PMI Siagakan 500 Personel Hadapi Ancaman Bencana
A
A
A
SUBANG - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Subang menyiagakan sedikitnya 500 personel, untuk menghadapi ancaman bencana, baik banjir maupun longsor, menyusul tingginya intensitas curah hujan.
Ratusan personel ini, berasal dari beberapa unsur relawan, yakni, Palang Merah Remaja (PMR), pelajar, dan Korps Suka Relawan (KSR) di seluruh tingkatan. Seluruh personel ini sudah terlatih menghadapi situasi darurat bencana dan menangani korban.
"Kami sudah membekali mereka berbagai keterampilan dalam menghadapi situasi bencana," ungkap Kepala Markas PMI Subang, Dally Kardilan THR.
Berdasarkan pemetaan kerawanan bencana yang dilakukannya, ada tiga wilayah yang harus mendapat perhatian. Yakni, wilayah rawan gunung api yang meliputi Kecamatan Ciater, Jalancagak, Kasomalang dan Sagalaherang.
Selanjutnya wilayah rawan longsor yang meliputi seluruh kecamatan di kawasan selatan Subang, dan wilayah rawan banjir yang meliputi 14 kecamatan di kawasan pantura Subang.
Khusus potensi banjir, saat pihaknya sedang memantau ketinggian debit air Sungai Cipunagara. Sebab, berdasarkan pengalaman sebelumnya, jika curah hujan tinggi, yang menyebabkan ketinggian debit melebihi ambang batas normal, maka peluang terjadinya banjir cukup besar.
"Pantauan sementara, ketinggian air di Cipunagara sudah mencapai 600 sentimeter, atau 6 meter. Kalau lebih dari itu, bisa dipastikan penghuni di sekitar bantaran sungai bakal terkena banjir," tuturnya.
Dally menyebut, berdasarkan tupoksi penanggulangan bencana, PMI diberikan tanggungjawab mengelola dapur umum, juga menangani korban, dan dibekali fasilitas penanganan bencana, di antaranya kendaraan ambulan dengan peralatan lengkap.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Subang Yayat Sudrajat menyebut, dalam sepekan terakhir, tingginya intensitas curah hujan, menyebabkan sebanyak 90 rumah di wilayah pantura, tergenang air.
Mayoritas rumah ini berada di areal yang berdekatan dengan sungai. "Ada sekitar 90 rumah, tapi cuma tergenang, dan tak masuk kategori banjir. Lama genangan juga hanya 2-3 jam, setelah itu langsung surut," ungkapnya.
Puluhan rumah ini, tersebar di Kecamatan Blanakan sebanyak 40 rumah, dan Sukasari 50 rumah. Setiap musim hujan, dua daerah ini memang termasuk langganan banjir. Sebab, selalu ada beberapa titik yang tergenang, dengan ketinggian air antara 40-50 sentimeter.
Yayat menyebut, selain menggenangi puluhan rumah, luapan air hujan juga merendam hektaran sawah di wilayah pantura, seperti Kecamatan Cipunagara, Legonkulon dan Blanakan.
"Beberapa kecamatan lain yang juga termasuk langganan banjir, yakni Legonkulon dan Pusakanagara. Karena itu, warga di sana sebaiknya tetap bersiaga, dan kami pun terus menjalin koordinasi dengan instansi terkait untuk langkah penanggulangan," pungkasnya.
Ratusan personel ini, berasal dari beberapa unsur relawan, yakni, Palang Merah Remaja (PMR), pelajar, dan Korps Suka Relawan (KSR) di seluruh tingkatan. Seluruh personel ini sudah terlatih menghadapi situasi darurat bencana dan menangani korban.
"Kami sudah membekali mereka berbagai keterampilan dalam menghadapi situasi bencana," ungkap Kepala Markas PMI Subang, Dally Kardilan THR.
Berdasarkan pemetaan kerawanan bencana yang dilakukannya, ada tiga wilayah yang harus mendapat perhatian. Yakni, wilayah rawan gunung api yang meliputi Kecamatan Ciater, Jalancagak, Kasomalang dan Sagalaherang.
Selanjutnya wilayah rawan longsor yang meliputi seluruh kecamatan di kawasan selatan Subang, dan wilayah rawan banjir yang meliputi 14 kecamatan di kawasan pantura Subang.
Khusus potensi banjir, saat pihaknya sedang memantau ketinggian debit air Sungai Cipunagara. Sebab, berdasarkan pengalaman sebelumnya, jika curah hujan tinggi, yang menyebabkan ketinggian debit melebihi ambang batas normal, maka peluang terjadinya banjir cukup besar.
"Pantauan sementara, ketinggian air di Cipunagara sudah mencapai 600 sentimeter, atau 6 meter. Kalau lebih dari itu, bisa dipastikan penghuni di sekitar bantaran sungai bakal terkena banjir," tuturnya.
Dally menyebut, berdasarkan tupoksi penanggulangan bencana, PMI diberikan tanggungjawab mengelola dapur umum, juga menangani korban, dan dibekali fasilitas penanganan bencana, di antaranya kendaraan ambulan dengan peralatan lengkap.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Subang Yayat Sudrajat menyebut, dalam sepekan terakhir, tingginya intensitas curah hujan, menyebabkan sebanyak 90 rumah di wilayah pantura, tergenang air.
Mayoritas rumah ini berada di areal yang berdekatan dengan sungai. "Ada sekitar 90 rumah, tapi cuma tergenang, dan tak masuk kategori banjir. Lama genangan juga hanya 2-3 jam, setelah itu langsung surut," ungkapnya.
Puluhan rumah ini, tersebar di Kecamatan Blanakan sebanyak 40 rumah, dan Sukasari 50 rumah. Setiap musim hujan, dua daerah ini memang termasuk langganan banjir. Sebab, selalu ada beberapa titik yang tergenang, dengan ketinggian air antara 40-50 sentimeter.
Yayat menyebut, selain menggenangi puluhan rumah, luapan air hujan juga merendam hektaran sawah di wilayah pantura, seperti Kecamatan Cipunagara, Legonkulon dan Blanakan.
"Beberapa kecamatan lain yang juga termasuk langganan banjir, yakni Legonkulon dan Pusakanagara. Karena itu, warga di sana sebaiknya tetap bersiaga, dan kami pun terus menjalin koordinasi dengan instansi terkait untuk langkah penanggulangan," pungkasnya.
(nag)