Tiga Ribu Peserta Semarakkan Solo 24 Jam Menari
A
A
A
SOLO - 24 Jam Menari 2016 kembali menghiasi Kota Solo saat peringatan hari tari dunia ke-10. Sekitar 3.000 penari dari 150 sanggar ambil bagian dalam moment yang berlangsung dua hari mulai Kamis 28 April 2016 sore hingga Jumat (29/4/2016).
Solo 24 Jam Menari mengambil sejumlah venue srategis di Kota Bengawan yang diawali dari kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.
Sedangkan venue lainnya adalah halaman Benteng Vastenburg, tiga mall, SMKN 8 Surakarta, dan Jalan Jendral Soedirman. Dari ribuan penari, dua diantaranya akan menari selama 24 jam penuh.
Yakni Samsuri, dosen ISI Solo dan Mudjo Setiyo, penari wayang orang Bharata Jakarta. "Ketika kata-kata serta tulisan tak lagi diberi makna sebagaimana mestinya, maka gerak raga tarian semoga dapat menyisipkan rasa kepada seluruh manusia tanpa terkecuali," ujar Steering Committee Solo 24 Jam Menari, Wasi Bantolo.
Samsuri mengawali dengan tarian Bimo Hambeksa disusul Mudjo dengan sajian pencak silat khas Betawi. Keduanya kemudian diarak ke pendopo ISI Solo untuk menghabiskan waktu menari hingga Jumat (29/4/2016) sore pukul 16.10 WIB.
Suguhan menari 24 jam di kampus ISI sudah rutin dilaksanakan. Tak hanya sekedar menari, even ini juga menampilkan buku yang merangkum perjalanan kegiatan menari 24 jam.
"Olah rasa dan gerak raga adalah catatan sejarah. Kami harus mengapresiasi tarian dari segala penjuru dengan berpegang perbedaan sebagai sebuah keberkahan," ujar Rektor ISI Solo Sri Rochana.
Selain dari Kota Solo, para penari yang tampil juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan delegasi dari Jerman, Meksiko, dan Jepang juga turut ambil bagian.
"Rangkaian tarian sebenarnya sudah dimulai sejak pagi. sehingga bisa dikatakan waktu penyelenggaraan lebih dari 24 jam," pungkas Ketua Pelaksana, Wahyu Eko Prihantoro.
Solo 24 Jam Menari mengambil sejumlah venue srategis di Kota Bengawan yang diawali dari kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.
Sedangkan venue lainnya adalah halaman Benteng Vastenburg, tiga mall, SMKN 8 Surakarta, dan Jalan Jendral Soedirman. Dari ribuan penari, dua diantaranya akan menari selama 24 jam penuh.
Yakni Samsuri, dosen ISI Solo dan Mudjo Setiyo, penari wayang orang Bharata Jakarta. "Ketika kata-kata serta tulisan tak lagi diberi makna sebagaimana mestinya, maka gerak raga tarian semoga dapat menyisipkan rasa kepada seluruh manusia tanpa terkecuali," ujar Steering Committee Solo 24 Jam Menari, Wasi Bantolo.
Samsuri mengawali dengan tarian Bimo Hambeksa disusul Mudjo dengan sajian pencak silat khas Betawi. Keduanya kemudian diarak ke pendopo ISI Solo untuk menghabiskan waktu menari hingga Jumat (29/4/2016) sore pukul 16.10 WIB.
Suguhan menari 24 jam di kampus ISI sudah rutin dilaksanakan. Tak hanya sekedar menari, even ini juga menampilkan buku yang merangkum perjalanan kegiatan menari 24 jam.
"Olah rasa dan gerak raga adalah catatan sejarah. Kami harus mengapresiasi tarian dari segala penjuru dengan berpegang perbedaan sebagai sebuah keberkahan," ujar Rektor ISI Solo Sri Rochana.
Selain dari Kota Solo, para penari yang tampil juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan delegasi dari Jerman, Meksiko, dan Jepang juga turut ambil bagian.
"Rangkaian tarian sebenarnya sudah dimulai sejak pagi. sehingga bisa dikatakan waktu penyelenggaraan lebih dari 24 jam," pungkas Ketua Pelaksana, Wahyu Eko Prihantoro.
(nag)