Guru SD di Wonogiri Diduga Cabuli Hampir Semua Siswanya
A
A
A
WONOGIRI - Seorang guru salah satu SD Negeri di Kecamatan Baturetno berinisial Wr, dilaporkan sejumlah orangtua siswa/siswi karena diduga mencabuli hampir semua muridnya dalam satu kelas. Ironisnya, guru bersangkutan tidak ditindak, tetapi hanya dipindahtugaskan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri, Siswanto saat dikonfirmasi soal kasus ini justru memperlihatkan kekagetannya.
“Waduh,. . . kami malah belum mendapat laporan. Tetapi secepatnya akan kami kroscek ke sekolahan bersangkutan,” katanya, Senin (1/2/2016).
Sementara Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan Kecamatan Baturetno, Dwi Martanto mengakui adanya laporan para orangtua siswa terkait dugaan pencabulan tersebut. Namun pihak guru bersangkutan membantahnya.
“Malahan guru bersangkutan akan menuntut balik kepada para orangtua yang melaporkannya melakukan tindak pencabulan. Sementara ini, untuk meredam permasalahan, dia kami pindah tugaskan ke sekolah lain,” ungkap Dwi Martanto.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP David Manurung, kepada wartawan mengaku telah menerima laporan tindak dugaan pencabulan seorang guru terhadap sejumlah muridnya.
Menurut David, guru bersangkutan sampai saat ini belum ditahan. Karena pihak polisi baru memeriksa 11 saksi dari 8 siswa yang diduga menjadi korban pencabulan sang guru.
“Sabar dulu, kita masih mengembangkan kasus ini dengan memeriksa sejumlah saksi-saksi sambil menunggu hasil visum dokter terhadap para korban. Nanti kalau sudah selesai, kita akan lakukan rilis dan gelar perkara,” jelas David Manurung via telepon, mewakili Kapolres Wonogiri AKBP Windro Akbar Panggabean.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Badan Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan ( BKBKSPP) Kabupaten Wonogiri, Rodliyah, juga menyampaikan keprihatinannya dengan kasus pencabulan yang kian marak di Wonogiri. Menurutnya, kasus pencabulan di Wonogiri, saat ini sudah masuk 3 besar se Jawa Tengah.
Berdasarkan data BKBSPP, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Wonogiri cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Pada 2014, jumlahnya hanya 48 kasus. Sedangkan 2015 kemarin meningkat 51 kasus, dimana 38 diantaranya merupakan kasus tindak pencabulan dan kekerasan seksual terhadap anak-anak.
“Untuk kasus dugaan pencabulan guru di Baturetno ini, kami juga sudah menerima laporan. Dan kami bersama psikiater akan turun melakukan pendampingan terhadap para korban.“ ujar Rodliyah.
Menurut Rodliyah, laporan terbaru dari Kecamatan Baturetno, selain kasus dugaan pencabulan seorang guru, ada lagi kasus seorang kakek mencabuli anak balita, yang kasusnya baru disidik kepolisian.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri, Siswanto saat dikonfirmasi soal kasus ini justru memperlihatkan kekagetannya.
“Waduh,. . . kami malah belum mendapat laporan. Tetapi secepatnya akan kami kroscek ke sekolahan bersangkutan,” katanya, Senin (1/2/2016).
Sementara Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan Kecamatan Baturetno, Dwi Martanto mengakui adanya laporan para orangtua siswa terkait dugaan pencabulan tersebut. Namun pihak guru bersangkutan membantahnya.
“Malahan guru bersangkutan akan menuntut balik kepada para orangtua yang melaporkannya melakukan tindak pencabulan. Sementara ini, untuk meredam permasalahan, dia kami pindah tugaskan ke sekolah lain,” ungkap Dwi Martanto.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP David Manurung, kepada wartawan mengaku telah menerima laporan tindak dugaan pencabulan seorang guru terhadap sejumlah muridnya.
Menurut David, guru bersangkutan sampai saat ini belum ditahan. Karena pihak polisi baru memeriksa 11 saksi dari 8 siswa yang diduga menjadi korban pencabulan sang guru.
“Sabar dulu, kita masih mengembangkan kasus ini dengan memeriksa sejumlah saksi-saksi sambil menunggu hasil visum dokter terhadap para korban. Nanti kalau sudah selesai, kita akan lakukan rilis dan gelar perkara,” jelas David Manurung via telepon, mewakili Kapolres Wonogiri AKBP Windro Akbar Panggabean.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Badan Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan ( BKBKSPP) Kabupaten Wonogiri, Rodliyah, juga menyampaikan keprihatinannya dengan kasus pencabulan yang kian marak di Wonogiri. Menurutnya, kasus pencabulan di Wonogiri, saat ini sudah masuk 3 besar se Jawa Tengah.
Berdasarkan data BKBSPP, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Wonogiri cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Pada 2014, jumlahnya hanya 48 kasus. Sedangkan 2015 kemarin meningkat 51 kasus, dimana 38 diantaranya merupakan kasus tindak pencabulan dan kekerasan seksual terhadap anak-anak.
“Untuk kasus dugaan pencabulan guru di Baturetno ini, kami juga sudah menerima laporan. Dan kami bersama psikiater akan turun melakukan pendampingan terhadap para korban.“ ujar Rodliyah.
Menurut Rodliyah, laporan terbaru dari Kecamatan Baturetno, selain kasus dugaan pencabulan seorang guru, ada lagi kasus seorang kakek mencabuli anak balita, yang kasusnya baru disidik kepolisian.
(sms)