BNN Banten Butuh 10 Anjing Pelacak untuk Berantas Narkoba
A
A
A
SERANG - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Banten membutuhkan sebanyak 10 ekor Anjing pelacak untuk memerangi peredaran narkoba di tanah jawara.
Kepala BNNP Banten Kombes Pol Herru Febrianto mengatakan, untuk saat ini pihaknya sudah melakukan kordinasi dengan BNN Pusat, terkait permintaan Anjing pelacak yang nantinya dapat membantu petugas bekerja di lapangan, terutama di daerah rawan penyelundupan narkoba, seperti Pelabuhan Merak.
"Kalau secara tekhnis, kita butuh 10 anjing pelacak, nantikan bergantian. Karena satu anjing pelacak bisa bekerja selama tiga jam saja. Nanti akan diperbantukan dan difokuskan di pelabuhan Merak yang menjadi daerah rawan," kata Herru, Selasa 1 Maret 2016.
Ia menjelaskan, pihaknya sengaja memfokuskan di Pelabuhan Merak, karena, jalur laut merupakan jalur yang banyak dipilih oleh sindikat peredaran narkoba, terutama dari Pulau Sumatera ke pulau Jawa.
"Kenapa pelabuhan Merak, ini kan menjadi jalur persinggahan pertama. Kita ketahuilah, masih banyak peredaran narkoba melalui jalur laut," tegasnya.
Selain itu, lanjut Herru, pihaknya juga sudah meningkatkan kemapuan dan potensi anggota dan tekhnologi yang sudah kita miliki untuk mengawasi dan memberantas narkoba yang kini menjadi fokus pemerintahan Jokowi-JK.
"Pelabuhan itu kan jadi jalur masuk, dari sumatra ke Pulau Jawa, apalagi pelabuhan pelabuhan kecil jadi perhatian kita, tiba-tiba ditangkap narkoba ton-tonan barang buktinya, itu dari mana? engga mungkin melalui jalur udara," pungkasnya.
Kepala BNNP Banten Kombes Pol Herru Febrianto mengatakan, untuk saat ini pihaknya sudah melakukan kordinasi dengan BNN Pusat, terkait permintaan Anjing pelacak yang nantinya dapat membantu petugas bekerja di lapangan, terutama di daerah rawan penyelundupan narkoba, seperti Pelabuhan Merak.
"Kalau secara tekhnis, kita butuh 10 anjing pelacak, nantikan bergantian. Karena satu anjing pelacak bisa bekerja selama tiga jam saja. Nanti akan diperbantukan dan difokuskan di pelabuhan Merak yang menjadi daerah rawan," kata Herru, Selasa 1 Maret 2016.
Ia menjelaskan, pihaknya sengaja memfokuskan di Pelabuhan Merak, karena, jalur laut merupakan jalur yang banyak dipilih oleh sindikat peredaran narkoba, terutama dari Pulau Sumatera ke pulau Jawa.
"Kenapa pelabuhan Merak, ini kan menjadi jalur persinggahan pertama. Kita ketahuilah, masih banyak peredaran narkoba melalui jalur laut," tegasnya.
Selain itu, lanjut Herru, pihaknya juga sudah meningkatkan kemapuan dan potensi anggota dan tekhnologi yang sudah kita miliki untuk mengawasi dan memberantas narkoba yang kini menjadi fokus pemerintahan Jokowi-JK.
"Pelabuhan itu kan jadi jalur masuk, dari sumatra ke Pulau Jawa, apalagi pelabuhan pelabuhan kecil jadi perhatian kita, tiba-tiba ditangkap narkoba ton-tonan barang buktinya, itu dari mana? engga mungkin melalui jalur udara," pungkasnya.
(nag)