Tiga Warga Poso Meninggal karena Demam Berdarah
![Tiga Warga Poso Meninggal...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2016/01/08/174/1075505/tiga-warga-poso-meninggal-karena-demam-berdarah-dIM-thumb.jpg)
Tiga Warga Poso Meninggal karena Demam Berdarah
A
A
A
POSO - Dinas Kesehatan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah menyebutkan terjadinya peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang signifikan di wilayah itu dalam empat bulan terakhir. Setidaknya 153 orang terjangkit DBD dan tiga di antaranya meninggal dunia.
Meninggalnya ketiga orang warga itu diduga karena menganggap anggota keluarga mereka sakit demam biasa sehingga terlambat membawa ke rumah sakit.
Jimmy Arbil (45) yang sedang menemani putrinya yang dirawat karena demam berdarah di RSUD Poso, Jumat (8/1/2016), mengakui sulit untuk mendeteksi anaknya itu menderita DBD.
Demam yang dialami anaknya semula dianggap sebagai demam biasa sehingga baru tiga hari kemudian diperiksakan ke puskesmas. Putrinya kemudian dirujuk untuk perawatan lebih lanjut atas dugaan gejala demam berdarah.
Dia berharap agar pihak terkait segera bertindak untuk menekan penyebaran DBD yang diakuinya sangat menakutkan karena dapat mengancam nyawa penderitanya, apalagi bila terlambat dibawa ke rumah sakit.
Selain peningkatan jumlah penderita DBD, dalam periode yang sama juga terjadi peningkatan daerah endemis demam berdarah dari jumlah 40 lokasi endemis menjadi 42 lokasi.
"Daerah endemis ini ada 40 lokasi. Sekarang setelah dilakukan survei kembali ternyata ada ketambahan dua daerah endemis" kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Poso Djani Moula.
Lokasi endemis terbaru itu yaitu Desa Sangira, Kecamatan Pamona Utara dan Tokorondo di Kecamatan Poso Pesisir.
Dengan kecenderungan peningkatan demam berdarah di 42 lokasi endemis di delapan kecamatan di Kabupaten Poso itu, masyarakat diimbau untuk memperhatikan kebersihan lingkungan dengan tidak menciptakan ruang hidup bagi nyamuk demam berdarah.
Meninggalnya ketiga orang warga itu diduga karena menganggap anggota keluarga mereka sakit demam biasa sehingga terlambat membawa ke rumah sakit.
Jimmy Arbil (45) yang sedang menemani putrinya yang dirawat karena demam berdarah di RSUD Poso, Jumat (8/1/2016), mengakui sulit untuk mendeteksi anaknya itu menderita DBD.
Demam yang dialami anaknya semula dianggap sebagai demam biasa sehingga baru tiga hari kemudian diperiksakan ke puskesmas. Putrinya kemudian dirujuk untuk perawatan lebih lanjut atas dugaan gejala demam berdarah.
Dia berharap agar pihak terkait segera bertindak untuk menekan penyebaran DBD yang diakuinya sangat menakutkan karena dapat mengancam nyawa penderitanya, apalagi bila terlambat dibawa ke rumah sakit.
Selain peningkatan jumlah penderita DBD, dalam periode yang sama juga terjadi peningkatan daerah endemis demam berdarah dari jumlah 40 lokasi endemis menjadi 42 lokasi.
"Daerah endemis ini ada 40 lokasi. Sekarang setelah dilakukan survei kembali ternyata ada ketambahan dua daerah endemis" kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Poso Djani Moula.
Lokasi endemis terbaru itu yaitu Desa Sangira, Kecamatan Pamona Utara dan Tokorondo di Kecamatan Poso Pesisir.
Dengan kecenderungan peningkatan demam berdarah di 42 lokasi endemis di delapan kecamatan di Kabupaten Poso itu, masyarakat diimbau untuk memperhatikan kebersihan lingkungan dengan tidak menciptakan ruang hidup bagi nyamuk demam berdarah.
(zik)