Gas 3 Kg Langka, Warga Purwakarta Mengeluh

Selasa, 19 April 2016 - 11:20 WIB
Gas 3 Kg Langka, Warga Purwakarta Mengeluh
Gas 3 Kg Langka, Warga Purwakarta Mengeluh
A A A
PURWAKARTA - Gas elpiji 3 kilogram kembali langka di Kabupaten Purwakarta. Bahkan, tabung gas yang diperuntukan masyarakat menengah ke bawah tersebut seolah hilang di pasaran. Kondisi ini sudah dirasakan warga Purwakarta lebih satu pekan terakhir.

Mereka meminta pemrintah bertanggungjawab, karena saat ini harga gas bersubsidi itu tembus Rp24.000/tabung di tingkat pengecer.

Artinya, harganya jauh melebihi harga eceran tertinggi(HET) yang ditetapkan pemerintah daerah setempat Rp19.000/tabung.

"Kelangkaan gas melon terus menerus terjadi. Kemarin sudah stabil, sekarang gas sulit lagi. Entah ada persoalan apa kami tidak tahu. Bayangkan saja karena gas melon sulit, saya tidak bisa memasak sudah dua hari ini," keluh Sartika (30), warga Kecamatan Plered, Purwakarta, Selasa (19/4/2016).

Menurut dia, stok gas melon di warung-warung terdekat habis. Agar bisa memasak, warga harus mencari gas melon ke luar desa menulusuri jalan dari warung satu ke warung lainnya.

"Jika pun ada harga gas juga melangit. Gas melon rata-rata dijual Rp24.000/tabung sekarang ini," tabah ibu satu anak itu.

Hingga berita ini diturunkan belum mendapatkan tanggapan resmi dari pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta maupun Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas), begitu juga dari pihak Pertamina.

Hanya saja kelangkaan gas elpiji 3 kilogram bukan kali pertama terjadi di Purwakarta. Kurang dari tiga pekan lalu kondisi serupa juga dirasakan warga kabupaten ini.

Saat itu Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyebut berdasarkan temuan sementara tim di lapangan, langkanya gas elpiji karena bobroknya jalur distribusi.

Banyak agen dan pemilik pangkalan menjual gas kepada para pengecer motoris. Pengecer tersebut kemudian menjual gas ke luar Purwakarta.

Atas temuan itu, Dedi menyatakan akan menindak tegas agen dan pemilik pangkalan yang terbukti melakukan pelanggaran.

"Kami pastikan izin usahanya dicabut. Kami juga meminta Kepala Desa dan Lurah memantau agen dan pemilik pangkalan. Kami juga akan minta pasokannya ditambah kepada Pertamina dan Hiswanamigas," ujar Dedi, beberapa waktu lalu.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6806 seconds (0.1#10.140)