Patok Bandara Baru, Polisi Bentrok dengan Warga

Selasa, 16 Februari 2016 - 23:51 WIB
Patok Bandara Baru,...
Patok Bandara Baru, Polisi Bentrok dengan Warga
A A A
KULONPROGO - Bentrokan antara warga penolak bandara dengan petugas keamanan dari Polres Kulonprogo dengan TNI dan Satpol PP, pecah dalam proses perapatan patok ordinat bandara di Pedukuhan Sidorejo, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Selasa (16/2/2016).

Sejumlah warga terluka, terkena pukulan dan pentungan polisi. Termasuk bibit tanaman cabe, dan sepeda motor warga juga rusak saat terjadi bentrokan.

Sejak pagi, sekitar 300 personil dari polres Kulonprogo telah bersiaga di Balai Desa Glagah. Mereka juga didukung dari Kodim 0731 Kulonprogo dan satradar Congot, maupun dari Satpol PP Kulonprogo. Awalnya tim melakukan perapatan patok di Pedukuhan Kragon II, Desa Palihan.

Saat tim akan melakukan pematokan, sempat dihadang warga yang menolak. Antara polisi dengan warga sempat terlibat dalam aksi saling dorong. Karena jumlah kalah banyak, warga akhirnya berhasil dilokalisasi agar tidak mendekat tim.

Selesai melakukan pengukuran di Kragon, tim dengan pengawalan ketat polisi melanjutkan pematokan perapatan titik ordinat bandara di Pedukuhan Bapangan, desa Glagah. Disinilah sempat diwarnai keributan kecil antara petugas kepolisian dengan warga.

Warga melarang dilakukan pematokan, tetapi dilawan polisi yang membuat barikade. Aksi saling dorong kembali terjadi dan bisa diredam polisi. Setidaknya ada sekitar 10 patok yang telah terpasang.

Usai istirahat siang, tim kembali melanjutkan perapatan patok di wilayah Pedukuhan Sidorejo. Petugas kepolisian terpaksa menerapkan dengan model ring berjenjang untuk meredam aksi warga.

Saat itu warga menghadang tim yang akan mematok di tanah pekarangan. Aksi saling dorong kembali terjadi, hingga akhirnya terlibat bentrokan.

Akibatnya sejumlah warga terluka, terkena pukulan dan pentungan petugas kepolisian. Bahkan benih cabe yang disiapkan warga juga ada yang rusak, berikut sepeda motor.

Sesaat kondusif, ketegangan kembali terjadi. Beberapa wrga kembali ditangkap karena dianggap provokasi.

Hal ini membuat warga emosi dan mencoba melepaskan rekannya hingga kembali terjadi bentrokan. "Kami sangat sayangkan ada kejadian ini," jelas Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT) Martono.

Martono menuding, BPN sengaja memanfaatkan aparat untuk menekan warga. Tanpa permisi dengan pemilik tanah, mereka langsung melakukan pematokan. Warga yang berupaya mempertahankan hak atas tanah justru terkena pukulan, dan banyak yang mengalami luka.

"Kita belum mendata yang terluka, tetapi banyak yang memar kena pukulan, kerugian fisik, sepeda motor hingga tekanan psikis," tandas Martono.

Dengan kejadian ini, kata Martono, warga semakin yakin bandara tidak akan mensejahterakan. Hanya akan mematok saja, tanpa koordinasi langsung paksa patok di tanah warga.

Untuk itulah mereka akan melakukan koordinasi dengan LBH Yogyakarta terkait insiden yang dialami warga. "Ini sudah tidak manusiawi. Kita akan koordinasi dengan LBH," jelasnya.

Kapolres Kulonprogo AKBP Nanang Djunaedi menepis tudingan telah terjadi pemukulan. Yang ada hanya aksi saling dorong antara petugas dengan warga.

Itu terjadi karena himbauan petugas kepada warga tidak diindahkan dan terpaksa warga yang melawan ditindak. "Semuanya sudah sesuai prosedur," jelas kapolres.

Menurutnya, aksi warga masih dalam batas normal. Mereka masih bisa memahami kerja petugas di lapangan. Sehingga ketika terjadi aksi perlawanan polisi akan menindak warga yang menghalangi tim bekerja di lapangan.

Ditegaskan, tugas polisi adalah melakukan pengamanan. Polisi tidak boleh gagal melakukan pengamanan. "Karena polisi sebagai representasi negara dan dalam hal ini negara tidak boleh kalah," pugkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0819 seconds (0.1#10.140)