Ditinggal Kabur Mempelai Wanita
A
A
A
SLEMAN - Malang nasib yang Jamali (36), warga Dusun Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Baru satu minggu menikah, dia sudah ditinggal kabur istrinya.
Berbulan-bulan, Jamali mencari istrinya Anik Siyamtini (19). Namun hingga kini masih belum membuahkan hasil. Bagaimana ceritanya?
Kepada wartawan, Jamali mengisahkan, dia menikah pada 11 Agustus 2015, di rumah orangtua Anik, Dusun Sidorejo, Jemowo, Musuk, Boyolali. Pada Sabtu 15 Agustus 2015, dilakukan acara ngunduh mantu di rumahnya, Dusun Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Selama itu, kehidupan keluarga kecilnya bersama Anik berjalan biasa.
Sehari setelah acara ngunduh mantu, pada Minggu 16 Agustus 2015, kakak dari istrinya siang hari datang mengantar motor Yamaha Jupiter baru untuk Anik.
Pada Senin 17 Agustus 2015, sekitar pukul 11.00 WIB, saat rumahnya masih didatangi tamu, termasuk keluarga Anik dari Boyolali, Jamali yang masih menemui tamu tiba-tiba dipamiti istrinya yang beralasan mau ke warung.
"Pamitnya ke warung, kebetulan di luar rumah ada motor saya, Vario. Saya tawari enggak mau, pilih bawa motornya (Jupiter)," terangnya, saat berbincang dengan wartawan, Sabtu (10/10/2015).
Lima belas menit berlalu, Anik tak kembali. Khawatir terjadi hal yang tak diinginkan, Jamali menyusul ke warung tapi tak bertemu dengan istrinya. Jamali pun berinisiatif menelepon ponsel istrinya, namun tak diangkat.
Istrinya waktu itu hanya mengirim pesan singkat bahwa motornya bocor, dan sedang menunggu ditambal. Dalam pesan itu, Anik berpesan supaya suaminya tidak menyusul karena dia mengaku sudah membawa uang.
Setelah menerima pesan itu, sekitar pukul 12.00 WIB, ponsel Anik tak lagi aktif. Merasa khawatir, siang hingga sore itu Jamali mencari istrinya sampai pergi ke rumah mertuanya di Boyolali. Namun pencariannya sia-sia.
Mertuanya mengaku tak tahu. Dia yang waktu itu ingin melapor ke polisi pun dilarang. Seiring berjalannya waktu, hingga berbulan-bulan Jamali terus mencari sampai ke rumah saudara-saudara istrinya, namun tidak ada yang tahu.
"Sampai sekarang belum pulang, keluarga mertua juga bilang tidak tahu," ucapnya.
Jamali mengungkapkan, awal pertemuan dia dengan istrinya terjadi di Boyolali, pada Januari 2015. Kebetulan, saudaranya ada yang rumahnya bertetangga dengan rumah Anik.
Setelah kenal dan beberapa kali bertemu, orangtua Jamali diwakili saudara yang ada di Boyolali menemui orangtua Anik untuk melanjutkan hubungan yang lebih serius.
Setelah orangtua setuju, Jamali dan Anik pun menikah, pada 11 Agustus 2015. Setelah pernikahan itu, Jamali tak menduga bakal ditinggal kabur istrinya tanpa ada kejelasan.
Jamali menduga, saat istrinya kabur itu memang sudah ada orang yang menjemput. Sebab, istrinya itu belum banyak tahu jalan di Dusunnya Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Dia tetap berharap istrinya mau pulang.
"Saya berharap dia kembali, mau dilanjut apa tidak nanti bisa dibicarakan, yang penting kembali," pungkasnya penuh harap.
Berbulan-bulan, Jamali mencari istrinya Anik Siyamtini (19). Namun hingga kini masih belum membuahkan hasil. Bagaimana ceritanya?
Kepada wartawan, Jamali mengisahkan, dia menikah pada 11 Agustus 2015, di rumah orangtua Anik, Dusun Sidorejo, Jemowo, Musuk, Boyolali. Pada Sabtu 15 Agustus 2015, dilakukan acara ngunduh mantu di rumahnya, Dusun Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Selama itu, kehidupan keluarga kecilnya bersama Anik berjalan biasa.
Sehari setelah acara ngunduh mantu, pada Minggu 16 Agustus 2015, kakak dari istrinya siang hari datang mengantar motor Yamaha Jupiter baru untuk Anik.
Pada Senin 17 Agustus 2015, sekitar pukul 11.00 WIB, saat rumahnya masih didatangi tamu, termasuk keluarga Anik dari Boyolali, Jamali yang masih menemui tamu tiba-tiba dipamiti istrinya yang beralasan mau ke warung.
"Pamitnya ke warung, kebetulan di luar rumah ada motor saya, Vario. Saya tawari enggak mau, pilih bawa motornya (Jupiter)," terangnya, saat berbincang dengan wartawan, Sabtu (10/10/2015).
Lima belas menit berlalu, Anik tak kembali. Khawatir terjadi hal yang tak diinginkan, Jamali menyusul ke warung tapi tak bertemu dengan istrinya. Jamali pun berinisiatif menelepon ponsel istrinya, namun tak diangkat.
Istrinya waktu itu hanya mengirim pesan singkat bahwa motornya bocor, dan sedang menunggu ditambal. Dalam pesan itu, Anik berpesan supaya suaminya tidak menyusul karena dia mengaku sudah membawa uang.
Setelah menerima pesan itu, sekitar pukul 12.00 WIB, ponsel Anik tak lagi aktif. Merasa khawatir, siang hingga sore itu Jamali mencari istrinya sampai pergi ke rumah mertuanya di Boyolali. Namun pencariannya sia-sia.
Mertuanya mengaku tak tahu. Dia yang waktu itu ingin melapor ke polisi pun dilarang. Seiring berjalannya waktu, hingga berbulan-bulan Jamali terus mencari sampai ke rumah saudara-saudara istrinya, namun tidak ada yang tahu.
"Sampai sekarang belum pulang, keluarga mertua juga bilang tidak tahu," ucapnya.
Jamali mengungkapkan, awal pertemuan dia dengan istrinya terjadi di Boyolali, pada Januari 2015. Kebetulan, saudaranya ada yang rumahnya bertetangga dengan rumah Anik.
Setelah kenal dan beberapa kali bertemu, orangtua Jamali diwakili saudara yang ada di Boyolali menemui orangtua Anik untuk melanjutkan hubungan yang lebih serius.
Setelah orangtua setuju, Jamali dan Anik pun menikah, pada 11 Agustus 2015. Setelah pernikahan itu, Jamali tak menduga bakal ditinggal kabur istrinya tanpa ada kejelasan.
Jamali menduga, saat istrinya kabur itu memang sudah ada orang yang menjemput. Sebab, istrinya itu belum banyak tahu jalan di Dusunnya Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Dia tetap berharap istrinya mau pulang.
"Saya berharap dia kembali, mau dilanjut apa tidak nanti bisa dibicarakan, yang penting kembali," pungkasnya penuh harap.
(san)