PDIP Nilai Kualitas Penyelenggaraan Pilkada Kalteng Buruk

Kamis, 04 Februari 2016 - 23:14 WIB
PDIP Nilai Kualitas Penyelenggaraan Pilkada Kalteng Buruk
PDIP Nilai Kualitas Penyelenggaraan Pilkada Kalteng Buruk
A A A
PALANGKARAYA - PDI Perjuangan menilai penyelenggaraan Pilkada Lanjutan di Kalimantan Tengah, 27 Januari yang lalu merupakan salah satu yang terburuk dalam sejarah. Kesimpulan itu disampaikan Koordinator Gugus Tugas Pemenangan DPP PDI Perjuangan, Deddy Yevri Sitorus dalam jumpa pers yang dilakukan di kantor DPD PDI Perjuangan Kalimantan Tengah, Kamis (4/2/2016).

Deddy mengungkapkan, pihaknya telah mengumpulkan data pelanggaran, kelalaian, kecurangan dan manipulasi yang terjadi di ribuan TPS dari sekitar 5.750 TPS yang ada.

Dari sisi keamanan penyelenggaraan harus diakui bahwa aparat telah berhasil menjaga pelaksanaan pilkada yang aman dan damai, meski banyak insiden yang terjadi sebelum pencoblosan.

Tapi Deddy menekankan bahwa kedamaian itu juga merupakan bagian dari kontribusi pihaknya yang tidak merespon berbagai intimidasi, kekerasan dan kecurangan yang terjadi di berbagai tempat.

Pihaknya lebih memilih menggunakan saluran-saluran yang disediakan oleh UU untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi.

Deddy menjelaskan bahwa banyak oknum penyelenggara dan pengawas pemilu yang terlihat tidak netral dan bahkan terang-terangan memihak atau menguntungkan salah satu pasangan calon (paslon).

"Kami tidak tahu apakah hal ini ada kaitannya dengan informasi yang diterima mengenai keterlibatan istri salah satu pimpinan KPU Provinsi sebagai tim sukses paslon dalam pilakda ini," ucap Deddy.

Istri pimpinan KPU itu terlihat aktif dalam kegiatan kampanye paslon dan dalam kegiatan yang diselenggarakan KPU.

Deddy memastikan semua informasi ini akan dibawa ke DKPP untuk mendapatkan pembuktian. "Kami tidak ingin menuduh sembarangan, biarlah informasi itu nanti diproses di DKPP," terangnya.

Dari rangkaian proses rekapitulasi tingkat kabupaten-kota yang baru selesai kemarin, pihaknya memutuskan walk out dengan menyampaikan keberatan di setidaknya empat kabupaten karena masukan tentang berbagai pelanggaran berat, ketidaktelitian dan potensi kecurangan yang tidak direspon dengan cara sepantasnya.

"Kami terpaksa walk out karena ingin menjaga suasana yang kondusif, kami tidak ingin akar rumput bergejolak karena masalah ini," tuturnya.

Menurut Deddy, berbagai temuan ini nanti akan disampaikan dalam pleno rekapitulasi di provinsi.

"Penyelenggara dan pengawas buruk sekali, meski banyak juga yang melakukan tugasnya dengan baik. Tapi akumulasi temuan yang ada hanya menyimpulkan satu hal, dari sisi kualitas penyelenggaraan buruk sekali," ujar Deddy.

Pihaknya mencatat bahwa partisipasi pemilih sebenarnya sangat rendah. Dari laporan yang dikumpulkan sebenarnya partisipasi itu hanya dikisaran 40%, selebihnya kemungkinan besar adalah pemilih hantu.

Surat undangan banyak yang tidak disampaikan kepada pemilih, banyak pemilih yang tidak berhak dimobilisasi untuk mencoblos.

Sebaliknya warga di pedalaman yang ada dalam DPT tapi hanya membawa KTP malah disuruh memfotocopy KTP padahal jaraknya belasan kilometer dari TPS.

Ada form C1 yang tidak ditandatangani oleh petugas, perubahan yang tidak disertai berita acara, dan berbagai penyimpangan serta kelalaian fundamental lainnya.

"Praktek politik uang, intimidasi kepala desa dan banyak lagi. Itulah kenapa kami mengatakan kualitas pilkada ini sangat buruk, bahkan jika dibandingkan dua pilgub sebelumnya," tegas Deddy.

PDI Perjuangan juga menyoroti real count C1 yang di upload di website KPU Provinsi yang ternyata berbeda dengan data yang ada kotak suara.

"Menjadi pertanyaan, bukankah harusnya yang di upload itu adalah yang ada di dalam kotak suara?. Kalau begini, kita curiga bahwa real count itu didesign untuk membentuk opini yang menguntungkan salah satu calon," ujarnya.

Deddy berharap agar KPU Pusat dan Bawaslu segera turun tangan dan melakukan evaluasi.

"Kami akan menerima jika faktanya kami kalah tapi jelas kami tidak akan diam kalau berbagai kecurangan yang terjadi diabaikan begitu saja," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8496 seconds (0.1#10.140)