Pembunuhan OB Kampus, Polisi Curigai Orang Dalam
A
A
A
BANTUL - Aparat Polres Bantul mencurigai keterlibatan orang dalam Kampus Akademi Komunikasi Radya Binatama (AKRB) terkait kasus pencurian disertai pembunuhan terhadap office boy (OB) kampus tersebut, Wintarno (36) yang terjadi Senin (30/11/2015).
Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polres Bantul Ajun Komisaris Polisi (AKP) M Kasim Akbar Bantilan mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman kasus tersebut. Pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan saksi yaitu dari pihak AKRB mulai dari pimpinan hingga bawahannya.
"Ada empat orang yang kami periksa termasuk pimpinan kampus. Nanti kami jadwalkan lagi pemeriksaan menyeluruh," terangnya, Rabu (2/12/2015).
Menurut Akbar, keterlibatan orang dalam sangat mungkin terjadi sebab sepertinya pelaku mengetahui secara detail seluk-beluk dari kampus tersebut. (Baca juga: Ada Bercak Darah, Wintarno Ditemukan Tewas dalam Kampus).
Pelaku mengetahui bagian mana dari bangunan tersebut yang mudah untuk dimasuki. Terlebih di kampus tersebut banyak memiliki mahasiswa, sehingga kemungkinan orang dalam sangat besar.
Untuk memastikan hal itu, pihaknya akan memeriksa semua pihak yang dimungkinkan mengetahui hal ini guna mengetahui alibi masing-masing serta siapa orang-orang terdekat dari korban yang mengetahui kondisi di dalam kampus.
Selain memeriksa saksi, pihaknya berusaha mendapatkan barang bukti karena sampai saat ini sama sekali belum mendapatkan barang bukti. "Kami baru mendapatkan sidik jari. Di dalam ruangan sidik jarinya sangat banyak."
Hanya saja, data sidik jari tersebut belum juga keluar, karena yang memiliki kemampuan untuk mengangkat sidik jari hanya Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Korban meninggal karena serangan benda tumpul, tetapi jenisnya juga belum bisa diketahui. Terkait ada perlawanan atau tidak, ia juga masih mendalaminya. Apalagi mayat ditemukan berbeda ruang dengan lokasi brankas disimpan. Korban ditemukan di ruang perpustakaan, tetapi brankas diobrak-abrik di ruangan lain.
"Semua berkas, lemari, dan laci diobrak-abrik. Kemungkinan orang dalam itu bisa terjadi, namun untuk pelaku lebih dari satu orang saya tidak bisa mengungkapkannya karena bisa mengganggu jalannya penyelidikan."
Humas AKRB Sumarsono menambahkan, meskipun kampus sedang berduka, tetapi perkuliahan tetap berlangsung. Para mahasiswa tetap melakukan kegiatannya karena pihak kampus tidak meliburkan aktivitas perkuliahan. "Tetap masuk seperti biasa."
PILIHAN:
Polemik Sampurasun, HTI: Hati-Hati Ada yang Memanfaatkan Situasi
Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polres Bantul Ajun Komisaris Polisi (AKP) M Kasim Akbar Bantilan mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman kasus tersebut. Pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan saksi yaitu dari pihak AKRB mulai dari pimpinan hingga bawahannya.
"Ada empat orang yang kami periksa termasuk pimpinan kampus. Nanti kami jadwalkan lagi pemeriksaan menyeluruh," terangnya, Rabu (2/12/2015).
Menurut Akbar, keterlibatan orang dalam sangat mungkin terjadi sebab sepertinya pelaku mengetahui secara detail seluk-beluk dari kampus tersebut. (Baca juga: Ada Bercak Darah, Wintarno Ditemukan Tewas dalam Kampus).
Pelaku mengetahui bagian mana dari bangunan tersebut yang mudah untuk dimasuki. Terlebih di kampus tersebut banyak memiliki mahasiswa, sehingga kemungkinan orang dalam sangat besar.
Untuk memastikan hal itu, pihaknya akan memeriksa semua pihak yang dimungkinkan mengetahui hal ini guna mengetahui alibi masing-masing serta siapa orang-orang terdekat dari korban yang mengetahui kondisi di dalam kampus.
Selain memeriksa saksi, pihaknya berusaha mendapatkan barang bukti karena sampai saat ini sama sekali belum mendapatkan barang bukti. "Kami baru mendapatkan sidik jari. Di dalam ruangan sidik jarinya sangat banyak."
Hanya saja, data sidik jari tersebut belum juga keluar, karena yang memiliki kemampuan untuk mengangkat sidik jari hanya Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Korban meninggal karena serangan benda tumpul, tetapi jenisnya juga belum bisa diketahui. Terkait ada perlawanan atau tidak, ia juga masih mendalaminya. Apalagi mayat ditemukan berbeda ruang dengan lokasi brankas disimpan. Korban ditemukan di ruang perpustakaan, tetapi brankas diobrak-abrik di ruangan lain.
"Semua berkas, lemari, dan laci diobrak-abrik. Kemungkinan orang dalam itu bisa terjadi, namun untuk pelaku lebih dari satu orang saya tidak bisa mengungkapkannya karena bisa mengganggu jalannya penyelidikan."
Humas AKRB Sumarsono menambahkan, meskipun kampus sedang berduka, tetapi perkuliahan tetap berlangsung. Para mahasiswa tetap melakukan kegiatannya karena pihak kampus tidak meliburkan aktivitas perkuliahan. "Tetap masuk seperti biasa."
PILIHAN:
Polemik Sampurasun, HTI: Hati-Hati Ada yang Memanfaatkan Situasi
(zik)