Kabut Asap Makin Pekat, Pelajar di Padangsidimpuan Diliburkan
A
A
A
PADANGSIDIMPUAN - Pemerintah Kota Padangsidimpuan, memutuskan untuk meliburkan anak sekolah hingga tiga hari kedepan. Tindakan itu dilakukan karena kondisi kabut asap di Kota Salak tersebut semakin pekat.
“Terhitung sejak 28-31 Oktober, seluruh siswa di Kota Padangsidimpuan diliburkan,” ungkap Wakil Wali Kota Padangsidimpuan, Muhammad Iskandar Nasution, ketika dihubungi melalui telepon selulernya.
Dikatakannya, siswa yang diliburkan itu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Berdasarkan hasil rapat dengan wali kota beserta instansi lainnya, maka untuk sementara sekolah itu diliburkan,” tutur politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dijelaskannya, tindakan itu dilakukan untuk melindungi anak-anak dari bahaya kabut asap. Sebab, di Kota Padangsidimpuan, jumlah penderita Inpeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sudah melebihi empat orang.
Dia mengingatkan kepada seluruh orang tua agar memperbanyak kegiatan anak di dalam rumah. Artinya, meski beberapa hari ini diliburkan, namun tidak berarti jadwal belajar mereka di rumah juga libur.
”Itu hanya libur di sekolah, tapi di rumah harus aktif, sehingga tidak ketinggalan mata pelajaran,” ujarnya.
Komisi III DPRD Padangsidimpuan, mendukung tindakan yang sudah dilakukan oleh pemerintah setempat.
”Sebelumnya, kami juga sudah mendesak agar pemerintah segera meliburkan seluruh siswa, tidak terkecuali siswa SMA,” tutur Ketua Komisi III DPRD Padangsidimpuan, Khoiruddin Nasution.
Dijelaskannya, pemerintah dapat meliburkan siswa apabila penderita ISPA sudah 200 orang. Kondisi tersebut tentunya sudah melebihi batasnya.
Dikatakannya, kebijakan tersebut harus segera dilaksanakan dengan tujuannya untuk pencegahan agar tidak banyak lagi siswa yang terjangkit ISPA.
Dia menilai, pemerintah sudah wajar memberi libur anak sekolah, karena penderitanya sudah lebih dari 200 orang, dan ini untuk melindungi siswa dari penyakit.
”Kami meminta agar secepatnya diliburkan, sehingga tidak semakin banyak penderita ISPA dari kalangan pelajar dan anak-anak,” tegasnya.
“Terhitung sejak 28-31 Oktober, seluruh siswa di Kota Padangsidimpuan diliburkan,” ungkap Wakil Wali Kota Padangsidimpuan, Muhammad Iskandar Nasution, ketika dihubungi melalui telepon selulernya.
Dikatakannya, siswa yang diliburkan itu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Berdasarkan hasil rapat dengan wali kota beserta instansi lainnya, maka untuk sementara sekolah itu diliburkan,” tutur politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dijelaskannya, tindakan itu dilakukan untuk melindungi anak-anak dari bahaya kabut asap. Sebab, di Kota Padangsidimpuan, jumlah penderita Inpeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sudah melebihi empat orang.
Dia mengingatkan kepada seluruh orang tua agar memperbanyak kegiatan anak di dalam rumah. Artinya, meski beberapa hari ini diliburkan, namun tidak berarti jadwal belajar mereka di rumah juga libur.
”Itu hanya libur di sekolah, tapi di rumah harus aktif, sehingga tidak ketinggalan mata pelajaran,” ujarnya.
Komisi III DPRD Padangsidimpuan, mendukung tindakan yang sudah dilakukan oleh pemerintah setempat.
”Sebelumnya, kami juga sudah mendesak agar pemerintah segera meliburkan seluruh siswa, tidak terkecuali siswa SMA,” tutur Ketua Komisi III DPRD Padangsidimpuan, Khoiruddin Nasution.
Dijelaskannya, pemerintah dapat meliburkan siswa apabila penderita ISPA sudah 200 orang. Kondisi tersebut tentunya sudah melebihi batasnya.
Dikatakannya, kebijakan tersebut harus segera dilaksanakan dengan tujuannya untuk pencegahan agar tidak banyak lagi siswa yang terjangkit ISPA.
Dia menilai, pemerintah sudah wajar memberi libur anak sekolah, karena penderitanya sudah lebih dari 200 orang, dan ini untuk melindungi siswa dari penyakit.
”Kami meminta agar secepatnya diliburkan, sehingga tidak semakin banyak penderita ISPA dari kalangan pelajar dan anak-anak,” tegasnya.
(sms)