Ojek Pangkalan di Bandung Merasa Kalah Bersaing dengan Gojek

Senin, 26 Oktober 2015 - 16:27 WIB
Ojek Pangkalan di Bandung...
Ojek Pangkalan di Bandung Merasa Kalah Bersaing dengan Gojek
A A A
BANDUNG - Sopir ojek pangkalan di Kota Bandung mengaku mulai merasakan dampak negatif setelah Gojek mulai beroperasi di wilayah mereka. Salah satunya pelanggan mereka berkurang.

Dari berkurangnya pelanggan, para sopir ojek pangkalan jelas merasakan berkurangnya pendapatan. Jika dulu pendapatan mereka bisa di atas Rp50 ribu. Tapi kini pendapatan mereka berkurang drastis.

"Pendapatan mereka enggak lebih dari Rp50 ribu lho sehari. Sekarang menyusut paling Rp20-30 ribu sehari. Uang segitu dapat apa zaman sekarang?" kata Ketua Ojek Pangkalan se-Kota Bandung Kukuh Rianto, di Mapolrestabes Bandung, Senin (26/10/2015).

Para pelanggan ojek konvensional pun banyak yang beralih menggunakan jasa Gojek. Apalagi ada beberapa Gojek yang menyerobot penumpang yang biasa memakai jasa ojek pangkalan. Hal itu yang kemudian dipermasalahkan.

"Kalau mereka enggak ngambil penumpang di pangkalan, buat ojek pangkalan enggak ada masalah," ungkapnya.

Saat ini, total ada lebih dari 6.800 sopir ojek pangkalan yang tersebar di 54 titik se-Kota Bandung. Bahkan diperkirakan jumlahnya lebih banyak karena ada juga sopir 'tembak' yang hanya beroperasi sesekali saja atau sebagai sopir pengganti.

Kukuh pun berharap ojek pangkalan jangan sampai dihapus. Sebab jumlah mereka lebih banyak daripada jumlah sopir GoJek.

"Kalau yang 6.800-an orang itu dihilangkan kan kasihan. Mereka mau dibawa ke mana? Nanti pengangguran akan bertambah," tuturnya.

Meski begitu, pihaknya juga tidak menuntut berlebihan terhadap Gojek. Dia hanya ingin Gojek mengedepankan etika dan tidak mengganggu keberadaan ojek pangkalan.

"Sebetulnya ada solusi. Kita saling bersinergi saja. Kita sikapi dengan bijak, jangan egois. Mereka cari makan, kita cari makan. Intinya yuk cari makan bareng-bareng, itu saja intinya," jelas Kukuh.

Salah satu poin yang ingin dicapai adalah adanya kesepakatan antara ojek pangkalan dan Gojek. Gojek jangan sampai menyerobot penumpang ojek pangkalan.

Misalnya ketika beroperasi, Gojek cukup menjemput atau menurunkan penumpang di pangkalan ojek. Setelah itu giliran ojek pangkalan yang mengantarkan penumpang dari atau ke rumahnya.

"Etika saja. Kami saja sesama ojek pangkalan tidak pernah mau melintas ke daerah yang bukan wilayah operasionalnya. Kami berharap masing-masing punya etika. Itu yang diinginkan, saling membagi rezeki," tandasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1382 seconds (0.1#10.140)