Mengandung Hepatitis B dan HIV/AIDS, 200 Kantong Darah Dimusnahkan
A
A
A
CIANJUR - Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Cianjur terpaksa menghancurkan 200 kantong darah stok tahun 2015 karena tidak layak pakai. Dalam bahasa medis, darah itu disebut sebagai reaktif.
Kabag Pelayanan UTD PMI Cianjur Anisa Pujiyanti mengatakan, darah yang tidak layak digunakan itu mengandung berbagai jenis penyakit, di antaranya Hepatitis B dan virus HIV/AIDS.
"Kalau diestimasikan dari 100 pendonor, 30 persennya tidak layak pakai karena mengandung penyakit hepatitis dan HIV. Bulan Januari kemarin saja ada 30 kantong darah yang reaktif," katanya saat ditemui di tempat kerjanya, Selasa (9/2/2016).
Disebutkan Anisa, setiap darah yang terkontaminasi itu langsung dimusnahkan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan atau mengkontaminasi darah lain. Pihaknya sendiri saat ini terus melengkapi peralatan pengolahan darah yang lebih canggih.
"Alhamdulilah semua alat penunjang sudah kita punya, tinggal alat pendeteksi kandungan HIV saja yang belum. Terbaru kami akan segera miliki alat cek darah dengan sistem sinar laser," katanya.
Dikatakan Anisa, permintaan darah di Kabupaten Cianjur sendiri terbilang cukup tinggi. Dalam sebulan, rata-rata kebutuhan mencapai 1.200 kantong.
"Selain RSUD Cianjur, RSU Cimacan dan RSDH Karangtengah, ada tujuh klinik yang juga kami layani. Karenanya, permintaan terbilang tinggi, sementara stok kadang minim," pungkasnya.
Kabag Pelayanan UTD PMI Cianjur Anisa Pujiyanti mengatakan, darah yang tidak layak digunakan itu mengandung berbagai jenis penyakit, di antaranya Hepatitis B dan virus HIV/AIDS.
"Kalau diestimasikan dari 100 pendonor, 30 persennya tidak layak pakai karena mengandung penyakit hepatitis dan HIV. Bulan Januari kemarin saja ada 30 kantong darah yang reaktif," katanya saat ditemui di tempat kerjanya, Selasa (9/2/2016).
Disebutkan Anisa, setiap darah yang terkontaminasi itu langsung dimusnahkan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan atau mengkontaminasi darah lain. Pihaknya sendiri saat ini terus melengkapi peralatan pengolahan darah yang lebih canggih.
"Alhamdulilah semua alat penunjang sudah kita punya, tinggal alat pendeteksi kandungan HIV saja yang belum. Terbaru kami akan segera miliki alat cek darah dengan sistem sinar laser," katanya.
Dikatakan Anisa, permintaan darah di Kabupaten Cianjur sendiri terbilang cukup tinggi. Dalam sebulan, rata-rata kebutuhan mencapai 1.200 kantong.
"Selain RSUD Cianjur, RSU Cimacan dan RSDH Karangtengah, ada tujuh klinik yang juga kami layani. Karenanya, permintaan terbilang tinggi, sementara stok kadang minim," pungkasnya.
(san)