Amalia Nur Afifah, Tak Malu Jualan di Kampus

Rabu, 30 Desember 2015 - 07:00 WIB
Amalia Nur Afifah, Tak Malu Jualan di Kampus
Amalia Nur Afifah, Tak Malu Jualan di Kampus
A A A
SEMARANG - Untuk menggapai cita-cita tentu dibutuhkan keuletan dan kerja keras tersendiri. Pandai membagi waktu juga jadi modal bagus. Itulah yang sedang dijalani Amalia Nur Afifah.

Gadis kelahiran Semarang 12 Januari 1995 ini akrab disapa Afi. Dia adalah mahasiswi angkatan 2014 D3 Program Studi Hubungan Masyarakat (Humas) Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro Semarang.

Selain aktif di kampus, termasuk perkuliahan, Afi tak segan menawarkan berbagai jajanan hasil kreasi kulinernya.

Afi memang pandai memasak. "Tiap pagi, berangkat kuliah juga bawa jajanan bikinan sendiri. Dijual ke teman-teman kuliah," ungkapnya kepada KORAN SINDO.

Menjual aneka jajanan sambil berkuliah bagi Afi bukan tiba-tiba bisa. Sebab, Afi memang suka memasak. Ia memasak apa saja, seperti hobinya sejak kecil. Masakan Indonesia, Asia, hingga Eropa, ia piawai membuatnya.

Soal jualan di kampus, Afi tentu memilih masakan yang simpel, terutama aneka roti. Berbagai panganan lezat dijualnya dengan harga terjangkau kantong mahasiswa.

Keahliannya membuat roti juga didapat Afi ketika pernah punya pengalaman sebagai pembuat roti di salah satu usaha bakery di Kota Semarang.

"Sering bereksperimen resep. Selain jualan makanan di kampus, juga menerima pesanan," lanjut gadis asli Pedurungan Semarang ini.

Soal perkuliahan dengan hobi yang sekaligus jadi usahanya ini, sebut Afi, sangat membantu. Di kampus, Afi diajarkan bagaimana berkomunikasi dengan baik. Ini tentu jadi modal Afi, bagaimana berkomunikasi dengan para pembeli olahan kulinernya.

"Komunikasi dengan orang lain tentang produk yang dibuat. Tentunya dari segi kualitas, tetap dijaga. Tak kalah penting, masakan harus bergizi dan halal. Muslimah juga bisa jadi chef, dan selama ini belum pernah ada chef terkenal yang berjilbab, mungkin belum terlihat, he..he..he," sambungnya.

Afi menilai, perempuan harus bisa memasak. Walaupun tidak sampai kategori ahli, minimal bisa menyajikan masakannya untuk orang-orang terdekat.

"Kelak jika sudah berumah tangga, sebisa mungkin memasak untuk keluarga, yang nilai gizinya bisa tetap terjaga," tutup Afi yang juga bercita-cita jadi chef ini.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7941 seconds (0.1#10.140)