Bayi Perempuan di Bak Sampah Tewas Diikat Celana Dalam
A
A
A
YOGYAKARTA - Peringatan Hari Kartini di Yogyakarta diwarnai dengan peristiwa pembunuhan dan pembuangan bayi perempuan di lingkungan RT 18/04 Kotabaru, Gondokusuman.
Saat ditemukan, bayi yang terlihat dalam kondisi baru dilahirkan tersebut dalam kondisi mengenaskan, karena dililit dengan celana dalam dan kaus kaki di bagian leher dan kepalanya.
Petugas Kebersihan BLH Kota Yogyakarta Suwalib dan Karyadi yang pertama kali menemukan jasad bayi mengatakan, bayi dalam kondisi terbungkus tas plastik warna hitam.
Bayi tersebut dibuang oleh orang tidak dikenal di tempat pembuangan sampah sementara yang berada di samping kantor RRI Yogyakarta.
"Di tumpukan sampah kita tidak menyadari kalau itu adalah bayi. Saat dinaikkan ke atas truk, ada bagian plastik yang sobek dan terlihat darah. Setelah dilihat lagi, ada bayi di dalam plastiknya dan akhirnya langsung lapor," jelas Suwalib, kepada wartawan, Kamis (21/4/2016).
Sementara itu, petugas dari Polsek Danurejan yang dipimpin langsung Kapolsek AKP Eko Basunando setelah sampai di tempat kejadian hanya memindahkan jasad bayi dari atas truk sampah ke tempat yang lebih aman.
Untuk melakukan pemeriksaan awal, sebelum dilakukan pemeriksaan secara foresik, petugas dari Polsek Gondokusuman mendapatkan bantuan dari Puskesmas Gondokusuman dan Urusan Kedokteran dan Kesehatan Polresta Yogyakarta.
Dokter Puskesmas Gondokusuman 2 dr Heni Cloridina menyebut, kemungkinan besar bayi tersebut tewas karena mengalami asfeksia atau kehabisan nafas. Kondisi tersebut diakibatkan oleh ikatan celana dalam dan kaus kaki di bagian leher.
"Kemungkinan ini karena asfeksia atau kehabisan nafas. Itu karena ikatan celana dalam kemungkinan punya ibunya dan kaus kaki. Jadi ada dua ikatan. Tapi untuk pastinya nanti dilihat dari hasil pemeriksaan forensiknya," jelasnya.
Dari kondisi fisik, dr Dina menyebut, bayi perempuan tersebut lahir dalam kondisi normal dan sehat, dengan berat badan antara 3,5 hingga empat kilogram.
Meski plasenta disertakan bersama jasad si bayi, dimungkinkan proses kelahiran bayi malang tersebut mendapatkan pendampingan secara medis. Hal tersebut terlihat dari sudah terpotongnya ari-ari dari tubuh bayi.
"Lahir cukup bulan, kondisinya saat lahir kemungkinan besar sehat karena semuanya juga lengkap," tambah dr Dina.
Fakta lain yang ditemukan petugas medis di tempat kejadian adalah dimungkinkan bayi tersebut tewas belum lama. Dr Dina menyebut, belum menemukan lebam di bagian tubuh bayi yang menandakan kematian sudah lebih dari enam jam.
"Paling lama meninggalnya enam jam lalu, tapi bisa juga tidak sampai enam jam," tandasnya.
Dengan fakta yang ditemukan, Kapolsek Gondokusuman AKP Eko Basunando mengatakan, pihaknya akan mencari orangtua dari bayi perempuan malang tersebut. Untuk tahap awal, akan dilakukan pelacakan kemungkinan asal plastik berisi jasad bayi tersebut.
"Kita akan lakukan pelacakan asal muasal plastik tersebut dengan memeriksa saksi yang ada," tandasnya.
Setelah diketahui orangtua dari bayi, barulah dilakukan proses pendalaman hingga ditemukan siapakah yang melakukan perbuatan keji mengikat di bagian leher dan kepala, sehingga menyebabkan bayi perempuan tersebut tewas.
Dari fakta yang ditemukan tersebut, Eko menyebut ada kemungkinan aksi kekerasan terhadap bayi malang tersebut.
Saat ditemukan, bayi yang terlihat dalam kondisi baru dilahirkan tersebut dalam kondisi mengenaskan, karena dililit dengan celana dalam dan kaus kaki di bagian leher dan kepalanya.
Petugas Kebersihan BLH Kota Yogyakarta Suwalib dan Karyadi yang pertama kali menemukan jasad bayi mengatakan, bayi dalam kondisi terbungkus tas plastik warna hitam.
Bayi tersebut dibuang oleh orang tidak dikenal di tempat pembuangan sampah sementara yang berada di samping kantor RRI Yogyakarta.
"Di tumpukan sampah kita tidak menyadari kalau itu adalah bayi. Saat dinaikkan ke atas truk, ada bagian plastik yang sobek dan terlihat darah. Setelah dilihat lagi, ada bayi di dalam plastiknya dan akhirnya langsung lapor," jelas Suwalib, kepada wartawan, Kamis (21/4/2016).
Sementara itu, petugas dari Polsek Danurejan yang dipimpin langsung Kapolsek AKP Eko Basunando setelah sampai di tempat kejadian hanya memindahkan jasad bayi dari atas truk sampah ke tempat yang lebih aman.
Untuk melakukan pemeriksaan awal, sebelum dilakukan pemeriksaan secara foresik, petugas dari Polsek Gondokusuman mendapatkan bantuan dari Puskesmas Gondokusuman dan Urusan Kedokteran dan Kesehatan Polresta Yogyakarta.
Dokter Puskesmas Gondokusuman 2 dr Heni Cloridina menyebut, kemungkinan besar bayi tersebut tewas karena mengalami asfeksia atau kehabisan nafas. Kondisi tersebut diakibatkan oleh ikatan celana dalam dan kaus kaki di bagian leher.
"Kemungkinan ini karena asfeksia atau kehabisan nafas. Itu karena ikatan celana dalam kemungkinan punya ibunya dan kaus kaki. Jadi ada dua ikatan. Tapi untuk pastinya nanti dilihat dari hasil pemeriksaan forensiknya," jelasnya.
Dari kondisi fisik, dr Dina menyebut, bayi perempuan tersebut lahir dalam kondisi normal dan sehat, dengan berat badan antara 3,5 hingga empat kilogram.
Meski plasenta disertakan bersama jasad si bayi, dimungkinkan proses kelahiran bayi malang tersebut mendapatkan pendampingan secara medis. Hal tersebut terlihat dari sudah terpotongnya ari-ari dari tubuh bayi.
"Lahir cukup bulan, kondisinya saat lahir kemungkinan besar sehat karena semuanya juga lengkap," tambah dr Dina.
Fakta lain yang ditemukan petugas medis di tempat kejadian adalah dimungkinkan bayi tersebut tewas belum lama. Dr Dina menyebut, belum menemukan lebam di bagian tubuh bayi yang menandakan kematian sudah lebih dari enam jam.
"Paling lama meninggalnya enam jam lalu, tapi bisa juga tidak sampai enam jam," tandasnya.
Dengan fakta yang ditemukan, Kapolsek Gondokusuman AKP Eko Basunando mengatakan, pihaknya akan mencari orangtua dari bayi perempuan malang tersebut. Untuk tahap awal, akan dilakukan pelacakan kemungkinan asal plastik berisi jasad bayi tersebut.
"Kita akan lakukan pelacakan asal muasal plastik tersebut dengan memeriksa saksi yang ada," tandasnya.
Setelah diketahui orangtua dari bayi, barulah dilakukan proses pendalaman hingga ditemukan siapakah yang melakukan perbuatan keji mengikat di bagian leher dan kepala, sehingga menyebabkan bayi perempuan tersebut tewas.
Dari fakta yang ditemukan tersebut, Eko menyebut ada kemungkinan aksi kekerasan terhadap bayi malang tersebut.
(san)