24 Eks Gafatar yang Pulang Hanya Level Simpatisan

Senin, 25 Januari 2016 - 22:06 WIB
24 Eks Gafatar yang...
24 Eks Gafatar yang Pulang Hanya Level Simpatisan
A A A
BLITAR - Sebanyak 24 orang eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) termasuk sembilan anak-anak asal Kabupaten Blitar akhirnya kembali ke kampung halaman. Dari hasil identifikasi mereka ini hanyalah pengikut atau simpatisan.

Kabag Humas Pemkab Blitar Puguh Imam Susanto mengatakan bahwa masih ada 21 orang lagi menunggu pemulangan tahap dua yang merupakan kelompok eks pengurus atau tokoh Gafatar.“Kita akan melakukan penjemputan lagi ke Surabaya,“ ujar Puguh, Senin (25/1/2016).

Sebanyak 24 pengikut eks Gafatar tiba di Blitar pada Senin (25/1/2016) dini hari pukul 02.30 WIB. Satu unit bus diiringi satu unit mobil ambulans, Bakesbangpol dan Dinas Sosial Pemkab Blitar bertolak ke Wisma Transito Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur Minggu petang 24 Januari.

Penjemputan eks pengikut Gafatar ini melibatkan personel kepolisian dan TNI. Seperti skenario awal setiba di Blitar mereka langsung ditempatkan di aula Kantor Disporbudpar Kabupaten Blitar.

“Sekitar pukul 06.00 WIB mereka mendapat pengarahan dan pembinaan,“ terang Puguh. Selain Wakil Bupati Blitar Rijanto dan Bakesbangpol juga hadir MUI, aparat kepolisian serta TNI.

Mereka mendapat pembinaan terkait pentingnya ideologi yang tidak bertabrakan dengan keyakinan agama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Wabup Rijanto juga memberikan kesempatan 24 orang eks pengikut Gafatar dari Desa Pulerejo, Desa Plandirejo Kecamatan Bakung, dan Desa Pakisaji, Desa Kebonsari Kecamatan Kademangan menyampaikan uneg unegnya.

Sebagian besar, kata Puguh mengaku merantau ke Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat untuk tujuan pekerjaan.

Ada yang baru seminggu, tiga bulan dan paling lama satu tahun. Dihadapan Wabup Rijanto mereka meminta pemerintah memulangkan sepeda motor milik mereka yang tertinggal saat insiden pembakaran rumah pengikut Gafatar.

“Terkait permintaan itu pemkab akan berupaya memberikan bantuan,“ jelasnya. Menurut Puguh penjemputan dari Kantor Disporbudpar menuju kampung halaman dipimpin kepala desa masing-masing.

Bagi yang sudah tidak memiliki tempat tinggal akan menumpang di rumah sanak saudara. Pasalnya tidak sedikit eks Gafatar yang sudah menjual tanah dan rumah sebagai modal merantau ke Kalimantan Barat.

Puguh memastikan tidak ada penolakan dari masyarakat. Semuanya berlapang dada menerima para pengikut eks Gafatar dengan tangan terbuka.

“Karenanya proses pemulangan kita ke kampung halaman masing masing relatif cepat. Sebab kalau dikarantina terlalu lama justru semakin menguatkan persepsi sebagai orang bermasalah,“ tegasnya.

Dalam kesempatan itu Wabup Rijanto mengulurkan bantuan uang tunai sebesar Rp1 juta kepada setiap kepala keluarga. Pihak TNI memberi paket makanan kepada keluarga yang memiliki anak kecil.

Sedangkan dinas sosial memberikan dua paket sembako kepada setiap KK eks Gafatar. Rencananya pemberian paket sembako ini akan terus berlanjut hingga mereka mampu berproduksi sendiri.

Pemkab juga akan mengarahkan mereka yang sebelumnya memiliki ketrampilan berdagang, seperti penjual bakso dan es.

Sementara Ny Kati, 60 warga Desa Pakisaji Kecamatan Kademangan yang turut dipulangkan mengaku baru seminggu berada di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat.

Ny Kati yang mengaku tidak begitu tahu tentang Gafatar mengatakan hanya bermaksud menyusul anaknya yang lebih dulu menjadi pengikut Gafatar. “Saya hanya mengikuti anak saya yang kerja di bidang pertanian di Kalimantan,“ tuturnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6177 seconds (0.1#10.140)