Komunitas VW Bukittinggi Bagikan Masker

Sabtu, 24 Oktober 2015 - 23:59 WIB
Komunitas VW Bukittinggi...
Komunitas VW Bukittinggi Bagikan Masker
A A A
BUKITTINGGI - Kabut asap kiriman dari provinsi tetangga terus menyelimuti udara di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Sejumlah komunitas yang peduli mulai berinisiatif membagikan masker gratis.

Peduli dengan kesehatan warga sekitar, sejumlah warga dari komunitas Ranah Minang Volkswagen Club Kota Bukittinggi, membagikan ratusan masker gratis kepada warga yang beraktivitas di luar ruangan.

Di Taman Jam Gadang, pembagian masker diutamakan untuk anak-anak, lansia, dan petugas berseragam. Mayoritas pengunjung terlihat sangat antusias menerima masker gratis ini.

Komunitas VW Bukittinggi Bagikan Masker

Ivan Haykel, salah seorang pengurus komunitas Ramin VW Club Bukittinggi menyebutkan, aksi ini merupakan aksi sosial panggilan hati nurani, menyikapi kabut asap yang menyelimuti Kota Bukittinggi.

Menurutnya, selama ini pemerintah kurang optimal sehingga dibutuhkan aksi nyata secara cepat untuk mengantisipasi terjadinya korban Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat kabut asap.

"Ini makin hari makin parah sementara dari pihak pemda sendiri tidak ada perhatian kepada masyarakat. Jadi ya panggilan nurani kita untuk bergerak. Kalau bukan kita siapa lagi. Kalau berharap dari pemda kayaknya agak susah," kata Ivan, Sabtu (24/10/2015).

Komunitas ini juga mendesak Pemerintah Kota Bukittinggi segera mendirikan posko darurat kabut asap. Posko ini harus dibangun di kawasan strategis dan keramaian serta harus melayani masyarakat yang mengalami gangguan pernapasan atau penyakit lain dampak kabut asap.

Kabut asap kiriman yang menyelimuti Kota Bukittinggi ini telah berlangsung lebih dari dua bulan. Dari hari ke hari, kabut asap terus menebal dengan tingkat kualitas udara dari level tidak sehat hingga level berbahaya.

Stasiun Pemantau Atmosfer Global Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bukik Kototabang di Kabupaten Agam mencatat kualitas udara ini sudah melebihi ambang batas toleransi. Keadaan ini mencapai kondisi terparah di tahun 2015.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8909 seconds (0.1#10.140)