Bocah SD Korban Sodomi Siswa SMP di Garut Jadi 17 Orang
A
A
A
GARUT - Bocah SD korban sodomi siswa SMP di Kabupaten Garut bertambah dua orang. Dengan demikian, jumlah siswa SD korban sodomi remaja berinisial F (15) menjadi 17 orang.
"Semula yang datang untuk meminta periksa visum itu 15 anak, kemudian pada Senin 29 Februari 2016 sore datang lagi dua anak menyusul. Mereka minta diperiksa visum di rumah sakit," kata Humas RSUD dr Slamet Garut M Lingga Saputra, Selasa (1/3/2016).
Belasan anak-anak ini, berdomisili di daerah yang sama, yakni Kampung Cicayur Tonggoh, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut. Saat divisum, mereka diperiksa di bagian anus oleh dokter anak dan dokter forensik.
"Dari keterangan dokter forensik, rata-rata keluhannya sama, yaitu sakit di bagian anus atau pantatnya. Diduga mereka korban pencabulan," terangnya.
Menurut Lingga, hasil visum ke-17 anak ini baru akan diperoleh sekitar satu minggu. "Sebab harus menunggu hasil lab dahulu," ucapnya.
Sebelumnya, pada Senin siang sebanyak 15 anak-anak SD ini bersama orangtua mereka melaporkan kasus dugaan pencabulan remaja berinisial F itu ke pihak kepolisian.
Use Sudrajat (40), warga Kampung Cicayur Tonggoh mengaku kaget ketika mengetahui anaknya berinisial H (7) menjadi salah satu korban sodomi F. "Kami ke polres untuk melaporkan bahwa anak saya dan tetangga menjadi korban sodomi," kata Use.
Berdasarkan keterangan para korban, mereka telah disodomi mulai 3-7 kali. Para korban merupakan murid Kelas 1 SD hingga Kelas 6 SD.
Dia menceritakan, kejadian tersebut terungkap setelah ada salah satu korban yang sedang menonton televisi menyebutkan kata-kata sodomi. Orangtua anak itu kemudian menjelaskan arti kata sodomi.
"Anak menyebutkan dia telah diperlakukan sodomi oleh anak remaja berinisial F. Dari pengakuan itulah kemudian terungkap jika anaknya dan belasan anak lainnya mengalami hal yang sama," pungkasnya.
"Semula yang datang untuk meminta periksa visum itu 15 anak, kemudian pada Senin 29 Februari 2016 sore datang lagi dua anak menyusul. Mereka minta diperiksa visum di rumah sakit," kata Humas RSUD dr Slamet Garut M Lingga Saputra, Selasa (1/3/2016).
Belasan anak-anak ini, berdomisili di daerah yang sama, yakni Kampung Cicayur Tonggoh, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut. Saat divisum, mereka diperiksa di bagian anus oleh dokter anak dan dokter forensik.
"Dari keterangan dokter forensik, rata-rata keluhannya sama, yaitu sakit di bagian anus atau pantatnya. Diduga mereka korban pencabulan," terangnya.
Menurut Lingga, hasil visum ke-17 anak ini baru akan diperoleh sekitar satu minggu. "Sebab harus menunggu hasil lab dahulu," ucapnya.
Sebelumnya, pada Senin siang sebanyak 15 anak-anak SD ini bersama orangtua mereka melaporkan kasus dugaan pencabulan remaja berinisial F itu ke pihak kepolisian.
Use Sudrajat (40), warga Kampung Cicayur Tonggoh mengaku kaget ketika mengetahui anaknya berinisial H (7) menjadi salah satu korban sodomi F. "Kami ke polres untuk melaporkan bahwa anak saya dan tetangga menjadi korban sodomi," kata Use.
Berdasarkan keterangan para korban, mereka telah disodomi mulai 3-7 kali. Para korban merupakan murid Kelas 1 SD hingga Kelas 6 SD.
Dia menceritakan, kejadian tersebut terungkap setelah ada salah satu korban yang sedang menonton televisi menyebutkan kata-kata sodomi. Orangtua anak itu kemudian menjelaskan arti kata sodomi.
"Anak menyebutkan dia telah diperlakukan sodomi oleh anak remaja berinisial F. Dari pengakuan itulah kemudian terungkap jika anaknya dan belasan anak lainnya mengalami hal yang sama," pungkasnya.
(san)