Satu Penumpang Mobil yang Tertabrak KA Meninggal Dunia

Minggu, 27 Maret 2016 - 17:41 WIB
Satu Penumpang Mobil yang Tertabrak KA Meninggal Dunia
Satu Penumpang Mobil yang Tertabrak KA Meninggal Dunia
A A A
KARANGANYAR - Salah satu penumpang mobil Daihatsu Xenia Nopol AE 1286 NL yang tertabrak Kereta Api (KA) di perlintasan rel tanpa palang di Dukuh Sadon RT 4 RW 5 Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (27/3/2016) pagi, meninggal dunia.

Rio Fernando (4), balita asal Dukuh Siwal RT 3 RW 4 Desa Selokaton, Kecamatan Gongrejo, Karanganyar mengembuskan napas terakhir di RSUD dr Moewardi Solo sekitar pukul 09.38 WIB atau sekitar empat jam setelah kejadian.

Sedangkan kedua orangtuanya Panji Narwoko (60) dan Yeni Rahmawati (30), masih menjalani perawatan dalam kondisi sadar.

Sementara, dua penumpang lainnya, Surani (39), warga Dusun Klebengan RT 1 RW 4 Desa Jeron, Kecamatan Nogosori, Boyolali serta Wiji Saksono (66), yang merupakan ayah Yeni diizinkan pulang karena hanya mengalami luka ringan.

Menurut Giarto (48), salah seorang keluarga korban, jarak antara lokasi kejadian dengan rumah korban sekitar tiga kilometer. Pihak keluarga tidak tahu persis kronologi kejadian.

"Kami langsung berangkat ke rumah sakit setelah mendapat kabar kecelakaan tersebut," ungkap Giarto saat ditemui Koran SINDO di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr Moewardi, Solo, Minggu (27/3/2016) siang.

Semula, Panji dan Rio dibawa ke RS Brayat Minulyo, Solo. Sedangkan Yeni, Wiji, dan Surani langsung dibawa ke RSUD Dr Moewardi. Namun setelah itu, Panji dan Rio dirujuk ke RSUD Dr Moewardi.

Setelah mendapatkan penanganan medis, nyawa Rio tak bisa diselamatkan karena mengalami luka serius di kepala. "Saat dibawa ke sini (RSUD Dr Moewardi) kondisinya masih hidup, saya melihat kakinya bergerak-gerak meski tidak sadarkan diri," lanjut Giarto.

Sebelum kejadian, rombongan bermaksud pergi ke Kampung Ngipang, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo untuk merias pengantin.

Selain satu keluarga, dalam rombongan mobil juga terdapat Surani yang selama ini merupakan rekan kerja Yeni dalam merias pengantin.

Profesi merias pengantin telah ditekuni Yeni sejak masih perawan. Orangtuanya dahulu memiliki usaha merias pengantin yang kemudian diteruskan oleh Yeni.

Dalam bekerja, Yeni diakui tergolong ulet. Meski baru sekitar satu minggu lalu melahirkan anak keduanya melalui operasi cesar, keponakannya itu sudah kembali bekerja merias pengantin.

Kebetulan, suaminya yang selama ini bekerja di Surabaya juga pulang dan mengantarkannya. Kala itu juga ikut serta Rio dan Wiji. Sedangkan anak kedua yang usianya masih dalam hitungan hari, tidak diajak.

Setelah mendapatkan pertolongan medis, Wiji Saksono dan Surani diizinkan pulang karena luka yang diderita hanya lecet lecet di sejumlah bagian tubuh. Sedangkan Panji dan Yeni kondisinya terus membaik dan mulai sadar.

Keduanya masih menjalani observasi di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr Moewardi. "Untuk Ibu Yeni dan Pak Panji masih dalam tahap pengawasan," ungkap Kasubag Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi Solo dr Elysa.

Panji mengalami luka di bagian kepala dan wajahnya lecet. Luka-luka sudah dijahit dan kini dalam tahap pengawasan.

Jika tim medis tidak menemukan masalah selama tahap pengawasan, Panji diperkenankan untuk rawat jalan. Sedangkan kondisi Yeni masih perlu dikonsultasikan dengan dokter bedah syaraf. Sebab, ketika sampai di rumah sakit, kondisinya tidak sadarkan diri.

Sementara itu, Panji saat ditemui di IGD RSUD Dr Moewardi mengaku kejadian berlangsung sangat cepat. Lokasi perlintasan tanpa palang yang biasanya dijaga oleh warga, saat itu masih sepi karena masih pagi. Ketika mobil yang dikemudikannya sudah di atas rel, dari arah Solo melaju KA dan menabrak bagian depan mobilnya.

"Setelah itu, saya tidak tahu lagi apakah mobil terbalik atau terlempar," ungkap Panji yang masih mengeluhkan sakit di bagian punggung.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1270 seconds (0.1#10.140)