Banjir Tapsel Semakin Parah, Warga Mengungsi ke Sekolah
A
A
A
SIPIROK - Banjir di Kelurahan Lingkungan I, Kelurahan Raniate I, dan Dusun Sibara-Bara, Desa Simataniari, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), semakin parah. Akibatnya, puluhan warga terpaksa mengungsi ke salah satu sekolah.
Menurut informasi yang diperoleh KORAN SINDO MEDAN dari warga, sedikitnya 20 Kepala Keluarga (KK) harus mengungsi ke gedung salah satu Sekolah Dasar (SD) yang ada di daerah tersebut.
Sedangkan, 27 KK lainnya mengungsi ke rumah saudaranya yang tidak terkena banjir. Banjir yang semakin meluas mengakibatkan rumah warga hampir terendam. "Sekarang keluarga saya sudah diungsikan ke SD yang ada di daerah ini," kata Jalalluddin Nasution (45), salah seorang warga, Selasa (15/12/2015).
Dia mengatakan, sejak Senin (14/12/2015) malam, hujan lebat terus melanda daerah itu. Akibatnya, ketinggian air terus naik. "Sekarang, ketinggian air bertambah 20 cm," ujarnya.
Dia mengaku, warga di daerah tersebut sudah panik, karena ketinggian air semakin bertambah. Apalagi, curah hujan tetap tinggi. Menurutnya, banyak warga di daerah tersebut tidak bisa bekerja.
Dia menambahkan, hingga saat ini, masyarakat yang menjadi korban banjir belum menerima bantuan dari pemerintah setempat. "Saya berharap agar pemerintah segera memberikan bantuan, karena banyak warga yang sudah tidak bekerja," tegasnya.
PILIHAN:
Anjing Bercula Hebohkan Warga Atambua
Menurut informasi yang diperoleh KORAN SINDO MEDAN dari warga, sedikitnya 20 Kepala Keluarga (KK) harus mengungsi ke gedung salah satu Sekolah Dasar (SD) yang ada di daerah tersebut.
Sedangkan, 27 KK lainnya mengungsi ke rumah saudaranya yang tidak terkena banjir. Banjir yang semakin meluas mengakibatkan rumah warga hampir terendam. "Sekarang keluarga saya sudah diungsikan ke SD yang ada di daerah ini," kata Jalalluddin Nasution (45), salah seorang warga, Selasa (15/12/2015).
Dia mengatakan, sejak Senin (14/12/2015) malam, hujan lebat terus melanda daerah itu. Akibatnya, ketinggian air terus naik. "Sekarang, ketinggian air bertambah 20 cm," ujarnya.
Dia mengaku, warga di daerah tersebut sudah panik, karena ketinggian air semakin bertambah. Apalagi, curah hujan tetap tinggi. Menurutnya, banyak warga di daerah tersebut tidak bisa bekerja.
Dia menambahkan, hingga saat ini, masyarakat yang menjadi korban banjir belum menerima bantuan dari pemerintah setempat. "Saya berharap agar pemerintah segera memberikan bantuan, karena banyak warga yang sudah tidak bekerja," tegasnya.
PILIHAN:
Anjing Bercula Hebohkan Warga Atambua
(zik)