Aris Korban Kebakaran Gunung Lawu Berencana Menikah Februari 2016
A
A
A
BLITAR - Aris Munandar (25) salah satu dari tujuh pendaki yang tewas akibat kebakaran hutan Gunung Lawu sempat mengundang kerabatnya di Manado untuk menghadiri pernikahannya pada Februari 2016.
Menurut Suryanto ayah Aris Munandar, putra sulungnya ini sebelum mendaki Gunung Lawu, sempat menelepon Sherly Simolang adik ibunya yang berada di Manado.
Kepada Sherly almarhum mengatakan, pada Desember 2015 berencana main ke Manado. Kedatanganya sekaligus mengundang kerabat ibunya untuk hadir di acara pernikahannya Februari 2016 mendatang.
Sejak bekerja di ibukota alumni Fakultas Ekonomi Unibraw Malang ini memiliki hobi menaklukkan gunung.
Sementara Sutikno (42) paman Aris yang juga adik Suryanto menceritakan bahwa keponakanya juga sempat berkirim pesan pendek (SMS) kepada ibunya.
SMS yang isinya meminta doa restu mendaki Gunung Lawu itu dikirim pada saat dirinya melakukan perjalanan dari Jakarta ke Magetan.
"Tidak dikira SMS itu merupakan komunikasi terakhir Aris dengan mamanya (Adelin Sumolong), " ujar Sutikno.
Sebagai perwakilan keluarga Sutikno menjemput kepulangan jenazah dari rumah sakit Magetan. Jenazah tiba di rumah duka di Blitar sekitar pukul 12.30 WIB.
Kedatangan peti mati warga Kecamatan Sananwetan Kota Blitar itu disambut isak tangis keluarga. Adelin Sumolong (49) ibu Aris dan kerabat yang datang dari Manado Sulawesi Utara menangis histeris.
"Namun keluarga merasa lega jenazah akhirnya bisa dibawa pulang, " tutur Suryanto, Senin (26/10/2015).
Sebelumnya jasad Aris sempat disebut sebagai mister X. Dari tujuh korban tewas kondisinya paling tidak bisa dikenali. Akibatnya jasad tertahan di kamar mayat RSUD dr Sayidiman Magetan.
Meskipun keterangan saksi korban selamat memastikan jasad adalah Aris Munandar, aparat kepolisian Magetan kukuh tidak mengizinkan dibawa pulang sebelum hasil tes DNA keluar.
Menurut Suryanto, putranya ini dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Desa Satrian, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Aris dimakamkan di sebelah kuburan kakeknya.
"Semoga anak saya khusnul khotimah, " katanya. Aris mendaki Gunung Lawu bersama sembilan orang rekannya dari Jakarta.
Sebelumnya berdasarkan keterangan saksi korban selamat, musibah terjadi saat rombongan pendaki hendak turun.
Enam orang lolos dari maut setelah berhasil menghindari kejaran api. Namun tidak bagi Aris, Kartini dan Joko yang berada di posisi paling belakang. Jasad Aris ditemukan di kawasan pos pantau 3 pendakian Gunung Lawu.
Sedangkan jenazah Kartini dan Joko ditemukan di tempat lebih tinggi. Empat korban tewas selebihnya adalah rombongan pendaki lain. "Kejadian ini merupakan pelajaran bagi semua, " pungkas Suryanto.
Menurut Suryanto ayah Aris Munandar, putra sulungnya ini sebelum mendaki Gunung Lawu, sempat menelepon Sherly Simolang adik ibunya yang berada di Manado.
Kepada Sherly almarhum mengatakan, pada Desember 2015 berencana main ke Manado. Kedatanganya sekaligus mengundang kerabat ibunya untuk hadir di acara pernikahannya Februari 2016 mendatang.
Sejak bekerja di ibukota alumni Fakultas Ekonomi Unibraw Malang ini memiliki hobi menaklukkan gunung.
Sementara Sutikno (42) paman Aris yang juga adik Suryanto menceritakan bahwa keponakanya juga sempat berkirim pesan pendek (SMS) kepada ibunya.
SMS yang isinya meminta doa restu mendaki Gunung Lawu itu dikirim pada saat dirinya melakukan perjalanan dari Jakarta ke Magetan.
"Tidak dikira SMS itu merupakan komunikasi terakhir Aris dengan mamanya (Adelin Sumolong), " ujar Sutikno.
Sebagai perwakilan keluarga Sutikno menjemput kepulangan jenazah dari rumah sakit Magetan. Jenazah tiba di rumah duka di Blitar sekitar pukul 12.30 WIB.
Kedatangan peti mati warga Kecamatan Sananwetan Kota Blitar itu disambut isak tangis keluarga. Adelin Sumolong (49) ibu Aris dan kerabat yang datang dari Manado Sulawesi Utara menangis histeris.
"Namun keluarga merasa lega jenazah akhirnya bisa dibawa pulang, " tutur Suryanto, Senin (26/10/2015).
Sebelumnya jasad Aris sempat disebut sebagai mister X. Dari tujuh korban tewas kondisinya paling tidak bisa dikenali. Akibatnya jasad tertahan di kamar mayat RSUD dr Sayidiman Magetan.
Meskipun keterangan saksi korban selamat memastikan jasad adalah Aris Munandar, aparat kepolisian Magetan kukuh tidak mengizinkan dibawa pulang sebelum hasil tes DNA keluar.
Menurut Suryanto, putranya ini dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Desa Satrian, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Aris dimakamkan di sebelah kuburan kakeknya.
"Semoga anak saya khusnul khotimah, " katanya. Aris mendaki Gunung Lawu bersama sembilan orang rekannya dari Jakarta.
Sebelumnya berdasarkan keterangan saksi korban selamat, musibah terjadi saat rombongan pendaki hendak turun.
Enam orang lolos dari maut setelah berhasil menghindari kejaran api. Namun tidak bagi Aris, Kartini dan Joko yang berada di posisi paling belakang. Jasad Aris ditemukan di kawasan pos pantau 3 pendakian Gunung Lawu.
Sedangkan jenazah Kartini dan Joko ditemukan di tempat lebih tinggi. Empat korban tewas selebihnya adalah rombongan pendaki lain. "Kejadian ini merupakan pelajaran bagi semua, " pungkas Suryanto.
(sms)