Polsek Denpasar Selatan Sita KTP Palsu dari Tiga Perempuan Asal Depok
A
A
A
DENPASAR - Tiga anak perempuan yang diamankan Polsek Denpasar Selatan ternyata memakai Kartu Tanda Penduduk (KTP) palsu. Hal tersebut diungkapkan Kapolsek Denpasar Selatan AKP Aris Purwanto di Denpasar, Selasa (29/3/2016).
Dia mengatakan, ketiga anak yang diamankan Polsek Denpasar Selatan pada Senin (28/3/2016) sekira pukul 17.00 Wita di sebuah kafe di Jalan Danau Poso, di Sanur, Denpasar memiliki identitas palsu. Tiga anak itu berinisial APA, SKN, dan FI.
"Semua tanggal lahirnya dipalsukan. Mereka sebenarnya umurnya masih di bawah umur tapi dalam KTP-nya itu mereka lahir pada 1995-an," ujarnya.
Dia menambahkan, asal KTP itu dari Jawa Barat. Tiga anak perempuan itu sebelumnya akan dipekerjakan di sebuah kafe di daerah Kelapa Gading, Jakarta. Kemudian mereka tidak cocok dan dipindahkan ke Bali.
"Tapi ternyata di Bali juga tidak cocok, sehingga salah satu anak ini menghubungi orangtuanya untuk dijemput," ungkapnya.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Anak Agung Made Sudana menyatakan bahwa pihaknya menduga bahwa KTP yang dibawa oleh ketiga anak perempuan itu palsu.
"Bila dilihat dari warnanya juga berbeda dengan KTP-KTP pada umumnya. Untuk keasliannya KTP ini bisa dilihat dari kertasnya."
Menurutnya, jika anak di bawah umur punya KTP, berarti disengaja untuk melakukan hal yang tidak wajar. Pihaknya saat ini mengaku belum berani menduga-duga apakah kasus ini mengarah ke perdagangan manusia atau tidak.
"Kita tidak boleh berandai-andai dulu. Kami masih koordinasi dengan pihak Polres Depok, karena kasus awalnya dari sana," pungkasnya.
Dia mengatakan, ketiga anak yang diamankan Polsek Denpasar Selatan pada Senin (28/3/2016) sekira pukul 17.00 Wita di sebuah kafe di Jalan Danau Poso, di Sanur, Denpasar memiliki identitas palsu. Tiga anak itu berinisial APA, SKN, dan FI.
"Semua tanggal lahirnya dipalsukan. Mereka sebenarnya umurnya masih di bawah umur tapi dalam KTP-nya itu mereka lahir pada 1995-an," ujarnya.
Dia menambahkan, asal KTP itu dari Jawa Barat. Tiga anak perempuan itu sebelumnya akan dipekerjakan di sebuah kafe di daerah Kelapa Gading, Jakarta. Kemudian mereka tidak cocok dan dipindahkan ke Bali.
"Tapi ternyata di Bali juga tidak cocok, sehingga salah satu anak ini menghubungi orangtuanya untuk dijemput," ungkapnya.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Anak Agung Made Sudana menyatakan bahwa pihaknya menduga bahwa KTP yang dibawa oleh ketiga anak perempuan itu palsu.
"Bila dilihat dari warnanya juga berbeda dengan KTP-KTP pada umumnya. Untuk keasliannya KTP ini bisa dilihat dari kertasnya."
Menurutnya, jika anak di bawah umur punya KTP, berarti disengaja untuk melakukan hal yang tidak wajar. Pihaknya saat ini mengaku belum berani menduga-duga apakah kasus ini mengarah ke perdagangan manusia atau tidak.
"Kita tidak boleh berandai-andai dulu. Kami masih koordinasi dengan pihak Polres Depok, karena kasus awalnya dari sana," pungkasnya.
(zik)