PKPU Bandung Turunkan Tim Rescue
A
A
A
BANDUNG - Hujan yang turun pada Sabtu dan Minggu dinihari lalu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Kecamatan Baleendah dan Kecamatan Dayeuh Kolot, Bandung.
Koordinator Tim Rescue PKPU Bandung, Ridwan Hidayatulloh melaporkan bahwa titik banjir tersebar di beberapa kelurahan dan desa.
Hal ini menyebabkan terputusnya akses jalan utama dan jalan penghubung sehingga warga harus menggunakan perahu dan pelampung.
Kondisi pada Minggu 13 Maret banjir semakin meninggi, hingga banyak menggenangi rumah warga dan sarana umum. Tinggi banjir bervariasi, paling tinggi mencapai 2,5 meter.
Dilaporkan banyak warga yang terkurung di rumah dan tidak bisa mengungsi ke posko penampungan karena akses terputus.
“Selain menyiapkan makanan dan air bersih, kita juga melakulan evakuasi. Banyak warga yang terkurung di rumah mereka, tidak dapat mengungsi ke posko yang tersedia karena akses terputus akibat banjir. Mobil rescue PKPU akan standby untuk keperluan evakuasi wanita hamil dan keperluan medis mendesak lainnya,” ujar Ridwan dalam rilis yang dikirim, Senin (14/3/2016).
Kepala Cabang PKPU Bandung Kiki Rejeki menyampaikan, TIM Rescue PKPU telah turun langsung ke lokasi dan akan memonitor perkembangan.
“PKPU akan membuat shelter di lokasi strategis sehingga logistik maupun tindakan penyelamatan akan lebih cepat didapatkan oleh warga di dua kecamatan tersebut. Kita akan terus pantau situasi 10 – 15 hari kita akan persiapkan,” ujarnya.
Saat ini, didukung oleh relawan dan masyarakat, PKPU tengah melakukan evakuasi warga dan menempatkannya ke tempat-tempat penampungan yang aman seperti sekolah dan masjid.
Kecamatan Baleendah dan Dayeuh Kolot ini berjarak sekitar 15 km dari Kota Bandung. Terlihat, warga semakin banyak pindah menuju posko dan tempat penampungan.
Usep, salah seorang warga menyampaikan bahwa saat ini termasuk banjir yang parah. “Di rumah saya sebatas pinggang. Di RT 13 ada yang sampai setinggi genting, " timpalnya.
Fadly Halim Hutasuhut, menyampaikan bahwa informasi-informasi kebencanaan maupun aktivitas kemanusiaan lainnya harus segera disebarluaskan kepada masyarakat.
”Masyarakat kita sudah sangat melek dengan teknologi digital dan berbagai aplikasi media sosial. Ini adalah sebuah modal yang bisa dimanfaatkan untuk menggugah kepedulian masyarakat. Di saat sebagian besar kita sedang liburan, ternyata ada warga yang sedang dilanda bencana. Tidak bisa tidur dan harus mengungsi karena banjir. NGO seperti PKPU harus dapat memfasilitasi penyebaran informasi, penyadaran dan penggalangan maupun penyaluran donasi atau bantuan kepedulian dari masyarakat," pungkas praktisi pemberdayaan masyarakat ini.
Koordinator Tim Rescue PKPU Bandung, Ridwan Hidayatulloh melaporkan bahwa titik banjir tersebar di beberapa kelurahan dan desa.
Hal ini menyebabkan terputusnya akses jalan utama dan jalan penghubung sehingga warga harus menggunakan perahu dan pelampung.
Kondisi pada Minggu 13 Maret banjir semakin meninggi, hingga banyak menggenangi rumah warga dan sarana umum. Tinggi banjir bervariasi, paling tinggi mencapai 2,5 meter.
Dilaporkan banyak warga yang terkurung di rumah dan tidak bisa mengungsi ke posko penampungan karena akses terputus.
“Selain menyiapkan makanan dan air bersih, kita juga melakulan evakuasi. Banyak warga yang terkurung di rumah mereka, tidak dapat mengungsi ke posko yang tersedia karena akses terputus akibat banjir. Mobil rescue PKPU akan standby untuk keperluan evakuasi wanita hamil dan keperluan medis mendesak lainnya,” ujar Ridwan dalam rilis yang dikirim, Senin (14/3/2016).
Kepala Cabang PKPU Bandung Kiki Rejeki menyampaikan, TIM Rescue PKPU telah turun langsung ke lokasi dan akan memonitor perkembangan.
“PKPU akan membuat shelter di lokasi strategis sehingga logistik maupun tindakan penyelamatan akan lebih cepat didapatkan oleh warga di dua kecamatan tersebut. Kita akan terus pantau situasi 10 – 15 hari kita akan persiapkan,” ujarnya.
Saat ini, didukung oleh relawan dan masyarakat, PKPU tengah melakukan evakuasi warga dan menempatkannya ke tempat-tempat penampungan yang aman seperti sekolah dan masjid.
Kecamatan Baleendah dan Dayeuh Kolot ini berjarak sekitar 15 km dari Kota Bandung. Terlihat, warga semakin banyak pindah menuju posko dan tempat penampungan.
Usep, salah seorang warga menyampaikan bahwa saat ini termasuk banjir yang parah. “Di rumah saya sebatas pinggang. Di RT 13 ada yang sampai setinggi genting, " timpalnya.
Fadly Halim Hutasuhut, menyampaikan bahwa informasi-informasi kebencanaan maupun aktivitas kemanusiaan lainnya harus segera disebarluaskan kepada masyarakat.
”Masyarakat kita sudah sangat melek dengan teknologi digital dan berbagai aplikasi media sosial. Ini adalah sebuah modal yang bisa dimanfaatkan untuk menggugah kepedulian masyarakat. Di saat sebagian besar kita sedang liburan, ternyata ada warga yang sedang dilanda bencana. Tidak bisa tidur dan harus mengungsi karena banjir. NGO seperti PKPU harus dapat memfasilitasi penyebaran informasi, penyadaran dan penggalangan maupun penyaluran donasi atau bantuan kepedulian dari masyarakat," pungkas praktisi pemberdayaan masyarakat ini.
(sms)