Ribuan Pesilat Antarkan Ketua Dewan PSHT ke Tempat Peristirahatan Terakhir

MADIUN - Warga Madiun dan para pesilat kehilangan salah satu tokoh sentralnya. Tarmadji Boedi Harsono, Ketua Dewan Perguruan Silat Setia Hati Terate (PSH-Terate) Pusat meninggal di Rumah Sakit Islam (RSI) Madiun pada Selasa (20/10/2015), sekitar pukul 09.15 WIB.

Setelah di semayamkan di pendopo Padepokan, jenazah satu-satunya pendekar tingkat III di SH Terate ini, dimakamkan di belakang Masjid Umar Al Farouk yang berada di Jalan Nila, Kelurahan Nambangan Kidul Kecamatan Manguharjo Kota Madiun yang berjarak 100 meter dari padepokan.

Ribuan pesilat PSHT terlihat mengiringi pemakaman sang guru ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Madiun Moerjoko menyatakan, almarhum mengeluh kelelahan sejak Sabtu sore 17 Oktober. Oleh pihak keluarga Tarmadji kemudian dilarikan ke RSI untuk mendapatkan perawatan. Namun Tuhan berkehendak lain.

“Sejak Kamis 15 Oktober kegiatan beliau sangat padat. Sama Kapolda di Joglo Taman, Sabtu pagi juga ada acara di Polres. Beliau sangat kelelahan,” kata Moerjoko saat memberikan keterangan kepada awak media di rumah duka, Jalan MT Haryono Nomor 80, Kota Madiun.

Bagus Riski Dinarwan, putra almarhum Tarmadji dalam sambutan upacara pemberangkatan jenazah ayahnya mengatakan, sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, ayahnya berpesan agar warga SH Terate, rukun.

Karena selama ini ada sedikit dinamika perselisihan di dalam tubuh perguruan silat yang mempunyai ribuan anggota ini.

“Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, bapak berpesan agar warga SH Terate rukun. Bapak masih ingat ketika diolok-olok, tapi bapak diam saja,” kata Bagus.

Dari rumah duka, jenazah diberangkatkan menuju Padepokan Pusat SH Terate yang berada di Jalan Merak Kota Madiun, dengan kawalan ketat petugas dan diiringi ribuan pelayat yang mayoritas warga Perguruan SH Terate.

Sebelum menjabat sebagai Dewan Pusat SH Terate, Tarmadji Boedi Harsono pernah menjadi Ketua Umum Pusat Perguruan Silat yang didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Utomo tahun 1922. Almarhum mengakhiri masa baktinya sebagai ketua umum pusat pada 10 April 2014 lalu.