Buku TK Diduga Berisi Paham Radikal Beredar di Kota Pekalongan
A
A
A
PEKALONGAN - Buku yang diduga bermuatan radikalisme beredar di sejumlah taman kanak-kanak di Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Seorang wali murid bernama MSH Habib (33), warga Krapyak Lor, Kecamatan Utara, Kota Pekalongan, menemukan sebuah buku untuk konsumsi anaknya, yang diduga berisi kata-kata paham radikal.
"Temuan itu tadi malam (Kamis 5/2) setelah magrib, anak saya minta belajar. Dari situ ketahuan, anak tanya terkait rangkaian suku kata yang dibaca al-go-jo dan ul-ti-ma-tum," katanya.
Lantaran dinilai membahayakan bagi perkembangan anaknya, dia melaporkan ke pihak kepolisian setempat.
"Buku ada kata-kata yang kurang pas untuk anak, seperti al-go-jo dan ul-ti-ma-tum, ka-fir ra-kus us-tad ke-ras, ca-ra-la-ga-a-la-ga-za, ku-bur le-her ka-fir, syahid di medan jihad, dan masih banyak lagi," paparnya.
Bahkan, ada juga yang dirangkai menjadi kalimat 'Bila agama kita dihina, kita tiada rela, lelaki bela agama, wanita bela agama, kita semua bela agama, kita selalu sedia, jaga agama kita, demi ilahi semata'.
"Jadi, kalau dirangkai kurang pas untuk dikonsumsi anak-anak," terangnya.
Menurutnya, setiap hari anaknya mendapat pembelajaran membaca menggunakan buku yang berjudul Anak Islam Suka Membaca itu.
"Ada lima jilid yang saya amankan, terbitan sejak 1999-2013. Saat ini saya melarang anak saya untuk membaca buku tersebut dan saya alihkan pada buku bacaan lain," ujarnya.
Pihaknya berharap buku itu bisa ditarik dari peredaran, sehingga, tidak meresahkan wali murid yang lain.
"Seharusnya Dinas Pendidikan Kota Pekalongan tahu itu, kan ada pengawasnya. Selain itu Kemenag Kota Pekalongan juga tahu, itu kan buku agama. Sebetulnya lebih baik guru-guru membuat buku bacaan sendiri yang wajar dan lebih mendidik."
Seorang wali murid bernama MSH Habib (33), warga Krapyak Lor, Kecamatan Utara, Kota Pekalongan, menemukan sebuah buku untuk konsumsi anaknya, yang diduga berisi kata-kata paham radikal.
"Temuan itu tadi malam (Kamis 5/2) setelah magrib, anak saya minta belajar. Dari situ ketahuan, anak tanya terkait rangkaian suku kata yang dibaca al-go-jo dan ul-ti-ma-tum," katanya.
Lantaran dinilai membahayakan bagi perkembangan anaknya, dia melaporkan ke pihak kepolisian setempat.
"Buku ada kata-kata yang kurang pas untuk anak, seperti al-go-jo dan ul-ti-ma-tum, ka-fir ra-kus us-tad ke-ras, ca-ra-la-ga-a-la-ga-za, ku-bur le-her ka-fir, syahid di medan jihad, dan masih banyak lagi," paparnya.
Bahkan, ada juga yang dirangkai menjadi kalimat 'Bila agama kita dihina, kita tiada rela, lelaki bela agama, wanita bela agama, kita semua bela agama, kita selalu sedia, jaga agama kita, demi ilahi semata'.
"Jadi, kalau dirangkai kurang pas untuk dikonsumsi anak-anak," terangnya.
Menurutnya, setiap hari anaknya mendapat pembelajaran membaca menggunakan buku yang berjudul Anak Islam Suka Membaca itu.
"Ada lima jilid yang saya amankan, terbitan sejak 1999-2013. Saat ini saya melarang anak saya untuk membaca buku tersebut dan saya alihkan pada buku bacaan lain," ujarnya.
Pihaknya berharap buku itu bisa ditarik dari peredaran, sehingga, tidak meresahkan wali murid yang lain.
"Seharusnya Dinas Pendidikan Kota Pekalongan tahu itu, kan ada pengawasnya. Selain itu Kemenag Kota Pekalongan juga tahu, itu kan buku agama. Sebetulnya lebih baik guru-guru membuat buku bacaan sendiri yang wajar dan lebih mendidik."
(zik)