Polda Sulteng Terus Berupaya Ungkap Identitas Jenazah Terduga Teroris

Sabtu, 16 Januari 2016 - 17:47 WIB
Polda Sulteng Terus...
Polda Sulteng Terus Berupaya Ungkap Identitas Jenazah Terduga Teroris
A A A
POSO - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah hingga kini masih berupaya untuk mengungkap identitas dari terduga teroris yang tewas dalam baku tembak antara pasukan TNI-Polri dengan sekelompok orang yang disebut polisi sebagai anggota kelompok teroris Santoso.

Berdasarkan identifikasi awal, diduga teroris yang tewas itu memiliki kemiripan dengan beberapa pelaku yang berada dalam daftar DPO teroris yang diburu dalam Operasi Tinombala 2016.

Kepala Daerah Operasi Tinombala 2016 Kombes Pol Leo Bona Lubis dalam keterangan di Markas Kepolisian Resort Poso mengatakan, jenazah tiba pada Sabtu (16/1/2016) dini hari. Petugas kemudian melakukan identifikasi luar, diketahui jenazah terduga teroris itu memiliki ciri-ciri yaitu laki laki, kulit sawo matang, dengan umur antara 30 hingga 40 tahun.

Tidak ada tanda tanda khusus, namun polisi memastikan terduga teroris itu adalah warga lokal di Poso atau di Sulawesi Tengah.

Dari hasil identifikasi awal terhadap terduga teroris yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah itu, polisi masih belum dapat menentukan identitas tersangka. Upaya identifikasi akan dilanjutkan dengan tes DNA di Laboratorium Forensik di Makassar, Sulawesi Selatan.

Namun, Kombes Leo Bona Lubis yang juga menjabat sebagai Wakapolda Sulawesi Tengah itu tidak menampik bila ada kemiripan terduga teroris yang tewas itu dengan beberapa pelaku yang berada dalam Daftar Pencarian Orang atau (DPO) terkait kasus tindak pidana terorisme yang menjadi target utama dalam Operasi Tinombala 2016.

Hingga Sabtu ini, operasi pengejaran terhadap kelompok teroris Santoso masih dilakukan di hutan pegunungan di sekitar wilayah Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan.

Ada enam tim pasukan gabungan TNI- Polri yang dikerahkan untuk melakukan pengejaran dan juga penyekatan untuk menutup jalur-jalur jalan setapak yang dapat digunakan kelompok itu melarikan diri.

Baku tembak antara pasukan TNI Polri dengan sekelompok orang bersenjata yang dipastikan sebagai kelompok teroris Santoso itu merupakan peristiwa pertama sejak Operasi Tinombala 2016 digelar di Poso pada 10 Januari 2016.

Operasi ini menggantikan Operasi Camar Maleo IV yang berakhir pada 9 Januari. Operasi Tinombala yang melibatkan 2.000 personel Pasukan TNI Polri atau lebih besar dari 1.700 personel TNI-Polri yang dilibatkan dalam Operasi Camar Maleo IV, akan berlangsung hingga 9 Maret 2016.

Operasi digelar untuk mencari kelompok teroris Santoso, sejak peristiwa penembakan terhadap tiga anggota polisi yang melakukan pengamanan objek vital sebuah bank swasta di Palu pada 2011.

Kelompok Santoso diperkirakan hanya berjumlah puluhan orang. Bila menggunakan patokan daftar DPO yang dipajang di jalan-jalan maupun di markas polsek dan polres yang berada di Poso, Sulawesi Tengah, setidaknya masih terdapat 38 orang yang diburu dalam Operasi Tinombala 2016.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7900 seconds (0.1#10.140)