Oplos Gas Elpiji Bersubsidi, 9 Warga Malang Diamankan

Oplos Gas Elpiji Bersubsidi, 9 Warga Malang Diamankan
A
A
A
MALANG - Petugas Reskrim Polres Malang berhasil mengamankan sembilan pelaku pengoplosan atau penyuntikan gas elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram ke dalam tabung gas berukuran 12 Kilogram.
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Purbantoro mengatakan, para tersangka ditangkap pada 22 Oktober di Karangploso, Kabupaten Malang atas informasi masyarakat.
Sebelum para tersangka diamankan, polisi terlebih dahulu mengintaai sebuah rumah di lokasi penangkapan, Dusun Ngepeh, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Dari hasil pengintaian diketahui, rumah itu dijadikan agen oplosan.
"Setelah kami kembangkan informasinya, akhirnya polisi berhasil menangkap para tersangka berserta barang buktinya," ungkap Adam Purbantoro, kepada wartawan, Minggu (25/10/2015).
Para tersangka yang diamankan, tiga di antaranya berasal dari luar Malang. Satu tersangka diinisialkan dengan S diketahui beralamat Desa Erlangga, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Pasuaruan.
Tersangka Ab berlamat di Desa Berat Kulon, kecamatan Kemlangi, Kabupaten Mojokerto, serta tersangka Os dari Kota Batu.
Sedangkan enam tersangka lain masing-masing Za, Mc, SH, BW, MJ, dan OS merupakan warga Malang. Para tersangka diancam penjara di atas lima tahun sebagaimana diatur dalam UU Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas.
Untuk melengkapi proses hukum, polisi menyita baarang bukti berupa dua unit kendaraan roda empat, satu unit pikap nopol B 9847 KAI berisi LPG 12 kilogram sebanyak 34 buah, dan ukuran 3 kilogram sebanyak empat buah.
Polisi juga menyita pikap Carry nopol N8524 DA dengan muatan tabung gas ukuran 12 kilogram enam buah dan elpiji ukuran 3 kilogram sebanyak 63 buah.
Bukti lainnya adalah tiga unit timbangn, lima set alat suntik gas, satu ember plastik berisi tutup dan segel elpiji warna pink, satu plastik warna hijau tempat air sabun dan kain.
"Praktik pengoplosan ini sudah berlangsung selama empat enam bulan. Dalam kurun waktu ini sejumlah gas elpiji bersubsidi yang dioplos telah dijual ke sejumlah tempat," terangnya.
Gas LPG oplosan ini dijual dengan harga miring. Harga yang mereka patok untuk ukuran 12 kilogram hanya Rp105.000, padahal dipasaran ukuran jenis ini harganya Rp131.000. Karena dianggap merugikan konsumen, polisi langsung mengamankan tersangka.
Salah satu tersangka berinisial ZA mengaku, untuk mengoplos tabung gas LPG ukuran 3 kilogram mereka membeli di agen resmi. Sesudah itu, tabung tersebut disuntikan ke tabung berukuran 12 kilogram. "Setiap tabung kami untung Rp30.000," pungkasnya.
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Purbantoro mengatakan, para tersangka ditangkap pada 22 Oktober di Karangploso, Kabupaten Malang atas informasi masyarakat.
Sebelum para tersangka diamankan, polisi terlebih dahulu mengintaai sebuah rumah di lokasi penangkapan, Dusun Ngepeh, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Dari hasil pengintaian diketahui, rumah itu dijadikan agen oplosan.
"Setelah kami kembangkan informasinya, akhirnya polisi berhasil menangkap para tersangka berserta barang buktinya," ungkap Adam Purbantoro, kepada wartawan, Minggu (25/10/2015).
Para tersangka yang diamankan, tiga di antaranya berasal dari luar Malang. Satu tersangka diinisialkan dengan S diketahui beralamat Desa Erlangga, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Pasuaruan.
Tersangka Ab berlamat di Desa Berat Kulon, kecamatan Kemlangi, Kabupaten Mojokerto, serta tersangka Os dari Kota Batu.
Sedangkan enam tersangka lain masing-masing Za, Mc, SH, BW, MJ, dan OS merupakan warga Malang. Para tersangka diancam penjara di atas lima tahun sebagaimana diatur dalam UU Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas.
Untuk melengkapi proses hukum, polisi menyita baarang bukti berupa dua unit kendaraan roda empat, satu unit pikap nopol B 9847 KAI berisi LPG 12 kilogram sebanyak 34 buah, dan ukuran 3 kilogram sebanyak empat buah.
Polisi juga menyita pikap Carry nopol N8524 DA dengan muatan tabung gas ukuran 12 kilogram enam buah dan elpiji ukuran 3 kilogram sebanyak 63 buah.
Bukti lainnya adalah tiga unit timbangn, lima set alat suntik gas, satu ember plastik berisi tutup dan segel elpiji warna pink, satu plastik warna hijau tempat air sabun dan kain.
"Praktik pengoplosan ini sudah berlangsung selama empat enam bulan. Dalam kurun waktu ini sejumlah gas elpiji bersubsidi yang dioplos telah dijual ke sejumlah tempat," terangnya.
Gas LPG oplosan ini dijual dengan harga miring. Harga yang mereka patok untuk ukuran 12 kilogram hanya Rp105.000, padahal dipasaran ukuran jenis ini harganya Rp131.000. Karena dianggap merugikan konsumen, polisi langsung mengamankan tersangka.
Salah satu tersangka berinisial ZA mengaku, untuk mengoplos tabung gas LPG ukuran 3 kilogram mereka membeli di agen resmi. Sesudah itu, tabung tersebut disuntikan ke tabung berukuran 12 kilogram. "Setiap tabung kami untung Rp30.000," pungkasnya.
(san)