Direktur PTSP BP Batam Hilang, Diduga Terkait ISIS

Jum'at, 06 November 2015 - 10:56 WIB
Direktur PTSP BP Batam...
Direktur PTSP BP Batam Hilang, Diduga Terkait ISIS
A A A
BATAM - Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho dikabarkan menghilang. Sejak mengambil cuti sebulan lalu, sejak Agustus 2015, hingga kini dia tak pernah masuk kerja lagi.

Djoko cuti dengan alasan menjalankan umrah bersama keluarganya, pada Agustus lalu. Ayah tiga anak itu harusnya masuk kerja 2 September 2015, tapi sampai kini tak diketahui keberadaannya.

"Dia cuti umrah sebulan, mulai Agustus dan seharusnya masuk kerja awal September," ungkap Direktur Humas dan Promosi BP Batam Purnomo Andiantono, kepada waratwan, kemarin.

Menghilangnya Djoko sebenarnya sempat tercium karena beberapa kali tak menghadiri kegiatan BP Batam. Posisinya acap kali diwakili Kasubdit Pelayanan Terpadu (KP2T) PTSP dan Investasi BP Batam Gunadi.

Gunadi akhirnya diangkat untuk mengisi posisi Djoko di kantor PTSP. Menurut Andi, Badan Kepegawaian telah melayangkan dua kali surat peringatan ke rumah Djoko yang sudah sekitar 20 tahun mengabdi di BP Batam itu.

Surat dilayangkan karena Djoko tak kunjung masuk kerja. Namun, surat peringatan Djoko itu tak pernah berbalas. Upaya untuk mengetahui keberadaan Djoko melalui pihak keluarga juga tak membuahkan hasil.

"Akibatnya Djoko diberi sanksi administrasi dan dikembalikan ke kementerian tempatnya pertama mengajukan diri sebagai PNS. Sekarang dia bukan pegawai BP Batam lagi, sudah dikembalikan ke kementerian," katanya.

Menghilangnya Djoko jadi perbincangan hangat karena dia adalah seorang direktur. Dia mengepalai PTSP, tempat pintu masuknya investor ke Batam. PTSP tak hanya jadi sorotan para pemodal, tapi juga pemerintah pusat.

Karier Djoko mencuat sejak diangkat jadi Direktur PTSP dan Humas BP Batam pada 2011 silam. Berdasarkan catatan, di posisi itu, dia ikut menggarap proyek Batam Single Windows (BSW) bagian dari Indonesia Single Window (INSW).

Proyek ini salah satu upaya untuk menyatukan segala macam perizinan usaha lewat satu portal online. Selain BSW, Djoko juga salah satu tim yang ikut membentuk Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim.

Dia ditunjuk sebagai Sekretaris Tim Pembentukan BUBU. Selama jadi humas, dia juga aktif menangani berbagai macam isu FTZ sampai informasi dan kejadian di Bandara Hang Nadim.

Djoko termasuk direktur yang bersaing dalam pemilihan Kepala BP Batam bersama para deputi dan Kepala BP Batam Mustofa Widjaya. Namun, dia gagal bersaing dengan para seniornya.

Sempat terdengar kabar, Djoko merasa jabatannya sudah mentok dan meminta mutasi ke pusat, namun belum mendapat tanggapan.

Kasus Djoko tambah hangat karena dia dikait-kaitkan dengan organisasi teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun, kebenaran kabar itu diragukan mengingat profil Djoko selama ini dikenal santun dan toleran.

Penjelasan Rekan Kerja Dendi Gustinandar yang pernah menjadi anak buah Djoko di Humas BP Batam mengaku kehilangan Djoko. Dia tambah sedih karena banyak kabar yang mengaitkan Djoko dengan ISIS.

"Saya sedih, karena orang yang saya hormati diperlakukan demikian,” ujarnya saat dihubungi wartawan.

Dendi mengaku sudah mengenal Djoko sejak 2001 silam. Djoko, katanya, merupakan orang yang toleransinya sangat tinggi, juga suka membantu. Dia tak sungkan mengulurkan tangannya kepada orang yang membutuhkan.

“Bahkan ketika ada sopir taksi yang curhat sedang kekurangan, dia tak segan membantu. Tak pernah melihat latar belakang orang, sukunya apa, agamanya apa. Jauhlah dari yang diberitakan itu,” tegasnya.

Beberapa hari sebelum Djoko mengambil cuti panjang, dia sempat menjalin komunikasi. Djoko meneleponnya pada jam kerja siang hari. Obrolan saat itu hanya seputar pekerjaan. Tak menyinggung lebih rinci mengenai rencana liburannya.

“Cuma ngobrol kerjaan. Dia bilang, tolong bantu, karena dia mau cuti besar. Saya tak nanya mau kemana selama cuti,” paparnya.

Namun kemudian, Djoko tak kunjung masuk kantor. Hal itu sempat membuatnya khawatir. Denidi mencoba mengontak Djoko melalui semua akses yang dimilikinya. Tapi sampai hari ini tak satu pun mendapat respon dari Djoko.

Dia juga mencoba mencari keberadaan Djoko. Tapi tak ada perkembangan berarti yang didapatnya. Hingga kemarin, dia membaca berita di salah satu portal berita mengenai isu keterlibatan Djoko dengan ISIS.

Artikel tersebut sudah dibagikan di beberapa media sosial seperti Facebook. Banyak komentar miring yang dibacanya, terutama yang menyudutkan Djoko. Dendi mengaku tak terima orang yang dihormatinya dituduh tanpa bukti.

“Saya punya semua nomor HP beliau, beserta semua akun media sosialnya. Tapi tak satu pun yang direspon. Saya dan teman-teman Pak Djoko yang lain juga berusaha mencari,” ujarnya.

Pejabat BP Batam lainnya juga mengaku hilang kontak dengan Djoko. Padahal, katanya, saat Djoko cuti di awal Agustus, dia masih sempat berkomunikasi dengan Djoko. "Selebihnya saya tak pernah bisa lagi menghubungi dia," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7791 seconds (0.1#10.140)