Padamkan Kebakaran Lahan, Warga Pangkalan Balai Tewas
A
A
A
BANYUASIN - Yahya (52) warga Desa Lubuk Lancang, Suak Tapeh, Pangkalan Balai tewas terbakar saat memadamkan kebakaran lahan.
Peristiwa tragis itu bermula saat korban melihat kobaran api di lahan dekat kebun miliknya. Secara spontan, koran langsung bergegas menuju lokasi dan berupaya memadam api agar tidak merambat ke kebun karet miliknya.
Namun malang nasib korban, saat berusaha memadamkan api dia terjebak dan terkepung api. Diduga karena terlalu banyak mengisap asap, membuat korban lemas dan pingsan hingga akhirnya membuat tubuhnya terbakar.
Burhan (45), tetangga korban mengatakan, saat kebakaran terjadi korban yang panik langsung berupaya memadamkan api, yang dikhawatirkan akan merambat ke kebun mililknya.
"Korban meninggalkan istri dan lima anak. Yang kami sayangkan, saat kejadian itu tidak ada bantuan dari pemadam kebakaran, padahal kobaran api cukup besar," katanya.
Dia berharap kejadian seperti itu tidak terulang kembali dan harus menjadi perhatian pemerintah ke depan, untuk lebih serius mengatasi masalah ini.
"Kita berharap, Pemkab Banyuasin melalui instansi terkait bisa lebih peka dan tanggap apabila ada kejadian kebakaran seperti yang terjadi di desa kami. Jika saja mobil pemadam bisa cepat sampai dan menolong kami, mungkin nyawa Yahya bisa selamat," katanya.
Kades Lubuk Lancang Tamrin membenarkan peristiwa kebakaran lahan yang menyebabkan satu warganya meninggal.
"Saat itu ada belasan warga datang kelokasi kejadian dan berupaya memadamkan api, untuk menyelamatkan lahan kebun karet mereka. Tapi karena jarak lokasi kejadian dari desa memakan waktu 1,5 jam, membuat warga lainnya tak bisa membantu," pungkasnya.
Peristiwa tragis itu bermula saat korban melihat kobaran api di lahan dekat kebun miliknya. Secara spontan, koran langsung bergegas menuju lokasi dan berupaya memadam api agar tidak merambat ke kebun karet miliknya.
Namun malang nasib korban, saat berusaha memadamkan api dia terjebak dan terkepung api. Diduga karena terlalu banyak mengisap asap, membuat korban lemas dan pingsan hingga akhirnya membuat tubuhnya terbakar.
Burhan (45), tetangga korban mengatakan, saat kebakaran terjadi korban yang panik langsung berupaya memadamkan api, yang dikhawatirkan akan merambat ke kebun mililknya.
"Korban meninggalkan istri dan lima anak. Yang kami sayangkan, saat kejadian itu tidak ada bantuan dari pemadam kebakaran, padahal kobaran api cukup besar," katanya.
Dia berharap kejadian seperti itu tidak terulang kembali dan harus menjadi perhatian pemerintah ke depan, untuk lebih serius mengatasi masalah ini.
"Kita berharap, Pemkab Banyuasin melalui instansi terkait bisa lebih peka dan tanggap apabila ada kejadian kebakaran seperti yang terjadi di desa kami. Jika saja mobil pemadam bisa cepat sampai dan menolong kami, mungkin nyawa Yahya bisa selamat," katanya.
Kades Lubuk Lancang Tamrin membenarkan peristiwa kebakaran lahan yang menyebabkan satu warganya meninggal.
"Saat itu ada belasan warga datang kelokasi kejadian dan berupaya memadamkan api, untuk menyelamatkan lahan kebun karet mereka. Tapi karena jarak lokasi kejadian dari desa memakan waktu 1,5 jam, membuat warga lainnya tak bisa membantu," pungkasnya.
(nag)