Duit Rp4 Juta Dijambret, Nurlina Menangis di Kantor Polisi
Duit Rp4 Juta Dijambret, Nurlina Menangis di Kantor Polisi
A
A
A
BATAM - Nurlina (32), warga Perumahan Pluto Blok B nomor 8, Kelurahan Tanjunguncang menangis di kantor polisi.
Pasalnya, ibu muda tersebut menjadi korban penjambretan di Jalan Brigjen Katamso tepatnya di depan kawasan Tunas Regency, Jumat (10/10/2015).
Akibatnya, dompet besar berisikan uang sebanyak Rp4,8 juta dan handphone raib dibawa pelaku.
Sambil menangis, Nurlina menceritakan, kalau dia dipepet pelaku yang mengunakan sepeda motor Yamaha Mio warna merah saat ingin pulang dari Fanindo menuju rumahnya.
Honda Beat warna putih bernopol BP 3682 ID yang dikendarainya nyari jatuh ketika pelaku merampas dompetnya.
"Langsung dipepet. Satu orang pelakunya dengan ciri-ciri badan kecil, saya hampir jatuh juga bersama anak saya," kata Nurlina sambil bercucuran air mata.
Korban sempat mengejar pelaku ke arah Fanindo karena setelah kejadian tib-tiba pelaku memutar balik di U-trun depan Tunas Regency.
Namum pengejarannya tak berbuah hasil. Dalam pengejarannya sambil teriak maling, tapi warga setempat tak memperdulikannya sehingga pelaku lolos begitu saja.
Menurutnya, kalau ada warga setempat yang mau menolong pelakunya tentu dapat. Dia heran dengan warga yang melihat tidak memperdulikannya.
"Saya sempat kejar, tapi tak dapat. Kesalnya, warga tadi ramai yang melihat saya sambil teriak maling. Semuanya (warga) diam saja, padahal pelakunya lama berhenti saat berada di U-trun tadi," sebutnya.
Petugas Sentral Pelayanan Kepolisian Polsek Batuaji yang menerima Nurlina menyarankan agar melaporkan kejadiannya ke Polsek Sagulung lantaran kejadiannya berada di wilayah hukum Polsek Sagulung.
"Kejadiannya di Sagulung, sebaiknya ibu lapor ke Polsek Sagulung saja," ujar polisi yang bertugas.
Setelah mendapat penjelasan itu, Nurlina memilih pulang ke rumah dahulu untuk menenangkan diri serta melihat anaknya yang tinggal di rumah sendirian.
Dia menyampaikan sebelum ke Polsek Sagulung agar membicarakannya terlebih dahulu dengan keluarganya. "Anak saya di rumah sendirian, saya pulang dulu. Nanti baru melapor ke Sagulung," pungkasnya.
Pasalnya, ibu muda tersebut menjadi korban penjambretan di Jalan Brigjen Katamso tepatnya di depan kawasan Tunas Regency, Jumat (10/10/2015).
Akibatnya, dompet besar berisikan uang sebanyak Rp4,8 juta dan handphone raib dibawa pelaku.
Sambil menangis, Nurlina menceritakan, kalau dia dipepet pelaku yang mengunakan sepeda motor Yamaha Mio warna merah saat ingin pulang dari Fanindo menuju rumahnya.
Honda Beat warna putih bernopol BP 3682 ID yang dikendarainya nyari jatuh ketika pelaku merampas dompetnya.
"Langsung dipepet. Satu orang pelakunya dengan ciri-ciri badan kecil, saya hampir jatuh juga bersama anak saya," kata Nurlina sambil bercucuran air mata.
Korban sempat mengejar pelaku ke arah Fanindo karena setelah kejadian tib-tiba pelaku memutar balik di U-trun depan Tunas Regency.
Namum pengejarannya tak berbuah hasil. Dalam pengejarannya sambil teriak maling, tapi warga setempat tak memperdulikannya sehingga pelaku lolos begitu saja.
Menurutnya, kalau ada warga setempat yang mau menolong pelakunya tentu dapat. Dia heran dengan warga yang melihat tidak memperdulikannya.
"Saya sempat kejar, tapi tak dapat. Kesalnya, warga tadi ramai yang melihat saya sambil teriak maling. Semuanya (warga) diam saja, padahal pelakunya lama berhenti saat berada di U-trun tadi," sebutnya.
Petugas Sentral Pelayanan Kepolisian Polsek Batuaji yang menerima Nurlina menyarankan agar melaporkan kejadiannya ke Polsek Sagulung lantaran kejadiannya berada di wilayah hukum Polsek Sagulung.
"Kejadiannya di Sagulung, sebaiknya ibu lapor ke Polsek Sagulung saja," ujar polisi yang bertugas.
Setelah mendapat penjelasan itu, Nurlina memilih pulang ke rumah dahulu untuk menenangkan diri serta melihat anaknya yang tinggal di rumah sendirian.
Dia menyampaikan sebelum ke Polsek Sagulung agar membicarakannya terlebih dahulu dengan keluarganya. "Anak saya di rumah sendirian, saya pulang dulu. Nanti baru melapor ke Sagulung," pungkasnya.
(nag)
Explore More