Tabung Uap Pabrik Tahu Meledak, 1 Tewas
A
A
A
RANTAUPRAPAT - Sebuah steam alat penguap untuk mencetak tahu meledak di pabrik milik Amirsyah Sinulingga Jalan Sempurna, Lingkungan Terminal, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Minggu (18/10/2015) sekitar pukul 13.30 WIB.
Akibatnya, Junaidi (17) warga Desa Simadihon, Kecamatan Dolok Sigompulon, Kabupaten Paluta, satu dari lima karyawan pekerja pembuat tahu tersebut tewas beberapa menit setelah kejadian.
Kepala bagian depan korban dihantam steam yang biasanya memuat 200-an liter air, sehingga terhempas sekitar 20 meter dari lokasi kejadian, tepatnya di bawah pohon bambu dibelakang pabrik.
Rekan korban bekerja, Daud Rambe (18) dan Irham menceritakan, saat itu mereka akan siap-siap bekerja seperti biasanya.
Korban memulai memasukkan potongan kayu sebagai pembakar dan tanpa curiga sedikitpun akan terjadi apa-apa.
Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba terdengar letusan keras dari arah steam yang diletakkan ditanah dengan ditutupi cor-coran semen dengan besi setebal sekitar 30 centimeter.
Asap tebal berwarna kehitaman membuat mereka berlari menghindar. Setelah itu mereka tidak melihat Junaidi dan mengira telah berlari kedepan.
"Kami lihat dia sudah di bawah pohon bambu. Tadinya kami kira lari kedepan. Saat itu ada luka di keningnya dan dari hidungnya mengeluarkan darah. Kalau gosong tidak ada," kata Daud Rambe, Minggu (18/10/2015).
Dia menjelaskan, steam yang meledak merupakan alat penguap dimana akan dialihkan keperebusan bahan baku tahu.
Biasanya, jika air di dalam steam sudah memanas dan diyakini memiliki uap penuh, maka tombol dibagian ujung pipa akan dibuka.
Tetapi secara tiba-tiba, tabung uap meledak yang mengakibatkan Junaidi tewas serta lokasi berantakan.
Sementara, dalam satu harinya, mereka menerima upah bervariasi antara Rp30.000 dan Rp25.000 yang bekerja mulai pukul 13.00 WIB hingga sore selesai memperoduksi tahu.
"Kami juga bantu menjual tahu di pagi harinya," ujarnya sembari mengatakan dalam satu harinya mereka mampu menghasilkan sekitar 2.000-an potong tahu atau mencapai empat goni berukuran masing-masing 50 kilogram.
Pemilik usaha produksi tahu, Amirsyah Sinulingga menjelaskan, pihaknya selalu mengontrol steam untuk menghindari hal tidak diinginkan. Dirinya juga tidak mengetahui pasti apa penyebab tungku uap tersebut meledak.
Korban sendiri ujarnya, merupakan pegawai yang baru bekerja sekitar satu bulan lalu. "Seringnya ini kami cek, akupun bingung sendiri, mengapa bisa sampai meledak. Kalau usaha saya ini sudah sekitar 12 tahun dan tabungnya sudah saya ganti tiga kali ini," urainya.
Sementara, Wakapolres Labuhanbatu Kompol Sugeng Riyadi mengaku akan melakukan penyelidikan mendalam.
Prediksinya, meledaknya steam diakibatkan tabung tidak berisi air atau uap panas didalam tabung tidak terbagi sesuai ketentuan. Pihaknya juga belum dapat memastikan apa pelanggaran yang diduga dilakukan pemilik usaha.
"Kita proses dulu, dugaan kelalaian masih dalam proses dan akan memeriksa saksi, sejarah, mekanisme dan nanti kita cek apakah ada unsur kelalaian, yang pasti kecelakaan kerja," tegasnya.
Berdasar pantauan dilokasi, selain atap dan dinding gudang yang berserak berantakan, steam yang tadinya tertanam setengah kedalam tanah terlihat berada diatas permukaan.
Sejumlah seng yang telah berwarna hitam, juga masih terlihat tersangkut diatas pohon bambu maupun pohon belukar lainnya.
Jarak material bangunan yang berserak, khususnya seng berada sekitar 20 meter dari lokasi kejadian. Bongkahan steam setebal kurang lebih 30 centimeter juga berada di sekeliling lubang Steam, besi dimana untuk memperkuat cor-coran, terlihat berpatahan menandakan kuatnya ledakan tabung uap.
Akibatnya, Junaidi (17) warga Desa Simadihon, Kecamatan Dolok Sigompulon, Kabupaten Paluta, satu dari lima karyawan pekerja pembuat tahu tersebut tewas beberapa menit setelah kejadian.
Kepala bagian depan korban dihantam steam yang biasanya memuat 200-an liter air, sehingga terhempas sekitar 20 meter dari lokasi kejadian, tepatnya di bawah pohon bambu dibelakang pabrik.
Rekan korban bekerja, Daud Rambe (18) dan Irham menceritakan, saat itu mereka akan siap-siap bekerja seperti biasanya.
Korban memulai memasukkan potongan kayu sebagai pembakar dan tanpa curiga sedikitpun akan terjadi apa-apa.
Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba terdengar letusan keras dari arah steam yang diletakkan ditanah dengan ditutupi cor-coran semen dengan besi setebal sekitar 30 centimeter.
Asap tebal berwarna kehitaman membuat mereka berlari menghindar. Setelah itu mereka tidak melihat Junaidi dan mengira telah berlari kedepan.
"Kami lihat dia sudah di bawah pohon bambu. Tadinya kami kira lari kedepan. Saat itu ada luka di keningnya dan dari hidungnya mengeluarkan darah. Kalau gosong tidak ada," kata Daud Rambe, Minggu (18/10/2015).
Dia menjelaskan, steam yang meledak merupakan alat penguap dimana akan dialihkan keperebusan bahan baku tahu.
Biasanya, jika air di dalam steam sudah memanas dan diyakini memiliki uap penuh, maka tombol dibagian ujung pipa akan dibuka.
Tetapi secara tiba-tiba, tabung uap meledak yang mengakibatkan Junaidi tewas serta lokasi berantakan.
Sementara, dalam satu harinya, mereka menerima upah bervariasi antara Rp30.000 dan Rp25.000 yang bekerja mulai pukul 13.00 WIB hingga sore selesai memperoduksi tahu.
"Kami juga bantu menjual tahu di pagi harinya," ujarnya sembari mengatakan dalam satu harinya mereka mampu menghasilkan sekitar 2.000-an potong tahu atau mencapai empat goni berukuran masing-masing 50 kilogram.
Pemilik usaha produksi tahu, Amirsyah Sinulingga menjelaskan, pihaknya selalu mengontrol steam untuk menghindari hal tidak diinginkan. Dirinya juga tidak mengetahui pasti apa penyebab tungku uap tersebut meledak.
Korban sendiri ujarnya, merupakan pegawai yang baru bekerja sekitar satu bulan lalu. "Seringnya ini kami cek, akupun bingung sendiri, mengapa bisa sampai meledak. Kalau usaha saya ini sudah sekitar 12 tahun dan tabungnya sudah saya ganti tiga kali ini," urainya.
Sementara, Wakapolres Labuhanbatu Kompol Sugeng Riyadi mengaku akan melakukan penyelidikan mendalam.
Prediksinya, meledaknya steam diakibatkan tabung tidak berisi air atau uap panas didalam tabung tidak terbagi sesuai ketentuan. Pihaknya juga belum dapat memastikan apa pelanggaran yang diduga dilakukan pemilik usaha.
"Kita proses dulu, dugaan kelalaian masih dalam proses dan akan memeriksa saksi, sejarah, mekanisme dan nanti kita cek apakah ada unsur kelalaian, yang pasti kecelakaan kerja," tegasnya.
Berdasar pantauan dilokasi, selain atap dan dinding gudang yang berserak berantakan, steam yang tadinya tertanam setengah kedalam tanah terlihat berada diatas permukaan.
Sejumlah seng yang telah berwarna hitam, juga masih terlihat tersangkut diatas pohon bambu maupun pohon belukar lainnya.
Jarak material bangunan yang berserak, khususnya seng berada sekitar 20 meter dari lokasi kejadian. Bongkahan steam setebal kurang lebih 30 centimeter juga berada di sekeliling lubang Steam, besi dimana untuk memperkuat cor-coran, terlihat berpatahan menandakan kuatnya ledakan tabung uap.
(sms)