Marhaen Kulon Progo Kembali Selami Dunia Politik
A
A
A
KULON PROGO - Keluarga Besar Marhaenisme Kabupaten Kulon Progo yang lama tidak terdengar kiprahnya kembali terjun ke pentas politik. Kali ini, mereka berjanji kembali kepada cita-cita proklamasi dan UUD 1945.
“Kami ingin mengembalikan kader marhaenisme untuk kembali memimpin dan menyejahterakan rakyat,” jelas Ketua Muskab III Marhaenisme Kulonprogo Imam Syafei, di Kulon Progo, Minggu (10/1/2016).
Menurutnya, kader muda marhaenisme siap untuk mengembangkan potensi perbukitan dengan semangat bertani. Mereka telah menyiapkan 10 ribu bibit nanas untuk dikembangkan di puncak Suroloyo.
“Kami ingin nantinya ada rekomendasi kepada pemerintah seperti sistem irigasi dan beberapa peninjauan kembali terhadap perda," jelasnya.
Ketua Marhaenisme Kulonprogo Santoso Wardoyo mengatakan, marhaenisme jauh di atas kepentingan parpol. Namun marhaenis hadir dan ada untuk membela kepentingan bangsa dan negara.
Marhaenisme bukan merupakan underbow partai politik meski memiliki kedekatan dengan PDIP. “Kami jauh lebih besar dari parpol,” jelasnya.
Pengurus Marhaenisme Kulonprogo Tony HP yang juga mantan Ketua DPC PDIP Kulon Progo menepis tudingan kehadiran marhaenisme karena kepentingan politik menjelang Pilkada 2017.
Menurutnya, perjuangan marhaenisme tidak hanya dari politik. Tetapi juga ekonomis, sosial, dan budaya yang bermuara pada peningkatan kesejahteaan rakyat.
Marhaenisme akan hadir untuk mendorong warga Kulon Progo aktif dalam mega proyek di Kulon Progo. Masyarakat harus dilibatkan secara aktif, dan tidak menjadi penonton.
“Terlalu dangkal kalau muskab ini dikaitkan dengan pilkada, Muskab adalah amanat AD/ART,” pungkasnya.
“Kami ingin mengembalikan kader marhaenisme untuk kembali memimpin dan menyejahterakan rakyat,” jelas Ketua Muskab III Marhaenisme Kulonprogo Imam Syafei, di Kulon Progo, Minggu (10/1/2016).
Menurutnya, kader muda marhaenisme siap untuk mengembangkan potensi perbukitan dengan semangat bertani. Mereka telah menyiapkan 10 ribu bibit nanas untuk dikembangkan di puncak Suroloyo.
“Kami ingin nantinya ada rekomendasi kepada pemerintah seperti sistem irigasi dan beberapa peninjauan kembali terhadap perda," jelasnya.
Ketua Marhaenisme Kulonprogo Santoso Wardoyo mengatakan, marhaenisme jauh di atas kepentingan parpol. Namun marhaenis hadir dan ada untuk membela kepentingan bangsa dan negara.
Marhaenisme bukan merupakan underbow partai politik meski memiliki kedekatan dengan PDIP. “Kami jauh lebih besar dari parpol,” jelasnya.
Pengurus Marhaenisme Kulonprogo Tony HP yang juga mantan Ketua DPC PDIP Kulon Progo menepis tudingan kehadiran marhaenisme karena kepentingan politik menjelang Pilkada 2017.
Menurutnya, perjuangan marhaenisme tidak hanya dari politik. Tetapi juga ekonomis, sosial, dan budaya yang bermuara pada peningkatan kesejahteaan rakyat.
Marhaenisme akan hadir untuk mendorong warga Kulon Progo aktif dalam mega proyek di Kulon Progo. Masyarakat harus dilibatkan secara aktif, dan tidak menjadi penonton.
“Terlalu dangkal kalau muskab ini dikaitkan dengan pilkada, Muskab adalah amanat AD/ART,” pungkasnya.
(san)