Gempa 7,5 SR di Gunung Kidul, Pasien RSUD Wonosari Kocar-kacir
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Sirine tanda bahaya di RSUD Wonosari tiba-tiba berbunyi. Tak lama berselang, terdengar jeritan pasien dan para medis. Suasana menjadi tegang. Puluhan pasien pun dibawa keluar ruangan RSUD.
Para dokter dan petugas medis lainnya pun berjibaku, berusaha menyelamatkan pasien dari dalam gedung yang goyang akibat diguncang gempa berkekuatan 7,5 SR. Dalam evakuasi ini, satu pasien yang sakit parah meninggal dunia.
Inilah gambaran simulasi gempa yang dilakukan pihak RSUD Wonosari. Semua kru rumah sakit kebanggaan Pemkab Gunungkidul itu dilibatkan dalam simulasi guna melakukan antisipasi terjadinya gempa besar.
Direktur RSUD Wonsoari Isti Indiyani mengungkapkan, pihaknya memang terus meningkatkan kapasitas Tim HDP. Langkah ini dilakukan mengingat potensi gempa di Gunungkidul termasuk tinggi.
”Jadi kami membuat skenario cerita gempa. Meskipun masih banyak kekurangan. Namun simulasi ini untuk evaluasi sejauh mana tim kompak untuk menangani pasien, dan bagaimana menyelamatkan diri,” terangnya, Kamis (24/3/2016).
Pihaknya juga membuat jalur evakuasi yang dipatenkan dan bisa dimengerti semua paramedis, karyawan, dan pasien, serta keluarga pasien. Dengan jalur tersebut, satu persatu pasien berhasil diselamatkan keluar gedung.
”Tadi ceritanya semua pasien dibawa keluar ruangan, sambil menunggu instruksi mengenai gempa. Dan memang ada laporan yang meninggal setelah situasi aman. Korban meninggal juga dibawa ke kamar jenazah,” lanjutnya.
Dalam simulasi ini, selain diguncang gempa hebat, rumah sakit juga kebakaran. Titik api digambarkan berasal dari ruang VIP. Selain menangani pasien dari gempa, pihak rumah sakit juga harus memdamkan api yang membesar.
Terpisah, pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Wonosari mengungkapkan, pada simulasi kali ini sebanyak 100 petugas dilibatkan. Mereka terdiri dari para dokter, perawat, dan juga Satpam RSUD.
“Jadi semua elemen di RSUD terlibat. Nah akhirnya mereka mengetahui tugas masing-masing di saat terjadi bencana atau gempa. Semua tergambar dalam simulasi tersebut,” tukasnya.
Para dokter dan petugas medis lainnya pun berjibaku, berusaha menyelamatkan pasien dari dalam gedung yang goyang akibat diguncang gempa berkekuatan 7,5 SR. Dalam evakuasi ini, satu pasien yang sakit parah meninggal dunia.
Inilah gambaran simulasi gempa yang dilakukan pihak RSUD Wonosari. Semua kru rumah sakit kebanggaan Pemkab Gunungkidul itu dilibatkan dalam simulasi guna melakukan antisipasi terjadinya gempa besar.
Direktur RSUD Wonsoari Isti Indiyani mengungkapkan, pihaknya memang terus meningkatkan kapasitas Tim HDP. Langkah ini dilakukan mengingat potensi gempa di Gunungkidul termasuk tinggi.
”Jadi kami membuat skenario cerita gempa. Meskipun masih banyak kekurangan. Namun simulasi ini untuk evaluasi sejauh mana tim kompak untuk menangani pasien, dan bagaimana menyelamatkan diri,” terangnya, Kamis (24/3/2016).
Pihaknya juga membuat jalur evakuasi yang dipatenkan dan bisa dimengerti semua paramedis, karyawan, dan pasien, serta keluarga pasien. Dengan jalur tersebut, satu persatu pasien berhasil diselamatkan keluar gedung.
”Tadi ceritanya semua pasien dibawa keluar ruangan, sambil menunggu instruksi mengenai gempa. Dan memang ada laporan yang meninggal setelah situasi aman. Korban meninggal juga dibawa ke kamar jenazah,” lanjutnya.
Dalam simulasi ini, selain diguncang gempa hebat, rumah sakit juga kebakaran. Titik api digambarkan berasal dari ruang VIP. Selain menangani pasien dari gempa, pihak rumah sakit juga harus memdamkan api yang membesar.
Terpisah, pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Wonosari mengungkapkan, pada simulasi kali ini sebanyak 100 petugas dilibatkan. Mereka terdiri dari para dokter, perawat, dan juga Satpam RSUD.
“Jadi semua elemen di RSUD terlibat. Nah akhirnya mereka mengetahui tugas masing-masing di saat terjadi bencana atau gempa. Semua tergambar dalam simulasi tersebut,” tukasnya.
(san)