Pangdam I Bukit Barisan Klaim di Riau Tidak Ada Titik Api
A
A
A
PADANG - Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Lodewyk Pusung mengklaim, saat ini di Provinsi Riau dan Sumatera Barat sudah ada lagi titik api.
“Di Riau tidak ada lagi titik api, sama dengan yang ada di Sumatera Barat. Tetapi Riau masih tertutup kabut asap, itu kiriman dari Sumatera Selatan. Bahkan ada yang dari Kalimantan, karena di sana yang terbakar luar biasa,” ujarnya, di Makorem 032 Wirabraja Padang, Jalan Jenderal Sudirman, Kamis (8/10/2015).
Untuk memadamkan api, kata jenderal bintang dua ini, pihaknya sudah menurunkan anggota dari Mabes TNI AD, AU, dan AL sebanyak 1.059 personel, dibantu pasukan dari Kodam sebanyak 1.250 personel. Pasukan itu sudah satu bulan di sana.
“Jadi jumlah mereka ada sekitar 2.000 orang lebih, ditambah dengan masyarakat-masyarakat peduli api yang diorganisir oleh Korem dan Polda, bersama aparat untuk memadamkan api,” katanya.
Kodam juga sudah menggelar operasi posko kesehatan di sana untuk mengobati warga yang terkena penyakit ISPA dan gata-gatal.
“Kami buka selama satu bulan dan kemarin saya perintahkan mereka harus mobile mendatangi kampung-kampung untuk bisa mengobati masyarakat. Kalau di kampung-kampung, masyarakat yang tidak punya sepeda motor dia tidak bisa bergerak sulit mendatangi posko pengobatan itu,” terangnya.
Sementara itu, pasukan dari mabes belum bisa dikembalikan lagi jika asapnya belum bisa hilang pasukan ditahan dulu.
“Untuk pasukan semi AD, kami kerjasamakan dengan pemda untuk membuat kanal-kanal di sekitar Riau, seperti di Kampar, Pelelawan, untuk mengantisipasi supaya kedepan tidak ada terbakar lagi,” ujarnya.
Saat memadamkan tim pemadam mengalami kesulitan air, dan kedepan depan membuat kolam-kolam kecil atau kanal-kanal blok, sehingga musim hujan penuh dengan air setelah musim kering tidak habis, tapi tertahan di blok-blok kanal.
“Kalau terjadi kebakaran kami tidak lagi kesulitan air untuk memadamkan api,” jelasnya.
Kemudian, untuk mengantisipasi agar tidak lagi terjadi kebakaran hutan, pihaknya akan melakukan patroli-patroli bersama dengan Danremdan Dandim disetiap daerah yang rawan kebakaran dan seluruh daerah Riau.
“Itu dilakukan sejak bulan Mei sampai Juni depan, sebab bulan-bulan ini musim kemarau datang dan sering pembakaran hutan, mencegah lebih dari pada pemadaman, dan kami dibantu oleh masyarakat peduli api,” pungkasnya.
“Di Riau tidak ada lagi titik api, sama dengan yang ada di Sumatera Barat. Tetapi Riau masih tertutup kabut asap, itu kiriman dari Sumatera Selatan. Bahkan ada yang dari Kalimantan, karena di sana yang terbakar luar biasa,” ujarnya, di Makorem 032 Wirabraja Padang, Jalan Jenderal Sudirman, Kamis (8/10/2015).
Untuk memadamkan api, kata jenderal bintang dua ini, pihaknya sudah menurunkan anggota dari Mabes TNI AD, AU, dan AL sebanyak 1.059 personel, dibantu pasukan dari Kodam sebanyak 1.250 personel. Pasukan itu sudah satu bulan di sana.
“Jadi jumlah mereka ada sekitar 2.000 orang lebih, ditambah dengan masyarakat-masyarakat peduli api yang diorganisir oleh Korem dan Polda, bersama aparat untuk memadamkan api,” katanya.
Kodam juga sudah menggelar operasi posko kesehatan di sana untuk mengobati warga yang terkena penyakit ISPA dan gata-gatal.
“Kami buka selama satu bulan dan kemarin saya perintahkan mereka harus mobile mendatangi kampung-kampung untuk bisa mengobati masyarakat. Kalau di kampung-kampung, masyarakat yang tidak punya sepeda motor dia tidak bisa bergerak sulit mendatangi posko pengobatan itu,” terangnya.
Sementara itu, pasukan dari mabes belum bisa dikembalikan lagi jika asapnya belum bisa hilang pasukan ditahan dulu.
“Untuk pasukan semi AD, kami kerjasamakan dengan pemda untuk membuat kanal-kanal di sekitar Riau, seperti di Kampar, Pelelawan, untuk mengantisipasi supaya kedepan tidak ada terbakar lagi,” ujarnya.
Saat memadamkan tim pemadam mengalami kesulitan air, dan kedepan depan membuat kolam-kolam kecil atau kanal-kanal blok, sehingga musim hujan penuh dengan air setelah musim kering tidak habis, tapi tertahan di blok-blok kanal.
“Kalau terjadi kebakaran kami tidak lagi kesulitan air untuk memadamkan api,” jelasnya.
Kemudian, untuk mengantisipasi agar tidak lagi terjadi kebakaran hutan, pihaknya akan melakukan patroli-patroli bersama dengan Danremdan Dandim disetiap daerah yang rawan kebakaran dan seluruh daerah Riau.
“Itu dilakukan sejak bulan Mei sampai Juni depan, sebab bulan-bulan ini musim kemarau datang dan sering pembakaran hutan, mencegah lebih dari pada pemadaman, dan kami dibantu oleh masyarakat peduli api,” pungkasnya.
(san)