saat mengetahui dosen yang selama ini memberikan bekal ilmu telah tiada dengan cara yang tidak manusiawi, Ayu sangat terkejut dan tidak percaya, apalagi pelaku adalah mahasiswa sendiri.
Hal serupa juga dikatakan Nur Haida Siagian, alumni mahasiswa FKIP tahun 2011. Dia mengatakan sosok Nurain sangat baik terhadap mahasiswa. Selama ini, almarhumah terkenal memperhatikan para mahasiswanya.
“Apapun yang dilakukan selama ini untuk kebaikan mahasiswanya pasti. Saya dulu ACC skripsi terakhir sama ibu. Banyak memberikan masukan dan saya rasa sangat bagus,” terangnya.
Padian Adi Siregar, salah seroang dosen yang merupakan rekan korban mengatakan, meskipun beda fakultas, dirinya mengenal Nurain sebagai sosok yang baik dan profesional dalam membimbing mahasisanya.
Karena itu, dia merasa heran dengan tindakan mahasiswanya yang tega membunuh orang yang selama ini memberikan ilmu kepadanya. “Selama saya kenal ibu (Nurain) orang baik. Mahasiswa juga banyak yang suka dengannya," ungkapnya.
Sementara itu, Rektor UMSU Agussani mengatakan, proses hukum tetap akan berjalan kepada pelaku. “Proses hukum tetap berjalan,” katanya singkat, saat berada di RSU Imelda Medan.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, Roymardo Sah Siregar, pelaku pembunuhan tercacat sebagai anggota KAMMI Komisariat UMSU dan menjabat sebagai Staf Magang Departemen Pengembangan Kader (DPK) Kammi Komisariat UMSU.
Mahasiwa Semester VI, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) itu tega membunuh mantan Dekan FKIP UMSU yang mengajar Bahasa Inggris Nurain Lubis (63) dengan cara menggorok lehernya.
Sebelum tewas, korban sempat dilarikan ke RS Imelda, di Jalan Bilal, Medan Timur. Malang, nyawanya tidak tertolong dan kobran menghembuskan nafas terakhirnya.
Ayu Harahap, salah seorang mahasiswa Nurain Lubis mengaku, dirinya mengenal Nurain sebagai sosok yang ramah dan lemah lembut. Terbukti, selama ini Nurain bukan orang yang suka memberikan kata-kata kasar kepada mahasiswa.
"Dulu sering teguran sama bunda (Nurain), orangnya ramah dengan mahasiswanya. Suka diskusi juga, makanya saya senang dengan bunda,” kata Ayu yang merupakan alumni FKIP UMSU tahun 2014, kepada wartawan, Senin (2/5/2015).
Nurain yang kerap dipanggil mahasiswanya Bunda ini juga dikenal sebagai dosen yang sering memberi motivasi kepada mahasiswa agar nantinya menjadi guru atau pengajar yang berkualitas.
Soal mendidik, Nurain juga selektif dalam memberikan nilai terhadap mahasiswanya. Karena baginya, nilai itu harus diberikan sesuai dengan kemampuan anak didiknya.
“Bunda itu punya kompetensi, jadi wajarlah kalau dia selektif memberikan nilai, dan rasanya selektif dia tidak pernah sampai dapat nilai yang jauh dari kemampuan mahasisnya,” terangnya.
Karena itu, saat mengetahui dosen yang selama ini memberikan bekal ilmu telah tiada dengan cara yang tidak manusiawi, Ayu sangat terkejut dan tidak percaya, apalagi pelaku adalah mahasiswa sendiri.
Hal serupa juga dikatakan Nur Haida Siagian, alumni mahasiswa FKIP tahun 2011. Dia mengatakan sosok Nurain sangat baik terhadap mahasiswa. Selama ini, almarhumah terkenal memperhatikan para mahasiswanya.
“Apapun yang dilakukan selama ini untuk kebaikan mahasiswanya pasti. Saya dulu ACC skripsi terakhir sama ibu. Banyak memberikan masukan dan saya rasa sangat bagus,” terangnya.
Padian Adi Siregar, salah seroang dosen yang merupakan rekan korban mengatakan, meskipun beda fakultas, dirinya mengenal Nurain sebagai sosok yang baik dan profesional dalam membimbing mahasisanya.
Karena itu, dia merasa heran dengan tindakan mahasiswanya yang tega membunuh orang yang selama ini memberikan ilmu kepadanya. “Selama saya kenal ibu (Nurain) orang baik. Mahasiswa juga banyak yang suka dengannya," ungkapnya.
Sementara itu, Rektor UMSU Agussani mengatakan, proses hukum tetap akan berjalan kepada pelaku. “Proses hukum tetap berjalan,” katanya singkat, saat berada di RSU Imelda Medan.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, Roymardo Sah Siregar, pelaku pembunuhan tercacat sebagai anggota KAMMI Komisariat UMSU dan menjabat sebagai Staf Magang Departemen Pengembangan Kader (DPK) Kammi Komisariat UMSU.
(san)