Silaturahmi di Ponpes Al Ikhlas, CEO MNC Group Disambut Antusias
A
A
A
LUBUKLINGGAU - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo melakukan silaturahmi di Pondok Pesantren Al Ikhlas Jalan Yos Sudarso, Kota Lubuklinggau, Selasa (19/4/2016) sekitar pukul 10.00 WIB. Dalam Silaturahminya Hary Tanoe disambut secara antusias oleh para santri.
Di tempat itu Hary Tanoe sempat memaparkan tentang pembangunan ekonomi Indonesia menghadapi persaingan global. "Saya senang melihat Kota Lubuklinggau. Saya lihat energi wali kotanya luar biasa. Bangga memberikan ceramah tetapi yang enteng-enteng saja biar bisa ditelaah santriwan-santriwati," jelas Hary Tanoesoedibjo.
Menurutnya, dirinya memberikan sedikit pemahaman bagaimana bangsa Indonesia, negeri yang luar biasa karena apa yang dipunya luar negeri dipunyai Indonesia dan yang tidak dimiliki luar negeri Indonesia memiliki. Namun, kata dia, kenyataannya negara Indonesia kondisinya masih jauh dari yang diharapkan. Banyak yang bisa dijadikan kekuatan bagi bangsa Indonesia dari sisi alam karena dikarunia dua musim, jumlah penduduk yang menempati nomor empat di dunia.
Karena jumlah penduduk menjadi kekuatan ekonomi. Sebab, jumlah penduduk di dunia 50% nya didominasi usia produktif. Di Indonesia sumber daya alam (SDA) yang ada sangat melimpah. Tetapi, kenyataan masih jauh dari amanah undang-undang (UU).
"Ini yang penting dicatat. Kenapa masih banyak masyarakat kita ekonomi lemah. Sehingga, sebagai penerus bangsa kita punya kewajiban membangun bangsa. Tujuan awal kemerdekaan dari para pejuang untuk kemakmuran tetapi kondisinya sekarang," jelasnya.
HT menegaskan, untuk kedaulatan di Indonesia juga masih jauh. Bahkan dengan potensi yang ada seharusnya kemakmuran menjadi baik di Indonesia. Tetapi kedaulatan segala bidang masih jauh dari yang diharapkan. Jika dilihat pembangunan semua pembangunan proyek besar dilakukan memang secara nasional tetapi untuk masyarakat golongan ekonomi bawah masih jauh dan tercipta kesenjangan.
"Jadi untuk generasi muda harus kerja keras. Kita tanamkan kerja keras kerja militan dan berkualitas. Jadi, generasi penerus bangsa harus ingat bahwa kualitas yang ada itu ada tiga tingkatan yakni kualitas vertikal, internal dan kualitas eksternal," kata Harry Tanoesoedibdjo.
Dia menjelaskan, musuh terbesar dalam adalah diri sendiri dan kita harus berubah dari diri sendiri. Mana sifat malas, sombong, iri dengki dan membuang sifat-sifat yang tidak membangun.
"Jika semangat kerja keras, kerja militan dan berkualitas di generasi penerus bangsa setiap harinya. Saya yakin Indonesia lebih maju dan kemakmuran yang diharapkan dapat tercapai," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Ponpes Al Ikhlas Kota Lubuklinggau, Sonny Rahmat Widodo mengatakan dirinya bangga dengan kehadiran CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo karena melihat kondisi tempat santriwan dan santriwati.
Apalagi, ika dilihat dari sejarah cukup panjang pembangunan Ponpes Al Ikhlas. Bahkan, ketika dibuka 1997 yang lalu terkena dampak krisis ekonomi secara nasional.
"Nah saat sekarang kondisi ampak ekonomi sekarang juga berpengaruh. Bahkan, mempengaruhi jumlah satriwan-santriwati untuk menempuh pendidikan. Bahkan tahun 2016 hanya 800 santriwan-santriwati dari sebelumnya 1.200 santriwan-santriwati.
"Saya terima kasih CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo bersilahturahmi dan memberikan ceramah kepada para santriwan-santriwati dan para tenaga pendidik mengenai ekonomi saat ini. Bahkan memberikan semangat santriwan-santriwati semangat menempuh pendidikan dan menciptakan kreativitas serta inovasi kedepan," pungkasnya.
Di tempat itu Hary Tanoe sempat memaparkan tentang pembangunan ekonomi Indonesia menghadapi persaingan global. "Saya senang melihat Kota Lubuklinggau. Saya lihat energi wali kotanya luar biasa. Bangga memberikan ceramah tetapi yang enteng-enteng saja biar bisa ditelaah santriwan-santriwati," jelas Hary Tanoesoedibjo.
Menurutnya, dirinya memberikan sedikit pemahaman bagaimana bangsa Indonesia, negeri yang luar biasa karena apa yang dipunya luar negeri dipunyai Indonesia dan yang tidak dimiliki luar negeri Indonesia memiliki. Namun, kata dia, kenyataannya negara Indonesia kondisinya masih jauh dari yang diharapkan. Banyak yang bisa dijadikan kekuatan bagi bangsa Indonesia dari sisi alam karena dikarunia dua musim, jumlah penduduk yang menempati nomor empat di dunia.
Karena jumlah penduduk menjadi kekuatan ekonomi. Sebab, jumlah penduduk di dunia 50% nya didominasi usia produktif. Di Indonesia sumber daya alam (SDA) yang ada sangat melimpah. Tetapi, kenyataan masih jauh dari amanah undang-undang (UU).
"Ini yang penting dicatat. Kenapa masih banyak masyarakat kita ekonomi lemah. Sehingga, sebagai penerus bangsa kita punya kewajiban membangun bangsa. Tujuan awal kemerdekaan dari para pejuang untuk kemakmuran tetapi kondisinya sekarang," jelasnya.
HT menegaskan, untuk kedaulatan di Indonesia juga masih jauh. Bahkan dengan potensi yang ada seharusnya kemakmuran menjadi baik di Indonesia. Tetapi kedaulatan segala bidang masih jauh dari yang diharapkan. Jika dilihat pembangunan semua pembangunan proyek besar dilakukan memang secara nasional tetapi untuk masyarakat golongan ekonomi bawah masih jauh dan tercipta kesenjangan.
"Jadi untuk generasi muda harus kerja keras. Kita tanamkan kerja keras kerja militan dan berkualitas. Jadi, generasi penerus bangsa harus ingat bahwa kualitas yang ada itu ada tiga tingkatan yakni kualitas vertikal, internal dan kualitas eksternal," kata Harry Tanoesoedibdjo.
Dia menjelaskan, musuh terbesar dalam adalah diri sendiri dan kita harus berubah dari diri sendiri. Mana sifat malas, sombong, iri dengki dan membuang sifat-sifat yang tidak membangun.
"Jika semangat kerja keras, kerja militan dan berkualitas di generasi penerus bangsa setiap harinya. Saya yakin Indonesia lebih maju dan kemakmuran yang diharapkan dapat tercapai," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Ponpes Al Ikhlas Kota Lubuklinggau, Sonny Rahmat Widodo mengatakan dirinya bangga dengan kehadiran CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo karena melihat kondisi tempat santriwan dan santriwati.
Apalagi, ika dilihat dari sejarah cukup panjang pembangunan Ponpes Al Ikhlas. Bahkan, ketika dibuka 1997 yang lalu terkena dampak krisis ekonomi secara nasional.
"Nah saat sekarang kondisi ampak ekonomi sekarang juga berpengaruh. Bahkan, mempengaruhi jumlah satriwan-santriwati untuk menempuh pendidikan. Bahkan tahun 2016 hanya 800 santriwan-santriwati dari sebelumnya 1.200 santriwan-santriwati.
"Saya terima kasih CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo bersilahturahmi dan memberikan ceramah kepada para santriwan-santriwati dan para tenaga pendidik mengenai ekonomi saat ini. Bahkan memberikan semangat santriwan-santriwati semangat menempuh pendidikan dan menciptakan kreativitas serta inovasi kedepan," pungkasnya.
(sms)