Gubuk Dibakar Orang, Pasutri di Aceh Tewas Terpanggang
A
A
A
ACEH - Pasangan suami istri (pasutri) yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga kebun di salah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Nagan Raya, Aceh, tewas terpanggang setelah gubuknya terbakar. Diduga, gubuk tersebut dibakar oleh orang tak dikenal.
Munir bersama istrinya, Nurul, yang diketahui bekerja sebagai penjaga kebun kelapa sawit ditemukan tewas terpanggang di gubuk di Desa Krung Itam, Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Minggu (24/4/2016) dini hari.
Diduga, pasutri itu menjadi korban pembunuhan berencana karena di sekitar lokasi ditemukan sejumlah barang bukti berupa obor, jeriken berisi minyak, dan topi yang diduga milik pelaku pembakaran.
Herman, anak korban, mengaku, ayahnya selama ini bekerja sebagai pegawai keamanan di perusahaan perkebunan sawit. Setiap malam, ayahnya tidur di barak milik perusahaan sawit.
Jasad ayah dan ibunya dievakuasi dari lokasi kejadian dalam posisi seperti tertidur berdekatan. Namun, menurut dia, sebelum dibakar ayahnya telah meninggal karena dibunuh.
Menurut warga setempat, gubuk yang berukuran 3x5 meter tersebut tidak mungkin terbakar, apalagi pintu gubuk tersebut hanya menggunakan kain.
Menurut Kapolres Nagan Raya AKBP Agus Andrianto, di lokasi kejadian ditemukan kejangggalan. Pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Diduga kuat, pasutri ini korban pembunuhan.
Jenazah pasutri ini telah dimakamkan dalam satu liang di pemakaman keluarga di kampung halamannya. Keluarga korban berharap pihak kepolisian bisa mengusut tuntas dan menangkap pelaku yang tega membakar pasutri miskin ini.
Munir bersama istrinya, Nurul, yang diketahui bekerja sebagai penjaga kebun kelapa sawit ditemukan tewas terpanggang di gubuk di Desa Krung Itam, Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Minggu (24/4/2016) dini hari.
Diduga, pasutri itu menjadi korban pembunuhan berencana karena di sekitar lokasi ditemukan sejumlah barang bukti berupa obor, jeriken berisi minyak, dan topi yang diduga milik pelaku pembakaran.
Herman, anak korban, mengaku, ayahnya selama ini bekerja sebagai pegawai keamanan di perusahaan perkebunan sawit. Setiap malam, ayahnya tidur di barak milik perusahaan sawit.
Jasad ayah dan ibunya dievakuasi dari lokasi kejadian dalam posisi seperti tertidur berdekatan. Namun, menurut dia, sebelum dibakar ayahnya telah meninggal karena dibunuh.
Menurut warga setempat, gubuk yang berukuran 3x5 meter tersebut tidak mungkin terbakar, apalagi pintu gubuk tersebut hanya menggunakan kain.
Menurut Kapolres Nagan Raya AKBP Agus Andrianto, di lokasi kejadian ditemukan kejangggalan. Pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Diduga kuat, pasutri ini korban pembunuhan.
Jenazah pasutri ini telah dimakamkan dalam satu liang di pemakaman keluarga di kampung halamannya. Keluarga korban berharap pihak kepolisian bisa mengusut tuntas dan menangkap pelaku yang tega membakar pasutri miskin ini.
(zik)