Ratusan Warga Yogya Gelar Salat Istisqa
A
A
A
YOGYAKARTA - Musibah kekeringan yang melanda beberapa daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membuat prihatin warga. Rabu (14/10/2015) pagi, ratusan warga menggelar Salat Istisqa atau salat minta hujan di halaman Balai Kota Yogyakarta.
Khatib Prof Muhammad dalam khotbahnya mengatakan, yang utama salat digelar untuk meminta ampunan atas segala dosa yang selama ini dilakukan. Salat juga untuk meminta hujan demi mengurangi penderitaan masyarakat yang mengalami musibah akibat kekeringan.
"Sekarang sudah Oktober tapi belum juga hujan walaupun sudah ada mendung. Mungkin ini juga karena banyaknya dosa yang kita lakukan selama ini. Karena itu kita meminta ampunan dan meminta hujan," ucap Muhammad.
Ia mengtakan, wilayah Kota Yogyakarta memang tidak begitu merasakan dampak kemarau yang berkepanjangan. Namun, beberapa daerah di DIY mengalami kesulitan air bersih dan masyarakat di daerah lain bahkan harus berjuang menghadapi kabut asap.
"Saudara-saudara kita yang terkena polusi asap juga cukup menderita. Harapan kita semua supaya segera turun hujan secara nasional, yakni hujan yang memberikan kemaslahatan," terangnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk terus mengintrospeksi diri, memperbanyak ibadah dan amal kebaikan, serta memohon ampunan kepada Allah SWT. Kelak, jika hujan turun, masyarakat jangan lupa akan karunia yang telah diberikan Tuhan. "Hujan yang turun harus benar-benar kita maknai sebagai berkah," ujarnya.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang turut menjalankan Salat Istisqa mengaku, wilayah Kota Yogya memang tidak terdampak langsung kemarau yang berpotensi berkepanjangan. Sebaliknya, banyak daerah lain yang merasakan kesulitan hidup lantaran musim kemarau kali ini.
"Ini sebagai salah satu cara ikhtiar yang dilakukan warga. Pelaksanaan salat yang bertepatan dengan perayaan Satu Muharram, menjadi salah satu cara yang baik untuk merayakan tahun baru bagi umat Islam," katanya.
PILIHAN:
Nenek Fatimah Terpanggang di Kamar Mandi
Khatib Prof Muhammad dalam khotbahnya mengatakan, yang utama salat digelar untuk meminta ampunan atas segala dosa yang selama ini dilakukan. Salat juga untuk meminta hujan demi mengurangi penderitaan masyarakat yang mengalami musibah akibat kekeringan.
"Sekarang sudah Oktober tapi belum juga hujan walaupun sudah ada mendung. Mungkin ini juga karena banyaknya dosa yang kita lakukan selama ini. Karena itu kita meminta ampunan dan meminta hujan," ucap Muhammad.
Ia mengtakan, wilayah Kota Yogyakarta memang tidak begitu merasakan dampak kemarau yang berkepanjangan. Namun, beberapa daerah di DIY mengalami kesulitan air bersih dan masyarakat di daerah lain bahkan harus berjuang menghadapi kabut asap.
"Saudara-saudara kita yang terkena polusi asap juga cukup menderita. Harapan kita semua supaya segera turun hujan secara nasional, yakni hujan yang memberikan kemaslahatan," terangnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk terus mengintrospeksi diri, memperbanyak ibadah dan amal kebaikan, serta memohon ampunan kepada Allah SWT. Kelak, jika hujan turun, masyarakat jangan lupa akan karunia yang telah diberikan Tuhan. "Hujan yang turun harus benar-benar kita maknai sebagai berkah," ujarnya.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang turut menjalankan Salat Istisqa mengaku, wilayah Kota Yogya memang tidak terdampak langsung kemarau yang berpotensi berkepanjangan. Sebaliknya, banyak daerah lain yang merasakan kesulitan hidup lantaran musim kemarau kali ini.
"Ini sebagai salah satu cara ikhtiar yang dilakukan warga. Pelaksanaan salat yang bertepatan dengan perayaan Satu Muharram, menjadi salah satu cara yang baik untuk merayakan tahun baru bagi umat Islam," katanya.
PILIHAN:
Nenek Fatimah Terpanggang di Kamar Mandi
(zik)