Enam Kecamatan di Medan Dilanda Banjir
A
A
A
MEDAN - Sedikitnya enam kecamatan di Kota Medan, Sumatera Utara, terendam banjir akibat hujan yang terus-menerus mengguyur, Senin (8/2/2016). Keenam kecamatan itu adalah Medan Johor, Maimoon, Selayang, Helvetia, Petisah, dan Polonia.
Tidak tertutup kemungkinan banjir juga melanda kawasan lain di luar enam kecamatan itu. Mengingat, guyuran hujan sangat merata.
Banjir itu terjadi akibat luapan sungai dan drainase yang tidak mampu lagi menampung debit air. Mengingat, hujan mulai turun sejak subuh sampai sore hari.
Luapan itu tidak hanya menggenangi permukiman masyarakat yang berada di bantaran sungai, tapi juga jalan raya. Kondisi luapan air sudah terjadi sejak pagi. Sebab, hujan deras terus mengguyur Kota Medan.
Di Kelurahan Beringin, Kecamatan Medan Selayang, sebanyak 50 KK terpaksa diungsikan ke kantor lurah karena air merendam rumah mereka. Selain itu, kawasan tersebut merupakan langganan banjir. Terakhir, November 2015, warga sekitar juga terpaksa diungsikan.
Sekcam Medan Selayang, Odie Batubara, menuturkan, sudah membuka posko penampungan terhadap korban kebanjiran di Kelurahan Beringin.
Salah satu posko yang didirikan adalah Kantor Lurah Beringin dan masjid di kawasan tersebut. Diakuinya, setiap hujan deras kawasan itu sudah menjadi langganan banjir apalagi di daerah pegunungan juga hujan.
Di Kecamatan Medan Petisah, banjir melanda tiga kelurahan, yakni Kelurahan Sei Sikambing D, Kelurahan Sei Putih Barat, dan Kelurahan Petisah Tengah. Ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.
"Di Sei Sikambing D dan Petisah Barat air mencapai lutut orang dewasa. Kini mulai surut. Ini disebabkan Sungai Babura meluap. Mereka kan tinggal di kawasan bantaran sungai. Ini Kelurahan Petisah Tengah pula yang mulai meluap, tepatnya Kampung Kubur," ujar Camat Medan Petisah Rakhmat Adi Syahputra Harahap
Sementara itu, Kepala BPPD Kota Medan Hanna Lore Simanjuntak, mengungkapkan, telah memantau di sejumlah kecamatan yang terkena banjir. Bahkan, pihaknya telah meminta warga Kelurahan Beringin mengungsi dan menyiapkan keperluan yang dibutuhkan.
Sementara itu, Kabid Drainase Kota Medan Yusdartono, mengungkapkan, sangat mengkhawatirkan apabila sungai meluap. Sebab, banjir sulit diatasi.
"Kalau drainase meluap, hanya beberapa saat saja, setelah itu sudah surut kembali. Sungai meluap ini yang sulit. Kami pun tidak bisa menanganinya. Tapi kami terus memantau dan mengantisipasi. Personel dan alat berat sudah kami siapkan. Begitu ada permintaan untuk turun, kami segera langsung ke lokasi. Sejauh ini masih aman," tandasnya.
Sementara, berdasarkan informasi yang disampaikan Kepala Pusat Data Informasi Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho yang diterima Sindonews, Senin malam ini, pada pukul 18.00 WIB, air sudah mulai surut sekitar 20 cm. Masyarakat yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.
Tidak tertutup kemungkinan banjir juga melanda kawasan lain di luar enam kecamatan itu. Mengingat, guyuran hujan sangat merata.
Banjir itu terjadi akibat luapan sungai dan drainase yang tidak mampu lagi menampung debit air. Mengingat, hujan mulai turun sejak subuh sampai sore hari.
Luapan itu tidak hanya menggenangi permukiman masyarakat yang berada di bantaran sungai, tapi juga jalan raya. Kondisi luapan air sudah terjadi sejak pagi. Sebab, hujan deras terus mengguyur Kota Medan.
Di Kelurahan Beringin, Kecamatan Medan Selayang, sebanyak 50 KK terpaksa diungsikan ke kantor lurah karena air merendam rumah mereka. Selain itu, kawasan tersebut merupakan langganan banjir. Terakhir, November 2015, warga sekitar juga terpaksa diungsikan.
Sekcam Medan Selayang, Odie Batubara, menuturkan, sudah membuka posko penampungan terhadap korban kebanjiran di Kelurahan Beringin.
Salah satu posko yang didirikan adalah Kantor Lurah Beringin dan masjid di kawasan tersebut. Diakuinya, setiap hujan deras kawasan itu sudah menjadi langganan banjir apalagi di daerah pegunungan juga hujan.
Di Kecamatan Medan Petisah, banjir melanda tiga kelurahan, yakni Kelurahan Sei Sikambing D, Kelurahan Sei Putih Barat, dan Kelurahan Petisah Tengah. Ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.
"Di Sei Sikambing D dan Petisah Barat air mencapai lutut orang dewasa. Kini mulai surut. Ini disebabkan Sungai Babura meluap. Mereka kan tinggal di kawasan bantaran sungai. Ini Kelurahan Petisah Tengah pula yang mulai meluap, tepatnya Kampung Kubur," ujar Camat Medan Petisah Rakhmat Adi Syahputra Harahap
Sementara itu, Kepala BPPD Kota Medan Hanna Lore Simanjuntak, mengungkapkan, telah memantau di sejumlah kecamatan yang terkena banjir. Bahkan, pihaknya telah meminta warga Kelurahan Beringin mengungsi dan menyiapkan keperluan yang dibutuhkan.
Sementara itu, Kabid Drainase Kota Medan Yusdartono, mengungkapkan, sangat mengkhawatirkan apabila sungai meluap. Sebab, banjir sulit diatasi.
"Kalau drainase meluap, hanya beberapa saat saja, setelah itu sudah surut kembali. Sungai meluap ini yang sulit. Kami pun tidak bisa menanganinya. Tapi kami terus memantau dan mengantisipasi. Personel dan alat berat sudah kami siapkan. Begitu ada permintaan untuk turun, kami segera langsung ke lokasi. Sejauh ini masih aman," tandasnya.
Sementara, berdasarkan informasi yang disampaikan Kepala Pusat Data Informasi Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho yang diterima Sindonews, Senin malam ini, pada pukul 18.00 WIB, air sudah mulai surut sekitar 20 cm. Masyarakat yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.
(zik)