Jaringan Antarkota Dibutuhkan untuk Membangun Kota Kreatif

Kamis, 31 Maret 2016 - 20:53 WIB
Jaringan Antarkota Dibutuhkan untuk Membangun Kota Kreatif
Jaringan Antarkota Dibutuhkan untuk Membangun Kota Kreatif
A A A
MALANG - Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) 2016 di Kota Malang diikuti 36 pemerintah kabupaten dan pemerintah kota di Indonesia, para pelaku bisnis ekonomi kreatif, akademisi, serta perwakilan dari lima negara di Asia. Digelar sejak Rabu 30 Maret 2016 hingga Selasa, 5 April 2016, ICCC 2016 diisi dengan sejumlah kegiatan.

Beberapa acara di antaranya, kompetisi pembuatan aplikasi, Festival Film Malang (FFM), dan diskusi bersama tentang membangun kota kreatif dengan tema The Road Towards a Sustainable Creative City of Indonesia. Diskusi yang digelar di Hotel Haris, Kota Malang tersebut bertujuan membahas bersama ekosistem ekonomi kreatif, termasuk membangun jaringan kota-kota kreatif di Indonesia sehingga ekonomi kreatif mampu menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

Wali Kota Malang M Anton mengatakan, pembangunan kota kreatif dengan mengedepankan ekonomi kreatif serta industri kreatif harus berbasis pada potensi-potensi lokal yang dimiliki setiap kota. ”Potensi lokal memiliki daya kreativitas yang tinggi. Selain itu, potensi lokal juga membasis kepada masyarakat sehingga bisa mengangkat potensi ekonomi masyarakat secara langsung,” ujarnya.

Menurutnya, kota kreatif harus dibangun bersama-sama seluruh elemen. Baik itu pemerintah, pelaku kreatif, akademisi, dan komunitas kreatif yang ada di dalam kota tersebut. Termasuk membangun jaringan antarkota. ”Seluruhnya harus dibangun dengan bergandengan tangan sehingga mampu terealisasi untuk kesejahteraan bersama,” ungkapnya.

Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kawasan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mira Tayyiba menuturkan, kota kreatif berkelanjutan memiliki ciri kota yang memiliki aksesibilitas bagus. Baik transportasi publik, infrastruktur jalan, maupun drainase.

Selain itu, kota kreatif harus mampu menyediakan ruang terbuka hijau dan teknologi ramah lingkungan untuk menghadapi perubahan iklim global. ”Kota kreatif juga memiliki layanan sebagai smart city dan competitive city. Yakni pengembangan kota berbasis teknologi dan efisiensi pelayanan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi,” terangnya.

Kota kreatif harus menyediakan ruang publik sebagai ruang sosial masyarakat dan mengembangkan potensi lokal yang berbasis kepada masyarakat. Tujuannya agar kota kreatif bisa berkelanjutan dan dirasakan secara langsung manfaatnya oleh masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi.

Ketua Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Paulus Mintarga menyatakan, saat ini yang dibutuhkan untuk membangun kota kreatif yang berkelanjutan adalah adanya pemahaman bersama tentang membangun kota kreatif. Juga upaya nyata membangun sinergitas antarlini dan antarkota atau kabupaten.

Setiap daerah memiliki potensi lokal yang layak dikembangkan untuk membangun kota kreatif. ”Dibutuhkan niat dari pemerintah daerah untuk memetakan potensi lokal dan fokus mengembangkannya. Dalam pengembangannya, ada sinergitas antara pemerintah, komunitas kreatif, pelaku kreatif, dan akademisi,” terangnya.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5658 seconds (0.1#10.140)