Penangkapan Remaja Pembawa Kabur Gadis di Polman Ricuh
A
A
A
POLMAN - Penjemputan paksa pelaku yang membawa kabur kekasihnya untuk dinikahi secara diam-diam oleh satu Unit Reskrim Mapolres Polewali Mandar, Sulawesi Barat, diwarnai perlawanan ratusan warga bersenjata tajam.
Warga menolak menyerahkan pelaku beserta kekasihnya yang masih di bawah umur dengan alasan hukum adat. Untuk menghindari bentrokan, aparat akhirnya mundur dan menunda penangkapan tersebut.
Kedua pasangan kekasih tersebut telah bersembunyi dalam pelariannya selama seminggu. Atas nama adat, warga mengancam akan melakukan perlawanan jika aparat kepolisian tetap memaksa membawa kedua pasangan tersebut ke kantor polisi.
Sejumlah wartawan yang ikut melakukan peliputan pun terpaksa mengambil gambar secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari amukan massa. Ratusan warga tersebut sempat melempari rumah dengan batu.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, diketahui pemuda yang membawa kabur kekasihnya itu berinisial AR (20), bersembunyi di rumah tokoh setempat setelah keluarga KR (17), melaporkan tersangka telah membawa kabur anaknya ke polisi.
Keduanya pasangan remaja dimabuk asmara ini sepakat untuk melarikan diri dan meminta perlindungan disalah satu tokoh desa dan ingin setempat dan keduanya minta dinikahkan bersama-sama secara sembunyi.
Di desa ini, sejak dulu dikenal melakukan perlawanan dengan berbagai cara, termasuk melawan hukum untuk mempertahankan pasangan kekasih yang lari, lantaran tidak mendapat restu dari kedua orangtuanya.
Warga di desa ini bahkan tidak segan-segan akan terlibat bentrokan dengan pihak lain jika memaksa untuk mengambil paksa kedua pasangan yang ingin menikah.
Untuk menghindari bentrokan yang akan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, aparat kepolisian memilih untuk menunda penangkapan pelaku.
Warga menolak menyerahkan pelaku beserta kekasihnya yang masih di bawah umur dengan alasan hukum adat. Untuk menghindari bentrokan, aparat akhirnya mundur dan menunda penangkapan tersebut.
Kedua pasangan kekasih tersebut telah bersembunyi dalam pelariannya selama seminggu. Atas nama adat, warga mengancam akan melakukan perlawanan jika aparat kepolisian tetap memaksa membawa kedua pasangan tersebut ke kantor polisi.
Sejumlah wartawan yang ikut melakukan peliputan pun terpaksa mengambil gambar secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari amukan massa. Ratusan warga tersebut sempat melempari rumah dengan batu.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, diketahui pemuda yang membawa kabur kekasihnya itu berinisial AR (20), bersembunyi di rumah tokoh setempat setelah keluarga KR (17), melaporkan tersangka telah membawa kabur anaknya ke polisi.
Keduanya pasangan remaja dimabuk asmara ini sepakat untuk melarikan diri dan meminta perlindungan disalah satu tokoh desa dan ingin setempat dan keduanya minta dinikahkan bersama-sama secara sembunyi.
Di desa ini, sejak dulu dikenal melakukan perlawanan dengan berbagai cara, termasuk melawan hukum untuk mempertahankan pasangan kekasih yang lari, lantaran tidak mendapat restu dari kedua orangtuanya.
Warga di desa ini bahkan tidak segan-segan akan terlibat bentrokan dengan pihak lain jika memaksa untuk mengambil paksa kedua pasangan yang ingin menikah.
Untuk menghindari bentrokan yang akan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, aparat kepolisian memilih untuk menunda penangkapan pelaku.
(san)