Aktivitas 'Raja Terakhir' Berpotensi Menimbulkan Keresahan
A
A
A
CIREBON - Seseorang berinisial MA mengaku sebagai 'raja terakhir'. Sejumlah warga Kelurahan Kejaksan, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat pun mengkhawatirkan kemungkinan munculnya aliran sesat yang dipimpin MA.
Saat dikonfirmasi, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Cirebon, Nurhayudi mengaku belum mendapat informasi mengenai kemungkinan ajaran sesat yang berkaitan dengan MA.
Hanya, dia rupanya mengenal nama MA yang menurutnya sebagai salah satu pengisi kegiatan keagamaan yang akan digelar salah satu lembaga pendidikan di Kota Cirebon.
Namun, berdasarkan informasi intelijen yang diterima pihaknya, aktivitas MA berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat.
"Makanya, kami kemudian menyarankan kegiatan MA dilaksanakan lebih privat, tak di tempat publik sebagaimana diagendakan sebelumnya," ungkap Nurhayudi saat ditemui di kantornya, Selasa (23/2/2016).
Disinggung mengenai adanya keresahan masyarakat mengenai klaim MA sebagai 'raja terakhir' kepada sebagian orang di Kota Cirebon, dia mengaku belum mendapat informasi mengenai itu.
Dia hanya memastikan, aktivitas MA sebagaimana yang dilaporkan kepada pihaknya, dipandang akan meresahkan karena bertentangan dengan keyakinan umum warga Kota Cirebon.
Namun dia berjanji menindaklanjuti kemungkinan perekrutan warga kota itu dengan berkoordinasi bersama ketua RT/RW maupun lurah dan camat setempat.
Saat dikonfirmasi, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Cirebon, Nurhayudi mengaku belum mendapat informasi mengenai kemungkinan ajaran sesat yang berkaitan dengan MA.
Hanya, dia rupanya mengenal nama MA yang menurutnya sebagai salah satu pengisi kegiatan keagamaan yang akan digelar salah satu lembaga pendidikan di Kota Cirebon.
Namun, berdasarkan informasi intelijen yang diterima pihaknya, aktivitas MA berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat.
"Makanya, kami kemudian menyarankan kegiatan MA dilaksanakan lebih privat, tak di tempat publik sebagaimana diagendakan sebelumnya," ungkap Nurhayudi saat ditemui di kantornya, Selasa (23/2/2016).
Disinggung mengenai adanya keresahan masyarakat mengenai klaim MA sebagai 'raja terakhir' kepada sebagian orang di Kota Cirebon, dia mengaku belum mendapat informasi mengenai itu.
Dia hanya memastikan, aktivitas MA sebagaimana yang dilaporkan kepada pihaknya, dipandang akan meresahkan karena bertentangan dengan keyakinan umum warga Kota Cirebon.
Namun dia berjanji menindaklanjuti kemungkinan perekrutan warga kota itu dengan berkoordinasi bersama ketua RT/RW maupun lurah dan camat setempat.
(zik)