Gangguan Pernapasan karena Asap, Bocah SD di Riau Tewas
A
A
A
PEKANBARU - Korban kabut asap di Riau terus berjatuhan. Kali ini seorang bocah SD Lutfi Aerli (9) tewas diduga karena tak tahan menghirup asap.
Menurut Ery Wirya (48), orang tua korban, sebelum meninggal anaknya mengalami gangguan pernapasan.
"Anak saya meninggal pukul 05.00 WIB di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru karena mengalami kesulitan bernapas," kata Ery, Rabu (21/10/2015).
Dikatakan, anaknya dirawat sejak Selasa (20/10/2015) malam di ruang ICU anak RS Santa Maria. Kemudian sekitar pukul 03.00 WIB kondisinya memburuk.
"Saya semula berada di ruang ICU, tapi saya tidak kuat hati menyaksikan dada anak saya ditekan-tekan untuk membantu pernapasan. Saya keluar, tidak lama dokter mengabarkan anak saya sudah tiada," sebutnya.
Berdasarkan hasil rontgen, lanjut Ery ada asap di dada anaknya."Kata dokter jantung anak saya itu ditutupi awan-awan, saya lihat rontgen memang ada awan-awannya. Saya terus meminta penjelasan apa awan-awan itu. tapi dokternya enggan bicara," ucapnya
Sementara itu juru bicara RS Santa Maria dr Yuliarni mengatakan saat masuk ke ruang ICU kondisi Luthi sudah memburuk.
"Dia mengalami kejang-kejang. Setelah dua jam kita rawat, nyawa tidak tertolong. Apakah kematian karena asap sampai saat ini saya belum mendapat rekap mediknya karena bukan saya yang piket saat itu," pungkasnya.
Menurut Ery Wirya (48), orang tua korban, sebelum meninggal anaknya mengalami gangguan pernapasan.
"Anak saya meninggal pukul 05.00 WIB di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru karena mengalami kesulitan bernapas," kata Ery, Rabu (21/10/2015).
Dikatakan, anaknya dirawat sejak Selasa (20/10/2015) malam di ruang ICU anak RS Santa Maria. Kemudian sekitar pukul 03.00 WIB kondisinya memburuk.
"Saya semula berada di ruang ICU, tapi saya tidak kuat hati menyaksikan dada anak saya ditekan-tekan untuk membantu pernapasan. Saya keluar, tidak lama dokter mengabarkan anak saya sudah tiada," sebutnya.
Berdasarkan hasil rontgen, lanjut Ery ada asap di dada anaknya."Kata dokter jantung anak saya itu ditutupi awan-awan, saya lihat rontgen memang ada awan-awannya. Saya terus meminta penjelasan apa awan-awan itu. tapi dokternya enggan bicara," ucapnya
Sementara itu juru bicara RS Santa Maria dr Yuliarni mengatakan saat masuk ke ruang ICU kondisi Luthi sudah memburuk.
"Dia mengalami kejang-kejang. Setelah dua jam kita rawat, nyawa tidak tertolong. Apakah kematian karena asap sampai saat ini saya belum mendapat rekap mediknya karena bukan saya yang piket saat itu," pungkasnya.
(nag)