Kesenian Angklung Segera Masuk Kurikulum Sekolah di Jabar
A
A
A
SUBANG - Kesenian khas masyarakat Sunda, angklung, diharapkan segera masuk dalam silabus (kurikulum) sekolah-sekolah di Provinsi Jawa Barat (Jabar). Hal tersebut untuk memperkuat identitas budaya dan pembangunan karakter siswa.
"Sebagai kesenian khas Jabar, khas Sunda, sudah saatnya angklung masuk dalam kurikulum sekolah. Kesenian ini punya banyak filosofi, sehingga tepat untuk membentuk karakter dan perilaku budaya siswa," ujar Ketua Yayasan Saung Angklung Udjo, Syam Udjo, kepada di sela acara Final Pasanggiri Angklung Jawa Barat 2015, di aula Pemkab Subang.
Dia mengaku, sudah membuat rancangan silabus lengkap seputar kesenian angklung, yang akan segera diusulkannya ke pemprov agar masuk dalam kurikulum sekolah.
Dengan masuk kurikulum, sebut Udjo, siswa akan dikenalkan teori musik angklung, notasi-notasi dan laras seni Sunda, yang selama ini nyaris tak dikenal oleh generasi muda sekarang.
"Dengan mendalami angklung, mulai dari teori musik, historisitas, nilai-nilai dan falsafahnya, kami yakin, para siswa akan tumbuh menjadi generasi muda berkarakter, berpribadi santun dan cinta budaya sendiri,"tuturnya.
Dia mengatakan, kegiatan Pasanggiri Angklung Jawa Barat, termasuk salah satu upaya untuk melestarikan dan mengenalkan kesenian khas Sunda ini kepada publik. Sekaligus memeringati lima tahun diakuinya musik angklung sebagai 'warisan budaya tak benda dunia' oleh UNESCO.
Udjo menegaskan, melalui pengakuan resmi UNESCO di tahun 2010 tersebut, secara kultural, angklung bukan hanya milik masyarakat (suku) Sunda atau Jawa Barat, tetapi milik seluruh bangsa Indonesia.
"Pasanggiri ini diharapkan bisa memotivasi para pelaku kesenian angklung untuk meningkatkan kemampuan mereka,"ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat Nunung Sobari meminta semua elemen masyarakat Jabar, bersama-sama melestarikan kesenian angklung, dan mengenalkannya kepada publik serta generasi muda.
Sebab, kata dia, kesenian ini merupakan warisan budaya yang tidak ternilai, dan keberadaannya sangat strategis untuk memperkuat identitas dan budaya bangsa Indonesia. Karena itu, melalui pasanggiri tersebut, dia berharap semua pihak turut memelihara dan menjaganya, agar tidak diklaim pihak lain.
"Angklung harus dijaga bersama-sama, jangan sampai diklaim pihak asing. Ini warisan yang sangat berharga, dan keberadaannya penting untuk memperkuat identitas budaya bangsa, di tengah kuatnya globalisasi arus budaya asing," pungkasnya.
"Sebagai kesenian khas Jabar, khas Sunda, sudah saatnya angklung masuk dalam kurikulum sekolah. Kesenian ini punya banyak filosofi, sehingga tepat untuk membentuk karakter dan perilaku budaya siswa," ujar Ketua Yayasan Saung Angklung Udjo, Syam Udjo, kepada di sela acara Final Pasanggiri Angklung Jawa Barat 2015, di aula Pemkab Subang.
Dia mengaku, sudah membuat rancangan silabus lengkap seputar kesenian angklung, yang akan segera diusulkannya ke pemprov agar masuk dalam kurikulum sekolah.
Dengan masuk kurikulum, sebut Udjo, siswa akan dikenalkan teori musik angklung, notasi-notasi dan laras seni Sunda, yang selama ini nyaris tak dikenal oleh generasi muda sekarang.
"Dengan mendalami angklung, mulai dari teori musik, historisitas, nilai-nilai dan falsafahnya, kami yakin, para siswa akan tumbuh menjadi generasi muda berkarakter, berpribadi santun dan cinta budaya sendiri,"tuturnya.
Dia mengatakan, kegiatan Pasanggiri Angklung Jawa Barat, termasuk salah satu upaya untuk melestarikan dan mengenalkan kesenian khas Sunda ini kepada publik. Sekaligus memeringati lima tahun diakuinya musik angklung sebagai 'warisan budaya tak benda dunia' oleh UNESCO.
Udjo menegaskan, melalui pengakuan resmi UNESCO di tahun 2010 tersebut, secara kultural, angklung bukan hanya milik masyarakat (suku) Sunda atau Jawa Barat, tetapi milik seluruh bangsa Indonesia.
"Pasanggiri ini diharapkan bisa memotivasi para pelaku kesenian angklung untuk meningkatkan kemampuan mereka,"ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat Nunung Sobari meminta semua elemen masyarakat Jabar, bersama-sama melestarikan kesenian angklung, dan mengenalkannya kepada publik serta generasi muda.
Sebab, kata dia, kesenian ini merupakan warisan budaya yang tidak ternilai, dan keberadaannya sangat strategis untuk memperkuat identitas dan budaya bangsa Indonesia. Karena itu, melalui pasanggiri tersebut, dia berharap semua pihak turut memelihara dan menjaganya, agar tidak diklaim pihak lain.
"Angklung harus dijaga bersama-sama, jangan sampai diklaim pihak asing. Ini warisan yang sangat berharga, dan keberadaannya penting untuk memperkuat identitas budaya bangsa, di tengah kuatnya globalisasi arus budaya asing," pungkasnya.
(nag)