Mulai Redup, Kejayaan Wisata Danau Toba Kembali Dipulihkan
A
A
A
DOLOKSANGGUL - Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata sedang melakukan tata kelola destinasi pariwisata Cluster Toba. Pembangunan tatakelola pariwisata tersebut diharapkan akan mampu memulihkan kejayaan pariwisata Danau Toba.
Fasilitator Lokal (Faslok) Destination Management Organization (DMO) Cluster Toba Harianto Sinaga mengatakan, bahwa saat ini kementerian pariwisata telah mengembangkan dan membentuk forum tatakelola.
Forum tatakelola ini akan bekerja maksimal untuk pengembangan pariwisata di Danau Toba. Nantinya, forum tatakelola akan menggabungkan berbagai aspek yang dibutuhkan untuk pengembangan danau toba.
Termasuk, lintas instansi yang memiliki keterkaitan untuk pengembangan pariwisata. “Konsep yang sedang dilaksanakan ini sejalan dengan konsep 25 Kawasan Stategis Pariwisata Nasional (KSPN) di seluruh Indonesia,” katanya, Selasa (6/10/2015).
Dalam melakukan tata kelola destinasi pariwisata Danau Toba, Kementerian Pariwisaata akan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri dan akan menerbitkan Keputusan Presiden tentang Badan Percepatan Pengelola Pariwisata Danau Toba.
"Hal ini menyerupai Nusa Dua Tourism Authority," katanya.
Karena itu, Harianto berharap seluruh pemerintah di kawasan Danau Toba mendukung pembentukan forum tersebut. Agar nantinya pemulihan pengembalian kejayaan pariwisata Danau Toba dapat terwujud.
“Karena perbaikan dan pemulihan kejayaan Danau Toba tersebut harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh pihak. Baik dari Pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat,” paparnya.
Selama ini, menurut Harianto, penurunan kunjungan wisata kususnya mancanegara ke kawasan Danau Toba disebabkan berbagai aspek. Salah satunya tidak tidak ada pengembangan kawasan, termasuk promosi dan penataan yang lebih baik.
Kedepan, hal ini akan menjadi salah satu catatan yang akan dilakukan DMO cluster Toba, bekerjasama dengan seluruh forum tatakelola pariwisata.
“Intinya, Danau Toba akan menjadi perhatian pemerintah pusat dalam pengembangan dan pembangunan kepariwisataan. Pengakuan itu menunjukkan bahwa ada potensi besar di kawasan Kaldera Toba yang bisa dijadikan untuk pengembangan kepariwisataan diberbagai kabupaten di sekitar Danau Toba,” paparnya.
Sementara itu, salah satu pelaku pariwisata di Simalungun, Charles Situmorang mengatakan, ada empat aspek yang harus dibenahi untuk perbaikian Danau Toba.
Yang pertama meliputi klasifikasi pasar yang akan ditargetkan menjadi pengunjung Danau Toba. Selanjutnya, promosi sesuai dengan klasifikasi pasar. Termasuk upaya untuk menjangkau pasar dan memperkenalkan lebih lengkap tentang danau toba.
Kemudian, pihak pemerintah juga harus membenahi akseblitias ke kawasan Danau Toba. “Dan yang terakhir adalah pembenahan sumber daya manusia. Termasuk membenahi masyarakat agar menjadi masyarakat pariwisata,” paparnya.
Fasilitator Lokal (Faslok) Destination Management Organization (DMO) Cluster Toba Harianto Sinaga mengatakan, bahwa saat ini kementerian pariwisata telah mengembangkan dan membentuk forum tatakelola.
Forum tatakelola ini akan bekerja maksimal untuk pengembangan pariwisata di Danau Toba. Nantinya, forum tatakelola akan menggabungkan berbagai aspek yang dibutuhkan untuk pengembangan danau toba.
Termasuk, lintas instansi yang memiliki keterkaitan untuk pengembangan pariwisata. “Konsep yang sedang dilaksanakan ini sejalan dengan konsep 25 Kawasan Stategis Pariwisata Nasional (KSPN) di seluruh Indonesia,” katanya, Selasa (6/10/2015).
Dalam melakukan tata kelola destinasi pariwisata Danau Toba, Kementerian Pariwisaata akan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri dan akan menerbitkan Keputusan Presiden tentang Badan Percepatan Pengelola Pariwisata Danau Toba.
"Hal ini menyerupai Nusa Dua Tourism Authority," katanya.
Karena itu, Harianto berharap seluruh pemerintah di kawasan Danau Toba mendukung pembentukan forum tersebut. Agar nantinya pemulihan pengembalian kejayaan pariwisata Danau Toba dapat terwujud.
“Karena perbaikan dan pemulihan kejayaan Danau Toba tersebut harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh pihak. Baik dari Pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat,” paparnya.
Selama ini, menurut Harianto, penurunan kunjungan wisata kususnya mancanegara ke kawasan Danau Toba disebabkan berbagai aspek. Salah satunya tidak tidak ada pengembangan kawasan, termasuk promosi dan penataan yang lebih baik.
Kedepan, hal ini akan menjadi salah satu catatan yang akan dilakukan DMO cluster Toba, bekerjasama dengan seluruh forum tatakelola pariwisata.
“Intinya, Danau Toba akan menjadi perhatian pemerintah pusat dalam pengembangan dan pembangunan kepariwisataan. Pengakuan itu menunjukkan bahwa ada potensi besar di kawasan Kaldera Toba yang bisa dijadikan untuk pengembangan kepariwisataan diberbagai kabupaten di sekitar Danau Toba,” paparnya.
Sementara itu, salah satu pelaku pariwisata di Simalungun, Charles Situmorang mengatakan, ada empat aspek yang harus dibenahi untuk perbaikian Danau Toba.
Yang pertama meliputi klasifikasi pasar yang akan ditargetkan menjadi pengunjung Danau Toba. Selanjutnya, promosi sesuai dengan klasifikasi pasar. Termasuk upaya untuk menjangkau pasar dan memperkenalkan lebih lengkap tentang danau toba.
Kemudian, pihak pemerintah juga harus membenahi akseblitias ke kawasan Danau Toba. “Dan yang terakhir adalah pembenahan sumber daya manusia. Termasuk membenahi masyarakat agar menjadi masyarakat pariwisata,” paparnya.
(san)