Lagi, Banjir Bandang Terjang Kudus
A
A
A
KUDUS - Banjir bandang menerjang wilayah Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (14/12/2015) sore. Meski tak ada korban jiwa, kerugian materiil akibat bencana ini ditaksir lebih dari Rp300 juta.
Sepanjang tahun ini, sudah tiga kali banjir bandang menerjang Desa Wonosoco. Banjir bandang pertama terjadi pertengahan April 2015. Peristiwa kedua terjadi Selasa (8/12/2015) pekan lalu.
Banjir bandang kali ini lebih dahsyat dibanding sebelumnya. Banjir bandang kali ini terjadi dua kali. Pertama sekitar pukul 16.15 WIB. Banjir bandang susulan terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.
Banjir bandang menerjang empat RT yang ada di RW I Desa Wonosoco. Ketinggian air yang menggenangi rumah warga dan fasilitas umum lain saat bencana alam ini terjadi mencapai 1-1,5 meter lebih.
Meski tak lebih dari setengah jam, banjir bandang meninggalkan lumpur pekat dengan ketebalan hingga 30 cm, baik di halaman luar maupun dalam rumah penduduk.
Kerusakan paling parah akibat terjangan air bah bercampur lumpur dan material lain ini terjadi di kawasan RT 3. Rumah milik Wartini (45) bahkan roboh dan rata dengan tanah lantaran tak kuat menahan derasnya banjir bandang itu.
Selain itu, rumah mantan Kades Wonosoco Bambang Suciptono (54), bagian dalamnya porak-poranda. Dua rumah lainnya, milik Mulyono dan Sudiro, rusak sedang dan ringan.
Selain itu, lebih dari 50 rumah warga di empat RT tersebut tergenang dengan ketinggian bervariasi dan beberapa di antaranya mengalami kerusakan ringan.
Selain rumah warga, banjir bandang ini juga menjebol tanggul bagian atas bumi perkemahan Wonosoco. Tanggul itu jebol sepanjang 50-70 meter.
Dinding penahan sungai juga roboh karena tak kuat menahan laju air. Selain itu, sebuah Carry milik Toni hanyut dan tersangkut pepohonan, serta motor Yamaha Vixion milik pengunjung wisata Sendang Dewot asal Karanganyar Demak terseret arus dan belum berhasil ditemukan.
Tak hanya itu, sekitar 5 hektare lahan padi yang sudah berumur beberapa bulan juga rusak dan berpotensi gagal panen akibat diterjang banjir bandang.
"Saat kejadian, saya sedang tidak di rumah. Saya bersama istri pergi ke perkotaan Kudus, menjenguk anak kerja. Yang di rumah anak saya nomor dua yang masih duduk di bangku SMP. Dia lari menyelamatkan diri saat banjir bandang datang," ujar Bambang Suciptono, Senin (14/12/2015) malam.
Camat Undaan Catur Widiyatno mengatakan, kerugian akibat banjir bandang kali ini lebih dari Rp300 juta. Sejumlah warga khususnya yang tinggal di RT 3 terpaksa mengungsi di rumah saudaranya. Sebab rumah mereka mengalami kerusakan dan untuk sementara waktu tak bisa ditinggali.
"Termasuk Bu Wartini, dua anak dan ibunya yang rumahnya roboh itu juga mengungsi di rumah saudaranya," jelasnya.
Sepanjang tahun ini, sudah tiga kali banjir bandang menerjang Desa Wonosoco. Banjir bandang pertama terjadi pertengahan April 2015. Peristiwa kedua terjadi Selasa (8/12/2015) pekan lalu.
Banjir bandang kali ini lebih dahsyat dibanding sebelumnya. Banjir bandang kali ini terjadi dua kali. Pertama sekitar pukul 16.15 WIB. Banjir bandang susulan terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.
Banjir bandang menerjang empat RT yang ada di RW I Desa Wonosoco. Ketinggian air yang menggenangi rumah warga dan fasilitas umum lain saat bencana alam ini terjadi mencapai 1-1,5 meter lebih.
Meski tak lebih dari setengah jam, banjir bandang meninggalkan lumpur pekat dengan ketebalan hingga 30 cm, baik di halaman luar maupun dalam rumah penduduk.
Kerusakan paling parah akibat terjangan air bah bercampur lumpur dan material lain ini terjadi di kawasan RT 3. Rumah milik Wartini (45) bahkan roboh dan rata dengan tanah lantaran tak kuat menahan derasnya banjir bandang itu.
Selain itu, rumah mantan Kades Wonosoco Bambang Suciptono (54), bagian dalamnya porak-poranda. Dua rumah lainnya, milik Mulyono dan Sudiro, rusak sedang dan ringan.
Selain itu, lebih dari 50 rumah warga di empat RT tersebut tergenang dengan ketinggian bervariasi dan beberapa di antaranya mengalami kerusakan ringan.
Selain rumah warga, banjir bandang ini juga menjebol tanggul bagian atas bumi perkemahan Wonosoco. Tanggul itu jebol sepanjang 50-70 meter.
Dinding penahan sungai juga roboh karena tak kuat menahan laju air. Selain itu, sebuah Carry milik Toni hanyut dan tersangkut pepohonan, serta motor Yamaha Vixion milik pengunjung wisata Sendang Dewot asal Karanganyar Demak terseret arus dan belum berhasil ditemukan.
Tak hanya itu, sekitar 5 hektare lahan padi yang sudah berumur beberapa bulan juga rusak dan berpotensi gagal panen akibat diterjang banjir bandang.
"Saat kejadian, saya sedang tidak di rumah. Saya bersama istri pergi ke perkotaan Kudus, menjenguk anak kerja. Yang di rumah anak saya nomor dua yang masih duduk di bangku SMP. Dia lari menyelamatkan diri saat banjir bandang datang," ujar Bambang Suciptono, Senin (14/12/2015) malam.
Camat Undaan Catur Widiyatno mengatakan, kerugian akibat banjir bandang kali ini lebih dari Rp300 juta. Sejumlah warga khususnya yang tinggal di RT 3 terpaksa mengungsi di rumah saudaranya. Sebab rumah mereka mengalami kerusakan dan untuk sementara waktu tak bisa ditinggali.
"Termasuk Bu Wartini, dua anak dan ibunya yang rumahnya roboh itu juga mengungsi di rumah saudaranya," jelasnya.
(zik)