Curas Dominasi Kriminalitas di Cirebon
A
A
A
CIREBON - Aksi pencurian dengan kekerasan (curas) mendominasi tindak kriminal di Kabupaten Cirebon. Yang memprihatinkan, tak sedikit remaja putus sekolah terlibat di dalamnya.
Kapolres Cirebon AKBP Sugeng Hariyanto menyatakan, kejahatan berkorelasi dengan kebutuhan ekonomi. Musim paceklik terutama menjadi waktu dimana setiap orang yang terdesak kebutuhan namun tak bisa memenuhinya, memilih jalur kriminal.
"Curas dan pencabulan anak paling banyak terjadi di wilayah hukum Polres Cirebon," katanya saat gelar belasan perkara di Mapolres Sumber, Kabupaten Cirebon, Selasa (17/11/2015).
Dalam gelar perkara itu, setidaknya tercatat 18 laporan perkara dengan menghadirkan 44 tersangka yang di antaranya terlibat curas.
Tindak curas tak sedikit yang melibatkan penggunaan senjata tajam. Bahkan, kata dia, pelaku sanggup menghilangkan nyawa korbannya.
Diindikasi, aksi curas didukung penyalahgunaan obat-obatan yang membuat pelakunya mabuk alias hilang akal.
Dia mengungkapkan, desakan kebutuhan ekonomi menjadi alasan utama para pelaku kejahatan, khususnya curas. "Terutama saat musim paceklik, kan rata-rata orang terdesak kebutuhan ekonomi," tuturnya.
Selain curas, kejahatan lain yang mendominasi berupa pencabulan anak. Untuk mengatasinya, dia mengklaim, telah melakukan upaya preventif hingga represif.
"Salah satunya melakukan patroli rutin yang ternyata cukup efektif menekan aksi kriminal," pungkasnya.
Kapolres Cirebon AKBP Sugeng Hariyanto menyatakan, kejahatan berkorelasi dengan kebutuhan ekonomi. Musim paceklik terutama menjadi waktu dimana setiap orang yang terdesak kebutuhan namun tak bisa memenuhinya, memilih jalur kriminal.
"Curas dan pencabulan anak paling banyak terjadi di wilayah hukum Polres Cirebon," katanya saat gelar belasan perkara di Mapolres Sumber, Kabupaten Cirebon, Selasa (17/11/2015).
Dalam gelar perkara itu, setidaknya tercatat 18 laporan perkara dengan menghadirkan 44 tersangka yang di antaranya terlibat curas.
Tindak curas tak sedikit yang melibatkan penggunaan senjata tajam. Bahkan, kata dia, pelaku sanggup menghilangkan nyawa korbannya.
Diindikasi, aksi curas didukung penyalahgunaan obat-obatan yang membuat pelakunya mabuk alias hilang akal.
Dia mengungkapkan, desakan kebutuhan ekonomi menjadi alasan utama para pelaku kejahatan, khususnya curas. "Terutama saat musim paceklik, kan rata-rata orang terdesak kebutuhan ekonomi," tuturnya.
Selain curas, kejahatan lain yang mendominasi berupa pencabulan anak. Untuk mengatasinya, dia mengklaim, telah melakukan upaya preventif hingga represif.
"Salah satunya melakukan patroli rutin yang ternyata cukup efektif menekan aksi kriminal," pungkasnya.
(nag)