Tinggalkan Pendidikan Kimia UNS, Mantap Jadi Polwan

Rabu, 21 Oktober 2015 - 08:00 WIB
Tinggalkan Pendidikan...
Tinggalkan Pendidikan Kimia UNS, Mantap Jadi Polwan
A A A
SEMARANG - Polisi Wanita (Polwan) satu ini punya keahlian di bidang kimia. Bukan tanpa sebab. Sebab, sebelum mendaftar dan diterima jadi polisi, dia sempat kuliah di Pendidikan Kimia hingga semester VI di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Dia adalah Brigadir Polisi Dua (Bripda) Lutfi Aprilla (22). April, sapaan akrabnya, kini bertugas di Rencana dan Administrasi (Renmin) Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Jawa Tengah di bawah komando Kabid Humas Kombes Pol. A. Liliek Darmanto.

"Waktu itu kuliah memang sudah hampir lulus, sudah semester VI. Tapi, saya melihat peluang lebih besar, akhirnya mendaftar polisi," ungkap April saat mengobrol dengan KORAN SINDO di Markas Polda Jawa Tengah.

Dia bercerita, masuk kuliah di UNS pada tahun 2011, selepas lulus SMA Negeri 1 Blora, Jawa Tengah. Pilihan pada Pendidikan Kimia karena dia memang menyukai mata pelajaran itu sejak SMA. Bahkan, menurut April, nilai kimianya selalu lebih tinggi dibanding mata pelajaran lain.

Namun, karena tekadnya sudah bulat, April pun memutuskan cuti kuliah untuk mendaftar. Dia mendaftar melalui pengiriman Polres Blora. Berbagai tahapan seleksi diikuti hingga akhirnya lolos.

Tercatat, mulai Juni 2014 hingga Desember 2014, April menempuh pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Purwokerto alias Diktuk Brigpolwan 2014. Kala itu, Kombes Pol Burhanudin yang kini menjabat Kapolrestabes Semarang masih menjadi Kepala SPN Purwokerto. Selepas lulus, April sempat dua bulan bertugas di Polres Blora sebelum akhirnya ditempatkan di Bidang Humas Polda Jawa Tengah.

Soal rutinitas yang dijalani sekarang, tentunya sangat berbeda dengan sebelumnya. Jika dahulu tiap hari bertemu rumus-rumus kimia, sekarang tugasnya mempersiapkan segala sesuatu termasuk berkas untuk pimpinannya.

"Iya, dulu tiap hari ngelab (praktik laboratorium)," ucapnya sembari tertawa.

Saat kuliah, gadis yang berulang tahun tiap 25 April ini punya pengalaman terkesan. Waktu itu, sekira dua tahun, April menjadi guru les privat mata pelajaran MIPA.

Anak didiknya ada empat orang, dari SD hingga SMA. April menjalani dengan sabar. Tiap hari berangkat petang selepas kuliah, pulang jam 9 malam.

Salah satu pengalamannya, waktu kali pertama memberi les malah ditinggal sepak bola oleh anak didiknya, namanya Fahri. Namun, April tidak menyerah. Dengan berbagai pendekatan, akhirnya mau mengikuti les. Bahkan, saat mengutarakan niat berhenti memberikan les karena ingin mendaftar polisi, orangtua anak didiknya itu sempat tidak mau.

"Hehe, mungkin karena saking udah cocok sama saya, saking sayangnya sama saya. Sekarang dia (Fahri) masih sering kontak. Sekarang sudah SMA, sekolahnya juga termasuk favorit," pungkas Polwan yang tinggal di Aspol Kalisari Semarang ini.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5226 seconds (0.1#10.140)