Fara, Gadis Lulusan S2 Undip yang Ikut Gafatar Akhirnya Pulang

Senin, 25 Januari 2016 - 06:19 WIB
Fara, Gadis Lulusan S2 Undip yang Ikut Gafatar Akhirnya Pulang
Fara, Gadis Lulusan S2 Undip yang Ikut Gafatar Akhirnya Pulang
A A A
SEMARANG - Faradina Ilma, anak anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang, Kholiq yang dikabarkan hilang dan mengikuti aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) akhirnya pulang ke rumah.

Kepulangan gadis 25 tahun tersebut disambut suka cita bagi keluarga, khususnya kedua orang tua Faradina.

Lulusan S2 Undip yang juga seorang PNS di Pemprov Jatim itu tiba di Bandara Ahmad Yani Kota Semarang sekitar pukul 16.00 WIB. Fara datang bersama kedua orang tuanya dan satu anggota Gafatar lainnya, Eko Siswandoyo.

Saat tiba di bandara, rombongan Fara langsung dibawa ke ruang VIP Borobudur bandara Ahmad Yani. Di dalam ruangan itu, telah berkumpul beberapa pejabat seperti Camat Tugurejo Semarang, pihak kepolisian dan Kesbangpolinmas.

Rombongan meninggalkan gedung VIP sekitar pukul 16.30 WIB. Dengan pengawalan dari kepolisian, Faradina dibawa masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan.

Saat berjalan keluar ruangan, tampak wajah Fara yang biasa saja. Ia tak mau menjawab pertanyaan awak media yang menunggunya sejak siang. Sesekali, Fara yang mengenakan kaos ungu itu hanya melempar senyum.

Sementara Eko, wajahnya tampak serius. Saat dimintai keterangan, Eko menolak dengan alasan lelah.

"Tidak usah, saya capek," kata pria yang diduga memiliki hubungan spesial dengan Faradina dan disebut sebagai orang yang membawa Fara ikut Gafatar itu.

Tak ada yang mau memberikan statemen saat kepulangan Fara tersebut. Media ini mencoba mencari kediamannya, di Jalan Tugurejo A12 nomor 4 Rt8/1 Kelurahan Tugurejo Kota Semarang.

Mobil yang membawa Fara tiba di rumah sekitar pukul 17.30 WIB. Ayah Fara, Abdul Kholiq akhirnya mau menemui awak media untuk memberikan statemen.

"Saya capek sekali, ini saja saya sedang sakit," kata Kholiq mengawali obrolan.

Kholiq mengaku sangat senang dapat menemukan putrinya itu. Sebab sejak dikabarkan hilang November 2014 lalu, dirinya bingung mencari keberadaan Fara.

"Saya cari ke Jawa Timur dan ke beberapa tempat lain. Saya juga mencari ke kamp eks Gafatar di Mempawah Kalimantan, namun dari ribuan wajah yang ada, anak saya tidak ada," kenangnya.

Sejak Rabu 20 Januari 2016 dirinya mengaku mencari Fara di kamp eks Gafatar Mempawah. Namun, hasilnya nihil.

"Akhirnya saya dibantu dari intel Kodam mencari tahu kepada 10 tokoh Gafatar yang ditangkap, dari informasi tokoh itu saya mengetahui jika anak saya di Pontianak," tambahnya.

Sabtu 23 Januari 2016, Kholiq mengaku mendapat pesan singkat dari Fara. Ia mengaku berada di Pontianak dan minta dijemput.

"Kata anak saya, saat Mempawah dibakar ia lari ketakutan ke Pontianak. Lalu ia ngekos di sana dan mengabari saya minta jemput. Langsung saya jemput bersama anggota kepolisian," kata dia.

Kholiq mengaku bahagia dapat menemukan anaknya itu. Meski begitu, ia masih melarang awak media bertemu dengan putrinya itu.

"Anak saya sehat baik jasmani maupun rohani. Hanya butuh istirahat saja karena kecapean," tuturnya.

Disinggung mengenai rencana setelah kepulangan anaknya itu, Kholiq mengaku akan berusaha memberikan pendampingan. Pihaknya akan berusaha mengembalikan psikologis Fara dengan terapi-terapi khusus.

"Akan kami lakukan terapi sebaik mungkin agar psikologisnya dapat kembali normal. Ia masih ketakutan," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6109 seconds (0.1#10.140)