Kisah Pilu Bocah SD Urus Ibunya yang Sakit

Selasa, 29 Desember 2015 - 19:34 WIB
Kisah Pilu Bocah SD Urus Ibunya yang Sakit
Kisah Pilu Bocah SD Urus Ibunya yang Sakit
A A A
MANADO - Merawat orang yang sedang sakit bukanlah perkara mudah. Butuh kesungguhan hati, kesabaran, dan ketulusan yang luar biasa. Hal inilah yang ditunjukan dan dilakukan Didi Loupatty, bocah kelas VI Sekolah Dasar (SD) di lingkungan IV, Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala.

Ibu kandungnya Meike Kalesaran (46) sudah lima tahun terakhir terbaring lemah dan nyaris tak mampu menggerakan anggota tubuhnya akibat penyakit komplikasi yang dialaminya. Selama itu pula, Didi merawat orang tua yang melahirkannya tersebut.

Rutinitas tiap hari, bungsu dari dua bersaudara pun seakan sudah terjadwal. Setelah terjaga dari istirahatnya, dia langsung mengurus mandi cuci kakus (MCK) ibundanya.

Bahkan dia menyempatkan waktu untuk memasak bubur, kemudian memindahkan ibunya di ruang depan televisi. Usai menjalani rutinitas tersebut, Didi baru memiliki kesempatan untuk pergi ke sekolah dan mengikuti proses belajar mengajar.

“Kadang sampai so nda sempat sekolah, karena telat, urus mama lebih dulu,” tuturnya, kepada wartawan, Selasa (29/12/2015).

Terkadang, ayahnya Meidy Loupatty kerap pula membantu mengurus. Namun, sebagai ujung tombak sumber penghasilan keluarga tersebut, dia lebih banyak pula menghabiskan waktu di luar untuk mencari uang.

Mirisnya, bak kisah malin kundang, di tengah kepedihan yang telah dialami keluarga tersebut. Mereka harus menerima kenyataan diusir dari rumah anak kandungnya sendiri, sang anak sulung.

Tak hanya itu, mereka bahkan dilaporkan ke aparat kepolisian karena dianggap telah melakukan pengrusakan rumah milik anak sulung dan kerap meminta uang. Kenyataan pahit ini harus diterima Meidy, Meike dan Didi, sehingga mereka harus angkat kaki dari rumah tersebut.

Beruntung, masih ada kerabat keluarga yang sudi untuk menampung keberadaan keluarga ini untuk tinggal sementara di lingkungan IV, Kelurahan Taas.

“Sakit hati sekali kita. Kita pe anak sendiri yang kita so besarkan puluhan tahun beking bagini pa torang. Dia buang pa torang depe orang tua. Mar nda apa-apa, ada Tuhan pe mata yang lihat. Kita harap kit ape anak cepat berubah, sebelum ada waktu Tuhan untuk membalas,” lirih Meidy Loupatty.

Meidy seakan tak mampu untuk berucap. Dia terus memegang bagian dadanya, yang terasa begitu sesak dan sakit saat melampiaskan kekecewaan akan sikap anak sulungnya tersebut. “Biar jo dorang nda pake pa kita. Mar lia akang kasiang depe mama deng depe ade,” tuturnya.

Sikap yang ditunjukan si anak sulung tersebut pun kini telah menjadi buah bibir di kalangan warga Kelurahan Taas. Segelintir warga menyebut, anak itu telah durhaka.

Tak hanya membiarkan orang tuanya yang sakit, namun juga telah mengusirnya dari rumah dengan kondisi seperti itu. “So dorang itu anak durhaka,” kata segelintir warga setempat.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5436 seconds (0.1#10.140)